Bagian 8

16K 1.8K 37
                                    

"Tidak!"

Farel terbangun dari tidurnya. Nafasnya keluar masuk dengan cepat mengikuti irama detak jantungnya.

Setelah beberapa saat menenangkan jantungnya. Farel melirik ke kiri dan ke kanan. Ia bingung mengapa bisa ada di UKS dan berbaring di ranjang. 

Seingat Farel, ia dengan jelas jatuh dari atap gedung sekolah akibat terpeleset. Dan ingatan terakhir adalah ketika Dirga meneriakkan namanya. 

"Mengapa aku bisa ada di uks?" Gumam Farel.

Farel mengecek tubuhnya dan menemukan bahwa tubuhnya dalam keadaan yang baik. Tidak ada luka ataupun goresan sekalipun di tubuhnya. Seragam sekolahnya pun masih bagus. Tapi tunggu, seragam yang ia kenakan terlihat kebesaran di tubuh kecilnya.

Farel hanya merasa sedikit pusing saja. Selebih itu ia merasa baik-baik saja. Farel heran seharusnya kalau ia jatuh dari atap gedung, ia tidak akan seperti ini. 

"Kamu sudah bangun?"

Pertanyaan tersebut berasal dari seorang dokter sekolah. Farel baru kali ini melihat dokter pria tersebut. Terakhir kali kesini dokter tersebut tidak ada.

Farel mengangguk dengan pelan. Dokter kembali bertanya, "Bagaimana keadaanmu? Kamu sudah merasa jauh lebih baik?" 

"Saya hanya merasa sedikit pusing." Jawabku dengan pelan.

"Benarkah? Kalau begitu kembalilah beristirahat. Minum obat terlebih dahulu, oh iya jangan lupa makan bubur itu juga."

Dokter menunjuk bungkusan makanan yang berada di meja samping ranjang. 

"Tunggu dulu Dokter, mengapa saya bisa ada di UKS? Bukannya saya jatuh dari atap gedung?" 

Dokter mengernyitkan dahinya. Ia sepertinya bingung dengan pertanyaan Farel.

"Jatuh dari atap gedung?"

"Iya benar."

"Kamu ditemukan pingsan di kamar mandi dalam keadaan kedinginan karena menggunakan baju basah milikmu. Setelah itu orang yang menemukanmu, membawamu masuk ke sini."

"Apa? Jadi saya tidak jatuh dari atap sekolah, Dokter?"

"Tidak. Sepertinya kamu bermimpi. Saya rasa pagi tadi kamu tidak sarapan. Selain itu kamu juga terlihat banyak pikiran. Sekarang ini jangan pikirkan apapun, makanlah dahulu lalu kembali beristirahat."

"T-tunggu, Dok. Lalu siapa yang membawa saya kesini dan mengganti seragam atas saya?"

Farel heran sebenarnya dia ini memang jatuh dari atap gedung atau tidak. Pasalnya ia dengan jelas ingat jatuh. Tetapi jika ia jatuh, seharusnya ia juga tidak akan ada dalam keadaan baik-baik saja. 

Lalu Dokter mengatakan bahwa ia ditemukan pingsan di kamar mandi oleh seseorang. Itu memang benar bahwa Farel pagi tadi tidak sarapan karena orang tuanya tidak memperbolehkannya. Dan benar juga bahwa Farel sedang banyak pikiran. Dia juga ingat sebelum menuju atap sekolah dia tengah berada di toilet membersihkan rambut dan seragam atasnya.

'Apa sebenarnya itu memang mimpi ya?'

'Tapi itu terasa sangat nyata sampai aku pikir itu bukanlah mimpi.'

Saat Farel merasa tubuhnya jauh lebih baik, bel pulang sudah berbunyi. Ia kembali menuju kelasnya yang sudah sepi.

Ia duduk di kursinya dan melamun untuk waktu yang cukup lama. 

Tadi Dokter menjawab, bahwa ia tidak tahu siapa yang membawa Farel ke uks. Dia sedang berada di kantin sekolah dan mendapatkan panggilan bahwa ada seseorang yang pingsan. Dari suara yang didengar dokter menyimpulkan bahwa itu berasal dari seorang lelaki.

Farel tidak tahu siapa yang membantunya tadi pagi. Tapi yang jelas orang tersebut adalah pemilik seragam atas yang sedang Farel kenakan saat ini.

Keesokan harinya di jam istirahat Farel tidak mengindahkan permintaan Amanda untuk makan di kantin bersama. Kemarin Amanda bahkan tidak menjenguk Farel di uks atau menunggu Farel setelah jam pulang. Amanda hanya memikirkan dirinya sendiri serta cinta yang ia kejar.

Sekarang Farel sudah memiliki hak atas kehendaknya sendiri. Ia tidak akan mengikuti jalannya cerita novel. Terlebih novel ini adalah novel bersambung. Cerita selanjutnya akan ia lakukan sendiri.

Farel tiba di ruang perpustakan dan melihat ada sedikit murid ada di sini. Tujuan Farel datang ke perpustakaan karena di perpustakaan banyak sekali info yang bisa didapatkan.

Jika ia beruntung mungkin Farel bisa menemukan cara agar ia bisa kembali ke dunia asalnya berada. 

Farel melihat setiap buku yang ada di rak. Ia membaca setiap judul buku dengan perlahan. Mencoba menemukan judul buku yang menarik.

Di salah satu rak, Farel menemukan sebuah buku yang berjudul Perpindahan. Farel merasa tertarik ingin membaca buku tersebut, jadi ia mengambilnya.

Setelah di baca, ternyata buku tersebut hanya menjelaskan mengenai Perpindahan manusia dari suatu daerah ke daerah lainnya. Itu bukanlah buku yang Farel cari.

Butuh waktu lama untuk Farel mencari buku yang ia inginkan. Terlebih perpustakaan sekolahan ini besar dan luas. Perpustakaan ini juga memiliki dua lantai. Pastinya terdapat lebih dari ribuan buku yang berada di perpustakaan ini. 

"Aku tidak boleh menyerah!"

"Semangat!"

Farel bergumam, ia mengangkat tangannya,  dan mengepalkan kedua tangannya dengan semangat. 

Setiap buku yang menarik perhatian Farel ia coba kumpulkan di meja perpustakaan. Sampai tumpukan buku semakin tinggi. 

Ia mencoba membaca setiap buku di bagian awal. Namun dari buku-buku yang ia baca barusan tidak ada penjelasan apapun yang bisa membuat dia kembali ke dunia asalnya. 

Di buku terakhir yang ia kumpulkan di atas meja, ada  sebuah buku dengan judul yang menarik.

"Transmigrasi Menjadi Antagonis."

Farel membaca buku tersebut. Buku tersebut tidak terlalu tebal. Dilihat dari judulnya, ini merupakan sebuah novel yang bertema transmigrasi. 

Ini adalah buku yang Farel cari!

Farel pun mencoba membaca buku yang kurang lebih terdapat 150 halaman tersebut. Setelah menghabiskan waktu selama setengah jam, ia sudah membaca sebanyak 10 halaman.

"Apa?! Ini tidak mungkin kan?!"

Tanpa sadar, Farel berseru dengan kencang, ia membuat semua murid yang ada di perpustakaan menatapnya dengan tidak suka. 

Farel baru ingat ia sudah membuat kesalahan dengan berbicara cukup keras di tempat yang tidak semestinya.

.
.
.
.
.
Apa yang membuat Farel terkejut?🤔
.
.
.
.
.
To Be Continued

[BL] ÉkstraWhere stories live. Discover now