Bab 32

44.7K 4.6K 36
                                    

Pagi hari menyapa lagi, udara sejuk menyeruak dari luar jendela, dan embun pagi sudah pasti turut mengisi. Tapi itu hanya akan sebentar saja karena arunika mulai menampakkan dirinya dari langit timur sana. Kini jarum pendek menunjuk di angka 06.00 wib, masih cukup pagi.

Adwan sudah bersiap-siap sedaritadi karena hari ini ia akan sedikit sibuk di pesantrennya, dan harus berangkat pagi. Sementara Saras, ia belum bangun juga dari tidurnya setelah sholat subuh diawal pagi tadi. Padahal yang bergadang semalaman ini adalah Adwan, tapi kenapa malah ia yang jadi di tolerir.

Pun Adwan berdiri fokus menatap istrinya yang sama sekali tidak bergeming. Hanya tidur ? Perasaannya jadi was-was seketika. Tanpa pikir panjang, ia langsung mendatangi Saras ke tempat tidur, lalu membalikkan badannya.

"ASTAGHFIRULLAH, PANAS BANGET!" panik Adwan merasakan suhu badan Saras.

Adwan menepuk bahu bahus Saras beberapa kali, namun Saras tak bergeming sama sekali. bahkan matanya tertutup rapat. Ah, yang benar saja! Itu membuatnya semakin panik.

"Sayang, bangun hei !" panik Adwan beralih menepuk pipi Saras.
Sama saja, Saras tetap menutup rapat matanya. Entah sadar atau bagaimana.

"SARAS, KAMU KENAPA HEI ? PLIS JANGAN GINI. BANGUN SAYANG, BANGUN HEI !" panik Adwan semakin menjadi.

Tiba-tiba terlihat mata Saras yang mulai bergerak-gerak, dan perlahan membuka sempurna. Ah, pandangannya terlihat begitu sayu.

Sontak, Adwan menarik napas lega melihat Saras yang membuka matanya.

"Kita ke rumah sakit sekarang !" sambar Adwan.

Saras menatap sayu Adwan, lalu menggelengkan lemah kepalanya.

"Sayang, badan kamu panas banget, kamu harus berobat" sambar Adwan lagi.

"Aku mau istirahat aja" lirih Saras.

"Tapi panasnya harus di turunin dulu. Aku beli obat ke apotik depan bentar ya" sambut Adwan dan langsung ingin beranjak.

"Kamu aja yang kompres" Saras menahan tangan Adwan.

"T-tapi, Sayang........"

"Aku ngga mau ditinggal" lirih Saras lagi.

Adwan tidak tahu lagi harus bagaimana jika Saras berkata demikian. Pun tampak ia yang menghela napas panjang.

"Yaudah, bentar !" ucap Adwan dan berlalu mengambil alat kompres.

.....

Pun tak berapa lama, Adwan sudah kembali, dan segera meletakkan kompres di kening Saras.

"Kamu belum makan, aku masakin bubur ya" ucap Adwan.

"Nanti aja"

"Sayang, kamu jangan gini dong !  Aku ngga tau cara ngobatin kamu kalau kamu nolak semuanya"

Saras sedikit takut mendengar ucapan Adwan, dan terpaksa mengiyakan akhirnya.

"Yaudah, masakin. Tapi cepat" ucap Saras malas.

"Nah gitu dong. Aku tinggal bentar yah"

Saras hanya mengangguk pelan, dan Adwan langsung berlalu.

......

Sekitar setengah jam, Adwan sudah naik lagi ke atas dengan membawa bubur di tangannya. Pun ia segera mendudukkan Saras dari posisi tidurnya, lalu meyuapinya sampai habis. Dan terakhir, ia memeriksa suhu badan Saras, dan ternyata panasnya sudah mendingan dibanding yang tadi pagi.

Kini Jam sudah menunjukkan pukul 08.00 pagi, dan sepertinya Adwan tidak peduli lagi dengan sekolahnya.

Drttt drtttt drttt......getar hp adwan

Mama is calling

"siapa ?" saras masih sempat bertanya

"mama" adwan tersenyum

📞📞📞📞

"Assalamu'alaikum, halo nak,"ucap mama adwan diseberang telpon sana

"wa'alaikumussalam, iya mah ?"

"nanti temui mama sebentar di depan ponpes, mama ngga bisa mampir ke dalam karna mau ngantar berkas papa ke kantor"

"emang ada apa mah ?"

"Mama mau kasih kue buat kalian, tadi malam Mama masak"

"aduh mah maaf, tapi hari ini adwan ngga ke ponpes, saras sakit"

"HAH, MENANTU MAMA SAKIT ?"

"iya mah, pagi ini tiba-tiba badannya panas banget"

"yaudah tunggu mama disana, mama sama kak syafa datang"

Degggggg.....adwan benar-benar merasa tidak nyaman lagi mendengar nama kakanya sendiri setelah kejadian semalam, dan bahkan saras sampai sakit begini mungkin karna kejadian semalam juga.

"eh ngga usah mah, sekarang saras udah ngga apa-apa kok, panasnya juga udah turun. Mama lanjut aja nganterin berkas papa, kan katanya penting"

"tapi, Nak...."

"kan ada adwan mah yang jagain. Udah mama ngga usah khawatir ya"

"yasudah, insya Allah nanti malam mama sama papa datang"

"iya mah"

"mama tutup ya. Assalamu'alaikum"

"wa'alaikumussalam"

Adwan meletakkan kembali hp-nya, dan fokus lagi ke saras.

Sebenarnya Adwan melarang mamanya datang karena akan ada Isyafa. Dan ia benar-benar belum bisa mengkondisikan semua ini, apalagi setelah melihat dampaknya ke Saras seperti sekarang ini.










Vote dan komen !

Mas Santri, I Love U [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now