Bab 10

60.2K 5.8K 30
                                    

Selesai sholat subuh, seperti biasanya saras kembali lagi bersama kasurnya.

Sedangkan adwan, setelah ia merapikan sajadahnya, tampak ia yang seperti mau keluar kamar.

"mau kemana?" tanya saras penasaran

Adwan senyum ke arah saras "mau masak, ikut ?"

"hah emang bisa ?"

"bisa !, ikut ngga ?"

"ikuttttt" saras berlari ke arah adwan

Keadaan di dapur,

"Duduk aja biar aku yang masak !" ucap Adwan sambil mengarahkan pandangan ke bangku yang ada didekat mereka.

Saras tidak menjawab, ia langsung duduk, menuruti perkataan Adwan.
Lama ia memandangi wajah tampan suaminya. Entah apa yang sedang ia pikirkan, yang jelas, sudut bibirnya samar-samar terangkat ke atas saat memandangi suaminya yang sedang sibuk memasak.

Sekitar 20 menit, Adwan sudah selesai dengan masakannya yang tampak lengkap dan lezat. Iya benar, tampak lebih mahir dibanding Saras.

"Mandi Rass, biar kita makan!" ucap Adwan yang kini ada dihadapan Saras.

"Oke" sambut Saras menurut saja dan langsung beranjak.

Selagi menunggu Saras mandi, Pun Adwan menghidangkan makanan di meja makan. Dan tampak juga ia sedang menyiapkan bekal yang dihias cantik. Untuk siapa ? Entahlah, untuk dirinya, mungkin.

Setelah selesai dengan semua kegiatannya di dapur, Adwan langsung menuju kamar. Dan sesampainya di dalam kamar, ia mendapati Saras yang hanya dengan handuk terlilit di badannya. Tapi ia terlihat biasa-biasa saja, tampaknya pertahanannya memang kuat. Pun begitu juga dengan Saras, ia terlihat biasa-biasa saja, tidak malu lagi atau semacamnya. Iya benar, sepertinya mereka mulai terbiasa dengan keadaan ini. Dan tanpa berucap apa-apa, Adwan langsung beranjak ke kamar mandi.

Sekitar 15 menit, Adwan dan Saras sudah rapi dengan pakaian dan buku masing-masing. Mereka segera turun ke bawah untuk sarapan. Saras tidak lagi mengambilkan makanan untuk Adwan, sepertinya ia kembali ingat permusuhannya dengan Adwan kemarin siang. Pun Adwan diam saja karena sebenarnya ia tahu penyebab Saras menjadi begitu.

Dan sekitar 7 menit, mereka sudah selesai dengan makanan itu, dan segera beranjak.

......

Adwan menjalankan mobil dengan kecepatan sedang karena memang masih banyak sisa waktu sebelum masuk.

"Sakit ?" celetuk Adwan basa-basi.

"Ngga" judes Saras tanpa menoleh.

"kok diam terus sih ?"

"Ya" jawab saras asal.

"Ahaha, ya apaan ?" Adwan tak kuat
menahan tawa.

"ISHH, UDAH DEH ! GUE LAGI NGGA
MOOD BICARA. DIAM AJA MENDING" semprot Saras tiba-tiba.

Pun Adwan hanya tersenyum saja mendengar omelan istrinya, dan memilih diam saja, sesuai kata Saras.
Tidak lama kemudian, ia sudah menghentikan mobil mereka di depan gerbang sekolah Saras. Saras langsung bergerak keluar mobil dengan aura dingin, dan tanpa melihat adwan sedikit pun.

"Tunggu !" Adwan menahan sekilas tangan Saras yang membuka pintu mobil.

Saras menoleh dengan tatapan malas.

"Ini, buat kamu" Adwan menyerahkan kotak segi empat yang ternyata adalah bekal cantik yang disiapkannya tadi pagi.

Sontak, Saras terlihat heran "Buat
g-gue ?"

"Iya, buat kamu. Di makan nanti" ucap Adwan sambil tersenyum.

"K-kok bisa ?" Saras malah melongo.

"Yaa bisa lah" sambut Adwan sambil mencubit sekilas pipi Saras.

Degggg.......rasanya jantung saras
berdetak tiga kali lebih cepat
mendapat perlakuan itu dari Adwan.

"ANJIRRR !! DEMI OPPA NASSAR KIYOWO, INI APA WOI ? JANTUNG GUE KEJEDAR-KEJEDOR." jerit Saras histeris dalam hatinya.

Saras malah membeku setelah mendapat perlakuan itu dari Adwan. Dan adwan yang menyadarinya, tentu saja merasa lucu, dan sibuk menahan tawa.

"Yaudah, masuk sana !" seru Adwan menyadarkan Saras.

"Ohiya iya" sambut Saras sedikit terkejut.

"Hati-hati !" sambung Saras tak lagi judes.

Dan Adwan melempar senyum sekilasnya.

Saras keluar dari mobil, dan Adwan langsung menjalankan mobil ke arah pesantrennya.

Sepanjang perjalanan ke kelas, wajah Saras dihiasi senyum merona. Iya benar, sekotak bekal dari suaminya, bisa meluluhkan hatinya yang sedang panas.

Yah, begitulah cinta, sulit dipahami. Terkadang hal-hal kecil lebih berharga dimata pasangan daripada pemberian yang benilai mewah.








Vote dan komen !

Mas Santri, I Love U [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now