Bab 41

41.9K 4.6K 111
                                    

Adwan dan saras masih ada diruangan itu, sudah selesai makan, bahkan sudah selesai sholat dzuhur.

"udah jam 1, aku tinggal bentar ya" adwan melirik jam tangannya, lalu menatap saras

"aku ikut ke ruang latihan...gimana ?" saras mendekati adwan yang duduk didepannya

"ih jangan sayang, santri putra semua nanti disana"

"loh...kalo disana santri putra semua, emang kenapa..?"

"hmm udah, nurut aja pokoknya" adwan mencubit pipi saras, lalu berdiri.

"lagian kan tadi katanya...kamu mau lihat-lihat sekitar, yaudah keliling aja dulu sambil nunggu aku" tambah adwan

"yah tapi kan......."

"tapi apa ?, kalo ngga...kamu pulang duluan"

"IYA IYA, NANTI AKU KELILING SAMPAI MAMPUSSS" saras malah meninggikan suaranya.

Tentu saja tawa adwan langsung menyambar, mendengar ucapan saras

"ahaha...jawaban kamu kenapa selalu diluar nalar sih sayang, aku tuh cuma ngga mau kamu dilihatin sama anak santri lain, ngga ikhlasss tauuu" adwan mendatangi saras yang masih mengamuk, dan memeluknya.

Jangan ragukan lagi....senyum saras langsung mengembang seketika  mendengar ucapan adwan, tentunya

"ISSHHH WAWAN...KENAPA NGGA BILANG DARITADI, TUH KANN SUARA AKU TERLANJUR TINGGI " saras mempoutkan bibirnya, masih dalam pelukan adwan

"ahaha ngga masalah, malahan lucu, yaudah, aku pergi ya sayang, kasian yang lain pada nungguin" adwan melepaskan pelukannya, dan berlalu.

..................

Sudah 5 menit berlalu, tapi saras masih ada di ruangan itu.

"kemana ya enaknya...?, apa kerumah vanya aja ?, ah jangan...nanti wawan marah, dikira ngga ngehargain" saras mondar-mandir ngomong sendirian.

Setelah dua menit.....

"ah yaudalah keluar aja, siapa tau diluar ketemu mak lampir pengagum wawan, kan seru tuhh...ajak gelud misalnya" ucap saras memaksudkan wulan.

Pun saras akhirnya berjalan keluar, entah kemana dia akan pergi, yang penting lurus saja sepanjang koridor

Saras berjalan santai, karena memang tidak ada satupun santri yang terlihat, latihan semua mungkin.

Tapi tiba-tiba.....

Pandangan saras tertuju pada sebuah dompet yang tergeletak begitu saja didepannya

dan didepannya lagi.....ada dua santri putri yang sedang asik mengobrol sambil berjalan

Saras tebak dompet itu adalah milik salah satu dari mereka, karena pulpen dan pensil warna....ternyata juga berjejer tergeletak dilantai selurusan jalan yang dilalui mereka.

yang benar saja....santri putri yang di sebelah Kanan....jelas terlihat jika kancing tasnya terbuka, 

"mbaaaaa....." panggil saras berteriak

tentu saja dua orang itu menoleh ke arah saras, yang ternyata adalah sania dan aqila

mereka berdua saling menatap dan merasa heran tentunya, karena yang memanggil mereka itu adalah istrinya adwan

Yang sedikit banyaknya ada hubungan dengan mereka melalui wulan.

"eh itu kan istrinya gus adwan, huaa jangan-jangan dia tau kalo kita komplotannya wulan" aqila memegang tangan sania dengan ketakutan

Mas Santri, I Love U [TELAH TERBIT]Onde histórias criam vida. Descubra agora