Ékstra - Side Story 4

2.6K 235 5
                                    

Suasana di dalam ruangan pertemuan itu sangat ramai. Farhan duduk di kursi samping Mba Rara, yang tadi bertemu di depan. Dia memperhatikan orang-orang tengah membahas sesuatu tidak jauh darinya. Setelah mereka selesai dengan urusannya, rapat pertemuan akhirnya dimulai.

"Siang semuanya. Mulai sekarang kita akan membahas rapat mengenai penerbitan buku Ékstra karya dari akun @farawaytomeetyou yang tidak lain dimiliki oleh Penulis muda kita, Mas Farhan Armadi. Terima kasih untuk kehadirannya di pertemuan kali ini, Mas Farhan."

Semua orang di dalam ruangan menatap Farhan. Mereka tersenyum dengan ramah sambil menepuk tangan secara ringan. 

Farhan berdiri dan mulai memperkenalkan dirinya, "Halo, semuanya, saya Farhan Armadi yang telah menulis novel Ékstra. Mohon kerja sama untuk kedepannya dan terima kasih untuk sambutan hangatnya."

Farhan kembali duduk. Dan Mba Rara yang memimpin mulai melanjutkan kembali presentasinya.

"Saya, sebagai perwakilan dari Penerbit Inmedia ingin menawarkan novel Ékstra, karya Mas Farhan yang sudah ditulis di platform jingga kepenulisan wallpad.

Saya dan tim yang ada disini sangat tertarik dengan novel yang telah ditulis Mas Farhan. Novel itu sangat masuk kriteria sebuah buku agar bisa diterbitkan. Novel itu memuat berbagai macam isu tentang remaja, persahabatan, sekolah dan keluarga. Walaupun banyak dari novel sejenis yang sama, tapi menurut kami novel tersebut cukup berbeda dengan tambahan tema transmigrasi dan kehancuran dunia novel. 

Novel itu telah dibaca lebih dari 1 juta kali di platform wallpad. Banyak orang diluar aplikasi itu yang sering membahas novel tersebut. Antusias orang-orang untuk menunggu kelanjutan dari ceritamu juga sangat tinggi. 

Oleh karena itu, kami ingin menawarkan kalau novel Ékstra akan diterbitkan di penerbitan kami. Itupun jika Mas Farhan berkenan memberikan kami tanggung jawab untuk meluncurkan karya tersebut kepada khalayak umum."

"Saya sungguh berterima kasih, kalau karya saya bisa kalian terima dengan baik. Saya sangat senang juga. Saya tidak pernah menyangka kalau karya saya bisa diterbitkan dan akan disimpan di rak-rak toko buku. Saya bersedia menerima tawaran anda dan kalian semua. Saya juga bersedia menyerahkan karya saya kepada kalian untuk kalian bagikan kepada orang yang lebih banyak."

Pertemuan berlanjut ke arah lain terkait bagi hasil setelah buku nantinya terjual. Pertama-tama, buku tidak akan secara langsung dijual offline, melainkan akan dijual secara online menggunakan sistem po. Jika po sudah terpenuhi dan banyak orang yang antusias dengan bukunya nanti. Pihak penerbit akan memperbanyak cetakan buku dan selanjutnya menyalurkannya ke berbagai macam toko buku yang tersebar di beberapa kota.

Pukul 3 sore akhirnya tiba, rapat pembahasan selama 3 jam ternyata cukup menguras tenaga. Seluruh badan Farhan terasa pegal, hingga beberapa kali dia mencoba merilekskan tubuhnya.

Tanda tangan perjanjian adalah urusan terakhir yang perlu dilakukannya. Dan itu dilakukan di ruangan kerja pribadi milik Mba Rara. 

"Semoga kerjasama kita akan membuahkan hasil."

"Iya. Semoga semuanya berjalan dengan lancar sampai akhir."

Mereka saling bersalaman dan menyimpan kertas perjanjian satu sama lain. Farhan memasukkannya ke dalam tas miliknya. 

"Aku ingin bertanya sesuatu hal kepadamu, apa boleh?"

Farhan mendongak mendengar orang di depannya bertanya. Dia membalasnya dengan mengangguk.

"Apa cerita yang kamu tulis itu adalah kisah hidupmu sendiri? Karena aku merasa itu terlalu nyata untuk mengatakan kalau itu hanya sebuah imajinasi saja."

[BL] ÉkstraWhere stories live. Discover now