Bab 17

49.6K 5K 18
                                    

Adwan, Saras, dan Syaqib segera menuju tempat yang dimaksud Syaqib tadi.

Setelah sampai disana, mereka bertiga hanya duduk-duduk saja di depan ruangan, menunggu ustadz Rifai datang dan berharap segera membukanya.

"Kamu ngantuk ?" tanya Adwan ke Saras tiba-tiba.

"Eumm ngga kok, tapi pengen ke kamar mandi" balas Saras.

"Tuh, lurus aja, terus nanti belok kiri, langsung dapat kamar mandinya" jelas Adwan.

"Temanin maunyaaaa" ucap Saras malah merengek.

"ASTAGHFIRULLAH!" batin Syaqib sambil menahan tawa.

"Aduh, Rass. Ini pesantren, jadi laki-laki ngga boleh dekat-dekat kesitu. Sendiri aja yah, dekat kok" bujuk Adwan meyakinkan.

"Eumm gitu yah. Yaudah, kalau gitu tungguin disini" Saras langsung beranjak dari tempat duduknya.

"Ahaha, Wan.....Wan. Lucu banget sih istri kamu, kelewat manja dia sama kamu" Syaqib mengeluarkan tawanya yang tertahan tadi.

"Haha manja gimana coba?" sambut Adwan menyesuaikan.

"Yah itu, harus digandeng lah, minta ditemanin ke kamar mandi lah, ngga mau ditinggal di rumah lah, ngadu soal kejadiannya di sekolah. Hmm, itu apa namanya kalau bukan manja, ahaha" terang Syaqib asik tertawa.

Adwan hanya diam, tak menjawab ucapan Syaqib. Namun terlihat sangat jelas jika sudut bibirnya menarik sempurna ke atas.

"Assalamu'alaikum, Gus Adwan, Syaqib" sapa seorang santri putra tiba-tiba yang ternyata adalah teman sekelas mereka.

"Wa'alaikumussalam" balas Adwan dan Syaqib bersamaan ke santri itu yang ternyata namanya adalah Fauzan.

"Iya Zan, ada apa ?" tanya Adwan

"Itu, Gus Adwan dipanggil sama  Ustadz Rifai ke ruangannya, katanya ada sesuatu"

"Oh benarkah. Na'am Zan, amanah. Aku segera nyusul"

Fauzan pun langsung berlalu meninggalkan Adwan dan Syaqib.

"Loh, istri kamu gimana, Wan ?" tanya Syaqib bingung tentunya.

"Aku andalin kamu yah, Qib. Tolong antarin dia ke ruang Ustadz Rifai nanti kalau semisal aku belum balik juga ke sini"

"Oke oke, Wan. Amanah"

Kemudian, Adwan juga segera berlalu meninggalkan tempat itu.

Sudah berjalan lima menit setelah Adwan pergi tadi, dan Saras pun akhirnya datang dari kamar mandi. Tentu saja ia langsung celingukan menatap sekeliling.

"Wawan mana ?" sambar Saras dengan raut wajah tak biasa.

"Adwan maksudnya ?" tanya Syaqib memastikan.

"Iya, suami aku"

"Haha, iya iyaaa tenang. Suami kamu aman kok"

"Jadi dia dimana?"

"Yaudah, ikut aku! Tadi Adwan dipanggil sama Ustadz, ada urusan katanya. Dan dia nyuruh nyusul"

"Yaudah, ayo kesana buruan!"

"Astaghfirullah, Iya iyaaa sabar. Ini juga mau jalan kesana."

Pun Syaqib segera membawa Saras yang tak sabaran menyusul Adwan. Iya benar, agak merepotkan memang Saras.









Vote dan komen

Mas Santri, I Love U [TELAH TERBIT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora