Bab 24 - Cinta Pertama

243 26 10
                                    

Morgan menariknya ke kamar mandi. Secara tiba-tiba ia melepas satu-satunya celana yang tersisa di tubuh kerasnya, dan membuat Margaret terkejut, sontak membalikkan badan.

"A-apa yang kau lakukan? Apa kau tidak malu?" teriak Margaret merasa malu, wajahnya memerah.

"Huh?" Morgan terdengar bingung. "Kenapa aku malu telanjang di depan adikku?" sahutnya dengan nada heran. Setelah melepas seluruh pakaiannya dan membuang ke keranjang pakaian kotor, Morgan masuk ke dalam bathtub berisi air hangat. Kemudian ia memanggil Margaret lagi agar menghampirinya di sini.

"Kemarilah, kau harus bertanggung jawab memandikan diriku," kata Morgan. Tapi Margaret terlihat bergeming.

"Kenapa harus dimandikan? Apa tidak ada cara lain?" balas Margaret melempar tanya, berusaha bernegosiasi dengan cara halus. Karena menurutnya, memandikan tubuh Morgan yang sudah dewasa adalah hal memalukan dalam hidup.

Lalu terdengar suara air saat Morgan bangun dari bathtub, dengan langkah tenang mendekati punggung Margaret dan berhenti tepat di belakangnya nyaris tanpa jarak. "Apa kau menginginkan hal lain?" bisik Morgan di telinga yang memerah. Seketika sekujur tubuh Margaret merinding persis seperti merasakan kengerian film horror.

Detik berikutnya Margaret tersentak kaget ketika daun telinganya digigit nakal oleh Morgan. Meskipun tidak pandangan Margaret menunduk malu, ekor matanya dapat melihat bayangan samar tubuh Morgan yang telanjang basah berdiri di belakangnya.

"Berhenti menggodaku!" tegas Margaret setengah mati menekan rasa gugup.

"Jawab aku, mandikan aku atau hal lain?" Morgan memberi pilihan, seolah-olah Margaret tidak berdaya.

"Hal lain itu apa?" timpal Margaret penasaran. Berpikir mungkin lebih baik daripada memandikan tubuh dewasa seorang pria.

Tetapi senyuman miring justru tercipta di wajah Morgan. "Sesuatu yang nakal dan menggairahkan," jawab Morgan seraya memegang kedua pinggang Margaret yang tertutup baju rajut.

Margaret berdecak kesal, selain karena respon Morgan, juga ia kesal pada dirinya sendiri yang merasa agak lemah dalam situasi ini. Tentu Margaret lebih memilih opsi pertama karena sudah jelas, daripada pilihan kedua yang masih misterius.

"Baiklah. Sekarang kau kembali ke dalam bathtub!" Margaret mengepalkan tangan, menguatkan diri atas godaan Morgan yang jahil.

Tidak ada respon, tapi Margaret dapat mendengar suara air dari bathub yang menandakan Morgan telah kembali berendam di dalamnya. Kemudian ia menarik napas dan menenangkan diri sebelum memutar tumitnya menghadap Morgan sedang bersantai di sana.

Margaret duduk di samping bathub. Dia menuangkan sabun cair ke spons, meremasnya sampai berbusa. Dengan lembut ia menggosok punggung Morgan. "Kenapa kau bersikap seperti anak kecil?" celetuk Margaret dengan nada mengeluh.

"Anak kecil?" ulang Morgan. "Ya, aku anak kecil yang bisa menjagamu," ucap Morgan.

***

Ujian seleksi beberapa hari lalu membuat Morgan dan Jessica berada tidak hanya dalam satu kelas, tapi juga satu tim. Tidak jarang mereka terlihat bersama selama di sekolah. Bahkan hampir setiap hari Jessica meninggalkan kelas di jam istirahat hanya untuk menemui Morgan.

Tetapi hari ini, Jessica tidak datang untuk belajar dengan Morgan, melainkan makan siang bersamanya dengan muncul tiba-tiba di hadapan lelaki itu. Kebetulan saja Morgan sedang duduk sendirian di kantin sekolah, sehingga dengan mudah Jessica mendekatinya lantas duduk di hadapan Morgan.

"Dari semua meja di kantin, kenapa kau memilih duduk di sini?" tanya Morgan, mengeryitkan dahinya merasa aneh.

"Apakah tidak boleh duduk semeja dengan rekan tim?" balas Jessica.

Cinta Tabu Si KembarWhere stories live. Discover now