Adwan tidak langsung menjawab ucapan mamanya, ia malah fokus menatap wajah istrinya yang mulai terlihat tak nyaman
Jelas saja kejadian beberapa bulan yang lalu dan kejadian beberapa hari yang lalu masih terekam jelas di memorinya, bagaimana kakaknya memperlakukan istrinya.
Tapi.....
"wan, mama titip bizar ya, mama sama kak syafa langsung berangkat" mamanya menyodorkan abizar ke gendongan adwan
Tentu saja adwan terkejut karena masih dibawah alam lamunan, ia ingin menolaknya karena wajah kakaknya juga sama sekali tidak ada menampakkan aura senyum, sama saja....tetap terdeteksi aura kebencian dari sana, iya....daritadi pandangan itu menyorot ke arah saras yang menunduk kebawah
Adwan menurunkan abizar dari gendongannya, dan berlari mengejar mama dan kakaknya
"MAH...MAAF, TAPI ADWAN ADA URU........ " teriakan adwan terpotong, karena mama dan kakaknya sudah hilang dari pandangan, sangat cepat
Adwan mencoba mengejar sampai koridor depan, tapi mama dan kakaknya sudah melangkahkan kaki naik ke dalam mobil, ah....adwan kalah cepat
tidak tau lagi apa yang harus diperbuat, adwan memutuskan untuk berjalan kembali masuk ke dalam apartemen, dengan wajah tak karuan tentunya
Adwan membuka pintu dengan malas, disertai wajah tertunduk "sayang, kamu masuk ke kamar aja, biar aku yang urus bi....zar" ucapan adwan tertanggu karena melihat saras yang menggendong bizar
"sayang, kok kamu........" sambar adwan dengan mata membelalak
tapi saras bahkan tidak memperdulikan ucapan adwan, ia lanjut saja menggendong bizar ke bangku, dengan jalan yang sedikit agak pincang
"sayang....sayang, ih sayang tungguuu" teriak adwan dari belakang, mengekori saras
"kenapa sih sayang ?" balas saras malas, yang baru duduk dibangku
"i-itu abizar.....k-kamu tau kan...? ucap adwan gelagapan, khawatir tentunya
tapi saras malah mengembangkan senyum menatap suaminya "hmm dia ngga ada hubungannya dengan semua ini wan"
"t-tapi sayang......."
"tapi apalagi sihh sayang ? udah, tidur lagi aja sana keatas, aku mau jagain bizar dulu"
ah yang benar saja, mata adwan langsung berkaca-kaca menyaksikan sikap istrinya "yaudah, kita temenin bizar disini ya"
"eh ngga usah wan, aku aja, kan kamu lagi capek, baru sembuh juga"
"ihh ngga ada yang sakitt tauuu" adwan malah memeluk saras, menambah beban berat kayaknya
tapi tiba-tiba.....
japppp.....sepasang tangan mungil menjambak kuat rambut adwan
"aww sakittt heii...sakittt...aww sayang bantu lepasinnn" teriak adwan sambil memegangi kepalanya
Sedangkan saras malah menyambar dengan tawa "ahaha kamu ngapain sih wannn"
"ishh izar apa-apaan sih, ini paman adwan tauu, hmm mentang-mentang digendong cewe" ucap adwan dengan mata melotot ke abizar
abizar malah menatap sinis ke arah adwan, seakan menyesuaikan apa yang terjadi
"dihh bizar, matanya apaansih, adu mekanik....ayo sini" adwan memasang kedua tinjunya didepan wajah bizar
dan tiba-tiba.....
"huwaaaa....." tangis bizar langsung memenuhi ruangan itu, dan langsung mengadu manja kepelukan saras
STAI LEGGENDO
Mas Santri, I Love U [TELAH TERBIT]
Teen FictionGA FOLLOW, GA USAH BACA ! "Pakai malam pertama ngga nih ?" ucap Saras enteng. "Kan kamu sendiri yang bilang kalau anak sekolah belum boleh gituan" balas Adwan tenang. "Wah parah lu, ngga memenuhi kewajiban" cerocos Saras. "Kamu mau ?" tanya Adwan so...