Ékstra - Side Story 2

3K 239 1
                                    

Provinsi B adalah satu provinsi dengan penduduk yang paling banyak di Pulau A. Provinsi ini dihuni kurang dari 50 juta penduduk. Letaknya yang dekat dengan ibukota membuat dirinya menjadi penyangga ibukota. 

Sekitar 3 tahun lalu, salah satu daerah di provinsi B yaitu daerah C mengalami gempa yang sangat besar. Gempa besar itu sampai memporak-porandakan bangunan di darah itu dengan ganas. Bahkan karena getaran gempa yang besar, seluruh pulau A merasakan hal itu walaupun tidak sehebat dengan daerah C. 

Akibat dari gempa besar itu, tidak hanya membuat banyak bangunan rusak dan rubuh. Tapi banyak juga jalanan yang rusak, longsor tanah dan banyak memakan korban jiwa juga.

Gempa itu terjadi tanpa diketahui siapapun. Dia datang tiba-tiba dan pergi membawa malapetaka. Semua orang tengah berada di dalam aktivitasnya seperti biasa, tanpa tahu gempa besar akan melanda. Mungkin saja jika mereka tahu, atau sebelumnya ada pemberitahuan dari pemerintah terkait bencana, mereka akan menyelamatkan diri lebih dini. Namun, beberapa hal memang diluar prediksi manusia.

Seperti halnya semua orang, para siswa siswi di salah satu sekolah menengah atas tengah menjalani aktivitas mereka. Hari itu, tepat dengan hari terakhir masa pengenalan lingkungan sekolah akan berakhir. Para peserta didik baru yang baru saja akan memasuki masa sekolah lebih tinggi dari sebelumnya, mereka sudah mengikuti kegiatan mpls dari 5 hari sebelumnya. Banyak kegiatan telah mereka lakukan dalam masa pengenalan ini.

Dan tepatnya, dihari Sabtu. Para pembimbing setiap kelas membawa mereka ke kelas yang akan mereka tempati setahun kedepan untuk menimba ilmu setelah tadinya mereka menyempatkan diri untuk berfoto bersama. Para siswa siswa itu sangat bersemangat dan mulai membahas bersama siapakah mereka ingin duduk bersama dan dimanakah mereka akan duduk nanti. 

Tiba, di dalam kelas, mereka segera memilih tempat duduk mereka. Pembimbing hanya mengawasi di depan. Ditengah siswa yang memilih kursi, tiba-tiba gempa besar terjadi. Semua orang segera panik dan mulai berlarian keluar kelas mencoba menyelamatkan diri.

Saat itu keadaan sangat kacau. Orang-orang tidak lagi memperdulikan atau ingat tentang orang lain. Yang mereka pedulikan adalah menyelamatkan diri mereka sendiri. Namun naas, banyak orang tidak selamat saat kejadian itu. Banyak dari mereka yang tertimpa oleh bangunan sekolah yang ambruk.

Di salah satu kelas, seorang siswa merintih kesakitan minta tolong dengan suara kecil. Dia menangis sambil memegang buku bertuliskan, "Terimalah Cintaku." Yang dia baca dengan asyik sekitar 1 menit sebelumnya dengan damai.

Semenjak kejadian mengerikan itu, diantara banyaknya korban yang ditemukan meninggal, banyak juga korban yang dinyatakan hilang. Petugas mengatakan hal itu karena, memang beberapa orang hilang entah mereka belum bisa ditemukan karena runtuhan yang menimpa mereka atau mereka memang pergi ke suatu tempat tanpa mereka ketahui. Yang pasti, orang-orang yang hilang, tidak pernah ditemukan hingga 3 tahun kedepan. Dan mereka semua akhirnya dinyatakan meninggal dunia. 

Dan Farhan adalah salah satu orang yang hilang dinyatakan meninggal. Semua orang yang ada di dalam ruangan kelas membeku terkejut. Mereka tidak percaya dengan hal mustahil yang mereka lihat sekarang. Jika, saja Farhan sudah bernjak dewasa dari usia sebenarnya mereka tidak akan sekterkejut ini.

Tapi Farhan masih memiliki wajah dan fitur yang sama. Bahkan pakaian yang digunakannya masih sama dengan keadaan 3 tahun lalu persis di dalam kertas foto yang sebelumnya di tempel di buletin sekolah untuk mengenang siswa siswi korban kejadian gempa besar tiga tahun lalu. 

Kondisi tubuh Farhan yang dicek oleh dokter panggilan dalam keadaan yang baik. Tidak ada luka serius di tubuhnya, namun memang hanya ada beberapa goresan di beberapa bagian tubuhnya yang terlihat. Selain itu hal itu dan seragamnya yang kotor, Farhan benar-benar baik-baik saja.

Satu jam kemudian setelah guru menelepon keluarga Farhan, sepasang suami istri memasuki ruang guru, ketika mereka melihat anak mereka yang hilang 3 tahun lalu. Mereka menangis dengan tersedu dan segera memeluk anak mereka dengan erat.

"Farhan anakku."

Ibu Farhan menangis dengan kencang. Ayah Farhan juga ikut menangis dan meluapkan semua emosi tertahan selama 3 tahun terakhir.

"Farhan. Kami senang kamu selamat."

Semua orang disana terharu melihat pemandangan keluarga yang akhirnya bertemu dengan anak yang mereka sayangi. Salah satu guru bahkan sudah meneteskan air mata tak kuasa melihat pemandangan mengharu biru itu.

Farhan yang tidak mengenal mereka, merasakan emosi sedih didalam hatinya. Emosi itu seolah emosi dari masa lalu dimana dia merindukan sepasang suami istri ini. Tidak lama Farhan akhirnya ikut menangis juga.

Ketika suasana diluar sudah mulai gelap, keluarga kecil itu pamit pergi. Mereka berterima kasih kepada semua orang sambil berkali-kali mengatakan kalau dia sangat bersyukur anaknya yang hilang 3 tahun lalu akhirnya bisa ditemukan kembali.

Dalam perjalanan pulang, keluarga kecil itu bertolak terlebih dahulu ke salah satu rumah sakit besar di daerah itu. Mereka ingin mengecek keadaan anak mereka dengan benar.

Setelah menunggu proses pengecekan yang cukup lama, mereka semua dipanggil dokter untuk masuk ke dalam ruangan. Dokter pun mulai memaparkan keadaan Farhan yang seharusnya sudah berumur 20 tahun, tapi masih terlihat 17 tahun tidak bisa dijelaskan oleh medis. Tetapi pada akhirnya, mereka memutuskan untuk mengganti usia Farhan menjadi tepat 17 tahun. Usia dimana saat dia menghilang.

Dokter juga memaparkan kalau ingatan Farhan yang hilang karena trauma yang cukup berat telah dialaminya. Kedua orang tua Farhan mengerti. Farhan sudah mengalami hal yang mengerikan sendirian dan kembali secara tiba-tiba. Mereka memaklumi itu dan tetap berusaha mengobati dan menemani Farhan hingga dia benar-benar bisa kembali seperti dulu lagi.

Mobil akhirnya berhenti tepat di depan rumah 2 lantai. Rumah itu sangat terang dengan lampu-lampu rumah yang sudah dinyalakan. Taman yang penuh dengan tumbuhan juga terawat dengan rapi. Membuat rumah terlihat lebih hidup dan nyaman.

Walaupun ada pengetahuan yang tidak diingatnya mengenai rumah besar di depannya ini. Tapi hati dan tubuhnya seolah tahu dan merindukan rumah ini. Farhan yang tadinya gugup perlahan mulai tenang dan dengan senyuman bahagia dia dan kedua orang tuanya masuk ke rumah hangat yang siap untuk melindungi dirinya kapanpun.

"Ayah, Ibu, Aku kembali pulang."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To Be Continued

[BL] ÉkstraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang