Bagian 27

8.5K 950 26
                                    

Farel baru sekarang ini penasaran dengan kehidupan Farel asli sebelum dirinya masuk ke tubuh Farel asli. Dia ingin lebih tahu kepribadian Farel asli seperti apa dan hal-hal apa saja yang ia sukai dan benci.

Farel berpikir seperti itu bukan tanpa alasan, dia terpikirkan dengan kalimat yang Rudi kemarin katakan kepadanya, "Aku tidak tahu, yang pasti kamu yang lebih tahu."

Masalahnya, walaupun Farel baru ada di tubuh Farel asli, dia tidak tahu tentang Farel asli. Dia jauh lebih seperti orang yang tidak mengenal Farel asli dibandingkan dengan orang lain. Farel asli bagaikan orang asing bagi dirinya. 

Farel baru hanya tau informasi tentang Farel asli lewat novel "Terimalah Cintaku", dan informasi dari sana pun sangatlah terbatas. Informasi soal kehidupan aslinya tidak dijelaskan secara detail. Itu juga bukan tanpa alasan. Karena Farel asli hanyalah karakter tambahan. 

Hal yang lebih membuat Farel baru penasaran adalah siapa orang yang Farel asli benci. Dia sebenarnya sudah memiliki spekulasi siapa orangnya. Namun ia hanya ingin tahu secara detail alasan mengapa Farel asli membencinya. 

Mungkin saja bagi Farel baru untuk bertanya kepada Amanda, karena melihat foto saat MOS mereka. Amanda pasti tahu siapa orangnya. Tapi, Farel baru tidak yakin kalau Amanda akan tahu orang dan alasan yang dimaksud berdasarkan sikap yang sudah ditunjukkannya selama ini. 

Farel tidak ingin memikirkannya lebih lanjut, itu terlalu pusing untuk dipikirkan. Mungkin seiring berjalannya waktu, dia akan tahu dengan sendirinya. 

Karena ada hal yang jauh lebih penting saat ini. Dia melihat soal Fisika yang ditulis oleh dirinya sendiri di papan tulis. 

Sekitar setengah jam sebelumnya, saat upacara senin pagi berakhir, Farel agak terkejut saat wali kelas memanggilnya. Dia merasa gugup tanpa alasan. Wali kelasnya sama dengan guru matematikanya.

Guru tersebut meminta Farel untuk datang ke meja gurunya. Dia mengikuti di belakang. Saat sampai guru tersebut menyerahkan buku paket Fisika yang sudah ditandai di bagian sebelum akhir, yaitu berupa halaman yang dilipat.

Wali kelasnya meminta Farel untuk memberitahu seluruh kelas kalau guru Fisika berhalangan hadir. Jadi, sebagai gantinya, kelas Farel disuruh untuk mengerjakan soal. 

Padahal Farel bukanlah ketua murid ataupun sekretaris kelas. Tapi kenapa dia? Farel berasumsi itu karena kejadian waktu itu saat dia datang terlambat.  

Farel menyanggupi permintaan tersebut dan dengan canggung memberitahu seluruh kelas serta menulis soal di papan tulis.

Para murid bersorak dengan gembira ketika mendengar mereka mendapatkan jam kosong di hari pertama sekolah. Kemudian beberapa dari mereka malah pergi menuju kantin. Farel sebenarnya ingin mencegah tapi itu bukan tugasnya.

Bagas yang duduk di kursinya sambil memegang ponsel miliknya merasa bosan. Dia sudah bermain game online sejak tadi tapi itu tidak membuat rasa bosannya menghilang. 

Dia melihat ke bagian tengah kelas dimana suruhannya tengah duduk dan mengerjakan soal. Dia seolah memikirkan sesuatu yang menarik dan berjalan ke sana.

"Hai, suruhanku, apa kau sudah selesai mengerjakannya?"

Farel agak tersentak saat mendapati Bagas berdiri di sampingnya. Dia segera menjawab, "Belum. Aku baru menyelesaikan beberapa soal."

"Begitukah? Aku merasa bosan."

Farel bingung harus menanggapi seperti apa jadi dia hanya diam seolah tidak benar-benar mendengar kalimat Bagas.

Bagas kesal melihat itu, dia kemudian berjalan ke depan kelas lalu berbicara dengan lantang, "Siapa yang ingin ditraktir?"

Mendengar kata traktir pasti tidak ada satu orang yang tidak tertarik. Seluruh murid di kelas dengan serempak menjawab, "Kami!"

Bagas menyeringai mendengar jawaban tersebut, "Semuanya, dengarkanlah baik-baik." Bagas menjeda kalimatnya. Farel merasa akan yang tidak baik segera terjadi. "Hari ini adalah hari ulang tahun Farel, teman sekelas kita." Lanjutnya sambil menunjuk ke arah Farel yang merasa tidak nyaman. 

"Dia dengan baik hati dan sukarela ingin memberi kita traktir makanan dan minuman untuk merayakan ulang tahunnya. Tapi, dia malu mengatakannya. Jadi, aku menggantikannya berbicara. Kalian bisa pesan makan atau minuman apapun kepada dia saat ini, dan dia akan memberikannya kepada kita."

Para murid yang ada di kelas merasa tertarik mendengar itu. Mereka mulai berbisik-bisik. "Apapun kan?" Tanya salah satu murid.

"Iya, tentu saja. Apapun itu. Berapapun jumlahnya. Silahkan kalian berikan listnya kepada dia."

Dengan cepat semua murid yang ada di kelas menulis list makanan dan minuman dan memberikannya kepada Farel. Dia menatap kesal dan marah kepada Bagas. 

Bagas dengan mencemooh membalas dengan tersenyum riang gembira. 

Farel tidak punya pilihan lain setelah para murid memberikan list makanan kepadanya. Selain itu, ketika Farel tidak ingin melakukannya pun Bagas lebih dahulu mengancamnya dan bilang dia akan melakukan hak yang lebih buruk. 

Untungnya dia memiliki uang yang banyak. Dengan berat hati dia pergi keluar kelas dan dan menuju kantin.

Di kantin dia membeli makanan dan minuman yang tertulis di list kertas yang dipegang olehnya. Semua pesanan ia bawa sampai 3 kantong plastik dan dengan total semuanya mencapai setengah juta. 

Rahang Farel jatuh karena sakingi tidak percaya melihatnya.

Selesai membayar Farel kembali ke kelas dan membagikan makanan yang sudah dibeli. Beberapa murid lelaki terlihat berkumpul dan mendekat ke arah Farel. 

Mereka semua tersenyum dan dengan cepat minuman yang tadi dibelikan oleh Farel di tumpahkan ke tubuh Farel sambil memberi selamat, "Selamat ulang tahun."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To Be Continued

[BL] ÉkstraWhere stories live. Discover now