Bagian 44

5.8K 729 28
                                    

Pensi akhirnya berlangsung dengan lancar hingga selesai. Setelah insiden di selasa siang, Farel tidak ikut serta lagi dalam pertandingan bola basket di tim kelasnya. Sebenarnya di hari ke dua setelah insiden itu, Farel sudah lebih baik dan lukanya semakin sembuh, tapi Dirga tidak menyarankan Farel untuk ikut. 

Alhasil selama acara pensi dia menghabiskan waktunya dengan berada disamping Dirga. Dirga jarang pergi dari lapangan dan itu membuatnya tidak banyak kelelahan.

Di hari ke lima pensi, kelas Farel keluar sebagai pemenang dari pertandingan bola basket. Kemenangan tersebut bukan tanpa sebab karena di setiap pertandingan, Bagas terlihat selalu menaruh usaha yang lebih. Sebab itulah dia banyak mencetak skor.

Selain keluar sebagai pemenang dari pertandingan bola basket, kelas Farel tidak menang di lomba lainnya. Walaupun begitu, sudah lebih dari cukup sebagai juara pertama lomba bola basket.

Di hari sabtu ini adalah jadwalnya pembagian rapot nilai serta pengumuman rangking kelas hasil dari ujian akhir semester pertama yang sudah dilaksanakan minggu sebelumnya. Para murid di setiap kelas mereka tengah menunggu wali kelas untuk datang. Termasuk juga dengan kelas XI IPA 1.

Semua murid kelas XI IPA 1 tengah berada di kelas menunggu kedatangan wali kelas. Sambil menunggu kedatangan wali kelas yang entah kapan, beberapa dari mereka ada yang menghabiskan waktunya mengobrol mengenai kegiatan pensi kemarin. Beberapa yang lainnya ada yang tertidur, ada juga yang sedang bermain game online secara bersama-sama lalu ada juga yang terlihat tenang dan terlihat gugup.

Tentu saja orang yang terlihat tenang itu berada di di samping kanan Farel yang sedari tadi merasakan jantungnya berdegup dengan kencang akibat gugup dan gelisah.

Dirga di sampingnya terlihat asyik membaca novelnya, sedangkan Farel memperhatikan dari sampingnya.

Farel yang tidak tahan menahan kalimatnya, akhirnya bertanya kepada Dirga, "Dirga?"

Panggilan dari Farel membuat Dirga menutup bukunya lalu menoleh dan melihat Farel serta menjawabnya, "Iya, Farel."

"Apa kamu tidak merasa gugup? Sedari tadi aku lihat kamu sangat santai sekali dan tidak terganggu sama sekali."

"Gugup soal apa?"

"Sebentar lagi wali kelas kita akan datang dan akan memberikan hasil nilai raport dan rangking kelas."

"Oh, soal itu. Aku tidak gugup."

Mendengar hal itu membuat Farel segera tertegun.

"Haha. Kamu kan pintar, pasti kamu yakin akan mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan."

Dirga yang mendengar hal tersebut terdiam dan menatap Farel untuk sementara waktu. Wajah Farel terlihat berkeringat selain itu senyumannya juga terlihat kaku.

"Apa kamu gugup?"

Farel mengangguk dan menjawab, "Iya. Tentu saja aku sangat gugup."

Dirga tidak menanggapi itu, dia membuka tas miliknya lalu mencari sesuatu di dalam sana. 

"Makanlah, ini. Aku harap kamu tidak akan terlalu gugup," katanya sambil memberikan 3 bungkus permen rasa coklat.

Dengan perlahan Farel tersenyum, dia mengulurkan tangannya dan mengambil permen tersebut lalu memakan salah satu dari permen coklat tersebut.

Manis!

"Terima kasih."

Farel tersenyum dengan manis sekali. Dia melanjutkan, "Permennya enak. Cocok dengan rasa yang aku suka."

"Iya."

Tak tak tak

Terdengar langkah kaki yang mendekat menuju kelas dari lorong kelas. Salah satu murid yang mendengar itu dan mengintip dari kaca kelas segera berbicara, "Wali kelas datang."

Para murid kemudian kembali duduk di kursi mereka dan menghentikan aktifitas yang tadi mereka lakukan.

"Selamat pagi semuanya," wali kelas baru saja membuka pintu lalu menyapa para muridnya.

"Pagi juga, Bu."

Guru itu membawa tumpukan raport nilai di tangannya lalu berjalan menuju meja guru dan menaruh itu di atas meja.

Setelah basa-basi beberapa saat, guru tersebut lalu berbicara menuju inti dari kedatangannya hari ini di kelas XI IPA 1.

"Setelah ini, kalian akan mendapatkan liburan akhir tahun dan awal tahun selama dua minggu penuh."

Para murid langsung bersorak riang mendengar kata libur. Tentu saja itu sangat ditunggu-tunggu setelah belajar lebih dari 5 bulan di semester pertama. 

"Tenang dulu. Saya belum selesai. Ini bagian paling pentingnya, yaitu hasil dari belajar kalian dari semester ini.

Sebelumnya ada beberapa hal yang tidak membuat saya kaget dan ada beberapa hal yang cukup membuat saya kaget di ujian kali ini."

Farel yang mendengarkan guru mengepalkan tangannya dengan gugup.

"Selamat kepada Dirga Wijaya, kamu kembali mendapatkan peringkat pertama seperti di semester sebelumnya."

Semua orang bertepuk tangan mendengar itu. Farel juga melakukan hal yang sama lalu berbisik kepada Dirga, "Dirga selamat, ya."

Dirga tersenyum sambil mengangguk.

Selanjutnya guru mengumumkan peringkat kedua dan ketiga hingga seterusnya. Namun saat di peringkat delapan, nama Farel belum disebutkan juga. Dan itu semakin membuat dirinya gelisah.

Dirga yang melihat itu segera memegang tangan Farel yang terkepal. Farel yang merasakan tangan Dirga di atasnya segera menoleh dan mendapati Dirga tersenyum tipis dengan lembut seolah mencoba menenangkannya.

"Kali ini, saya benar-benar terkejut dengan hasil nilai tidak terduga ini. Saya tidak tahu mengapa nilainya dengan cepat menurun, tapi saya harap di semester selanjutnya bisa kembali meningkatkan performa yang sebelumnya turun. 

Farel Atmaja, kamu berada di peringkat 10. Turun 8 peringkat dari semester sebelumnya berada di peringkat 2."

Farel tercengang mendengar itu.

"Jangan terlalu bersedih. Tetap semangat dan tingkatkan lagi belajarnya, ya, Farel."

Farel dengan perlahan berjalan ke depan dan mengambil hasil nilai raportnya.

Dia dengan seksama melihat hasil raportnya, setiap hasil dari mata pelajaran rata-rata berada di atas angka 85. Namun untuk matematika dia berada di nilai rata-rata.

Jantung Farel berdegup dengan kencang dan hatinya terasa sesak. Dia benar-benar gelisah, tapi kali ini dia gelisah bukan karena menunggu nilai raport. Tapi itu hal lain. Entah kenapa tubuhnya terasa gemetar. Dia juga mengeluarkan keringat dingin. Baru kali ini dia mendapatkan perasaan seperti ini. Tubuh Farel asli seolah ketakutan oleh suatu hal.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To Be Continued

[BL] ÉkstraWhere stories live. Discover now