Bagian 61

4.4K 524 7
                                    

"Sebelum pulang ke rumahmu, kamu ikut aku dulu, ya."

Tidak lama setelah guru pelajaran terakhir keluar dari kelas XI IPA 1, Dirga berbicara kepada Farel.

"Kamu mau mengajak aku pergi kemana?" Tanyanya.

"Ada tempat yang perlu aku kunjungi."

"Baik," setelah itu Farel tidak lagi bertanya kemana tempat itu sebenarnya. Dia yakin Dirga tidak akan membuatnya pergi ke tempat yang aneh. 

Seperti biasa mereka pergi ke parkiran sekolah, memakai helm, naik ke atas motor putih Dirga, dan motor melaju keluar dari area sekolahan.

Setelah berkendara selama setengah jam, motor berhenti tepat berada di parkiran pusat perbelanjaan. Mereka berdua turun dan mulai masuk ke dalamnya.

Kali ini Dirga tidak membawanya berbelok ke sisi kiri tempat penjual buku, melainkan menaiki eskalator menuju lantai dua dan terus naik lagi menuju lantai tiga. 

Di lantai tiga juga sama ada berbagai macam penjual sama halnya seperti di lantai-lantai sebelumnya, namun yang membedakan di sini adalah penjualnya menjual berbagai macam barang elektronik dari berbagai merek. Dirga memegang pergelangan tangan Farel dan membawanya menuju salah satu toko dengan merk elektronik terkenal berasal dari negeri ginseng.

"Selamat datang di toko kami, ada yang bisa saya bantu?"

Seorang pegawai wanita dari toko yang mereka kunjungi menyapa kedatangan mereka berdua dengan ramah dan tersenyum.

"Kami berdua mau melihat-lihat terlebih dahulu."

"Baik, Kak. Silahkan. Jika nanti ada yang perlu ditanyakan silahkan memanggil saya."

"Terima kasih."

Dirga mengajak Farel untuk semakin masuk ke dalan toko dan melihat pajangan berbagai jenis smartphone di atas meja. 

"Kamu mau beli ponsel baru?" Tanya Farel.

"Iya. Aku ingin beli ponsel baru, menurut kamu bagus yang mana smartphone-nya?" Dirga balik bertanya.

"Aku coba lihat-lihat terlebih dahulu," setelah menjawab. Farel mencoba melihat setiap ponsel yang dipajang dengan teliti. Seperempat jam memilih sambil bertanya kepada pegawai toko, Farel menjatuhkan pilihannya pada ponsel kelas menengah.

"Menurutku ponsel ini sudah lebih dari cukup untuk kamu gunakan. Tapi, jika kamu ingin yang kelas flagship itu juga lebih bagus."

Dirga mengangguk mendengar dan kembali bertanya, "Warnanya kamu suka yang mana?"

"Aku suka warna hijau pastel."

"Oke, aku beli itu saja."

Mereka berdua kemudian berjalan ke meja kasir setelah memesan ponsel yang tadi diinginkan. Kasir memberikan ponsel yang masih di dalam kardus dan memasukkannya ke dalam plastik dan menyerahkannya kepada Dirga. Dirga segera mengeluarkan kartu kredit miliknya dan menyerahkannya kepada kasir untuk pembayaran.

Dirga mengambil ponsel yang sudah dibungkus dan menyerahkannya kepada Farel, "Ini ponsel untukmu."

Wajah Farel melongo tidak percaya, "Apa? Tunggu!"

Farel berseru menyuruh kasir untuk berhenti. Dia berbalik menghadap Dirga, "Kenapa kamu membayarkannya untukku, biar aku saja yang bayar."

Tanpa menunggu jawaban Dirga, Farel segera membuka tas yang digendongnya dan mengeluarkan kartu debit miliknya dari dalam dompet lalu menyerahkannya kepada kasir.

"Bayar pakai kartu ini saja, Mba."

"Baik, Kak," kasir menjawab dan mengambil kartu debit Farel.

"Kenapa kamu malah membayarnya? Aku saja yang bayar, aku ingin memberikannya sebagai bentuk hadiah kepadamu."

[BL] ÉkstraWhere stories live. Discover now