Bab 6

71.9K 7.1K 261
                                    

Selesai sholat subuh berjamaah, Saras kembali ke kasur. Sedangkan Adwan, duduk di bangku kamar itu dengan hp di tangannya.

"Eh,  gue manggil lu apaan sih ?" tanya saras tiba-tiba dari atas kasur.

"Heum, kamu enaknya manggil apa?" Adwan mengalihkan pandangannya dari hp ke Saras.

"Yah manggil nama aja kali ya. Gue tau nih sebenarnya ngga boleh manggil suami pakai nama, yah tapi posisi kita beda dari orang lain, jadi gue panggil nama aja ya" ucap Saras antusias.

Adwan tersenyum mendengar ucapan Saras, ia tidak menyangka jika Saras sampai memikirkan hal itu. Iya, dilihat dari sikapnya yang heboh dan sembrono, mustahil ia sampai memikirkan hal sejauh itu, benak Adwan.

"Yaudah, panggil nama aja" sambut Adwan sembari melempar senyum.

Saras hanya mengangguk, lalu bangun dari posisinya, dan tampak berjalan ke arah Adwan.

"Eh btw, gini-gini gue jago masak tauuu. Cus ke dapur" ucap Saras tiba-tiba yang kini sudah berdiri di hadapan Adwan.

Adwan mendongak memperhatikan Saras yang berucap, tapi ia diam saja, tak menjawab, terlihat sangat bingung. Iya benar, ia bingung menerima semua tingkah Saras yang serba tiba-tiba.

"ISHH WAWAN, AYO KE DAPUR!!!" teriak Saras sambil menarik paksa tangan Adwan karena tidak bereaksi.

Sontak, Adwan mengernyitkan dahi mendengar teriakan saras, merasa bingung tentunya.

"HAH ? WAWAN ?" ucap Adwan dengan raut wajah yang sangat tidak paham.

"IYA, WAWAN. ITU NAMA BARU, DAN CUMA GUE YANG BOLEH MANGGIL!" cerocos Saras, malah menatap tajam mata Adwan.

Sementara yang ditatap tajam, lagi-lagi tidak kuat menahan senyum.

"Iya iyaaa, sesuka kamu aja" pasrah Adwan tapi bahagia.

Saras tidak membalas ucapan Adwan. Tanpa basa-basi, ia langsung menggandeng sempurna lengan Adwan menuju dapur.

.......

Keadaan di dapur...

"Lu duduk sini ya, biar gue masak" ucap Saras ke Adwan yang kini berdiri bersebelahan didekat kompor, sambil mengarahkan pandangan ke bangku yang memang sengaja diangkat kesitu.

Adwan tidak langsung duduk, lagi-lagi ia terlihat bingung, persis orang ling-lung.

"Ish Wawan, duduk sini..!!" yang benar saja! Bahkan Saras mendudukkan Adwan di bangku.

Adwan tidak tahu harus berucap apa lagi, ia hanya bisa pasrah, menuruti semua kehendak istrinya di awal pagi ini.

"Iya iyaaaa" ucap Adwan pasrah sambil tersenyum.

Dan dari semua moment yang sudah mereka lewati, terlihat sangat jelas dari wajah Adwan, jika ia bisa menerima keberadaan Saras, walaupun yang dibayangkannya selama ini adalah wanita bercadar lah yang akan menjadi pendampingnya atau wanita yang sangat syar'i dalam jasmani dan rohaninya. Tapi ternyata ia salah besar. Sejak bertemu dengan Saras kemarin, ia merasa ada sesuatu yang bahagia dan riang dalam dirinya setiap kali melihat tingkah Saras yang apa adanya.

Dan sedaritadi Adwan begitu antusias menatapi wajah istrinya yang sedang memasak. Terlihat begitu asik, entah masakan apa yang akan dimasak saras, ia tak tau. Tapi yang jelas, ia sangat suka dengan suasana pagi ini, dimana untuk pertama kalinya ia mengimami istrinya, dan untuk pertama kalinya juga ia dimasakkan makanan oleh istrinya. Ah, terasa begitu damai.

Larut dalam pikiran bahagianya, tiba-tiba saras datang menghampiri

"Wan, udah selesai tauuuu" ucap Saras terlihat riang.

"Udah ? Wah cepat yah" balas Adwan berusaha antusias.

"Iya dongggg" sambut Saras dengan lagak bangga.

"Eh, lu mandi duluan aja. Gue mau hidangin masakannya dulu" sambung Saras.

"Eumm, oke sippp" ucap Adwan sembari tersenyum, dan langsung beranjak ke kamar atas.

Adwan berlalu, dan Saras menghidangkan masakannya yang tak seberapa itu di meja makan.

Dan sekitar lima menit saja, ia sudah selesai menghidangkan semua masakannya. Pun ia langsung menyusul Adwan ke kamar atas.

Dan sesampainya di kamar atas, Saras mendapati Adwan yang sedang fokus memasang pecinya di depan meja rias. Lengkap dengan style kerennya.

 Lengkap dengan style kerennya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dih, Mas Santri. Udah ganteng ajee" celetuk Saras yang baru datang.

Adawan menoleh ke arah Saras dan sedikit tertawa "Haha, buruan mandi !"

"Ini juga mau mandi Pak" cerocos Saras, dan langsung menyelonong ke kamar mandi.

Pun Adwan tampak menunjukkan senyum sekilasnya melihat Saras yang berlalu, kemudian fokus lagi dengan pecinya.

........

Kini sudah berlalu lima menit sejak Saras masuk ke kamar mandi tadi. Dan belum ada tanda-tanda akan selesai, karena guyuran shower masih terdengar deras. Pun Adwan dengan setia menunggu istrinya, dan kini tengah duduk santai di bangku kamar sambil memainkan hp-nya.

"Tinggg" notifikasi hp adwan.

wulan/online
"gus adwan, maaf mengganggu pagi-pagi, aku cuma mau ngucapin selamat atas pernikahannya gus adwan, maaf juga aku ngga bisa datang, gus kan tau kalau ini semua berat buat aku terima"

"Ngomong apa coba ?" ucap Adwan sendirian. Tampak begitu tak tertarik. Dan memang benar, ia sama sekali tidak membalasnya, bahkan langsung menutup hp-nya.





Vote dan komen!

Mas Santri, I Love U [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now