Bagian 55

4.9K 614 17
                                    

Sepasang kaki yang baru saja melangkah masuk ke dalam kantin sekolah harus terhenti akibat suara dari seorang perempuan yang tengah berseru dengan cukup kencang kepada murid lelaki di depannya. Dia melihat adegan selanjutnya dimana perempuan tersebut menampar murid lelaki.

Bagas terkejut saat melihat Amanda dengan kencang menampar Farel. 

Amanda lalu pergi meninggalkan kantin dan melewati tempat Bagas masih berdiri mematung di sana. Dia tidak menyangka, Amanda akan melakukan hal seperti itu. Dia kira Amanda tidak seperti itu sebelumnya. 

Arah pandangan matanya kembali ke tempat Farel yang sekarang sudah berlutut di lantai kantin sambil membungkukkan tubuhnya dan memegang kepalanya. Terdengar rintihan kesakitan dari Farel dan selanjutnya Farel tidak sadarkan diri.

Dia segera mendekati Farel namun, Farel lebih dulu di bawa Dirga menuju UKS.

Di sore harinya, Bagas yang merasakan kalau hatinya terasa gelisah memutuskan untuk tidak pulang terlebih dahulu dan ingin melihat keadaan Farel. 

Saat tiba di UKS, dia melihat Farel sudah sadarkan diri. Dia memutuskan mengetuk pintu lalu bertanya, "Kau sudah bangun?"

Dari ekspresi wajah Farel, sangatlah terlihat dengan jelas bahwa dia terkejut atas kedatangannya.

"Kenapa kamu datang kesini?" Tanyanya.

Bagas berjalan masuk ke dalam ruangan UKS dan menjawab, "Aku hanya kebetulan lewat dan melihatmu sadar."

Bagas mana mau mengatakan kalau dia merasa gelisah dan akhirnya datang kesini untuk melihat keadaan Farel.

Farel hanya mengangguk. Kemudian dia berdehem dan mencari sesuatu.

"Apa yang kau cari?"

"Tenggorokanku terasa kering dan aku ingin minum. Tapi sepertinya tidak ada air minuman disini."

Bagas melihat sekeliling dan memang tidak ada air disana. Galon air yang berada di pojok ruangan pun terlihat kosong belum diisi ulang.

"Apa perlu aku be--"

"Farel kamu sudah bangun?"

Kalimat Bagas terhenti oleh suara Dirga yang baru saja memasuki ruangan UKS.

"Iya." 

Dirga kemudian melihat Bagas ada di pojok ruangan, namun dia tidak berbicara apapun kepada Bagas. Dia tidak ingin menanyakan alasan Bagas ada di sini karena dia tidak ada urusan dengan Bagas.

"Kamu pasti haus dan lapar. Aku membawakanmu air dan bubur ayam."

"Terima kasih."

Dirga kemudian membuka tutup botol air mineral dan menyerahkannya kepada Farel. Setelah meminum air dalam botol dan mulai makan bubur yang diberikan oleh Dirga. Farel akhirnya sadar kalau Bagas sudah tidak ada di sana.

"Aku minta maaf agak datang telat ke sini. Tadi aku pergi keluar untuk mencarikan bubur ayam untukmu."

"Tidak apa-apa. Aku sudah sangat senang kamu datang dan merawatku. Aku yang harusnya minta maaf karena terus membuatmu repot."

"Jangan permasalahkan itu. Lanjutkan makannya dan makanlah dengan lahap."

"Iya. Terima kasih."

Farel kembali melanjutkan memakan bubur yang dipegangnya hingga habis. Lalu dia juga meminum obat yang diberikan oleh Dirga.

"Bagaimana keadaanmu sekarang?"

"Aku sudah merasa baikan. Kepalaku sudah tidak terasa pusing dan sakit seperti tadi siang."

[BL] ÉkstraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang