Bab 52 - Rahasia Terungkap!

181 21 3
                                    


"Kenapa kau memanggilku ke sini? Untuk bermain bowling?" Ronald datang memenuhi panggilan Jessica di arena bowling. Tempat para orang kaya menghabiskan waktu senggang.

Saat itu Jessica sedang bersiap mengayunkan bola lalu bola bowling meluncur jauh di lintasan yang panjang. "Bagaimana liburanmu? Kau bepergian ke mana saja?" Jessica tidak menjawab pertanyaan Ronald. Dia mengubahnya ke topik lain.

"Aku tidak kemana-mana, hanya berlibur di negara tetangga selama dua hari lalu kembali pulang. Kau sendiri kenapa ada di sini?"

Seluruh pin terjatuh. Lemparan halus bola Jessica berhasil mengenai target. "Semua orang sibuk di saat aku libur. Itu menyebalkan. Apa kau tidak mau bermain bowling denganku?" respon Jessica mengambil handbag dari sofa. Mengambil ponselnya.

"Aku tidak minat bermain bowling. Kau tidak mungkin memanggilku ke sini hanya untuk bermain-main kan?" Ronald mengharapkan pembahasan serius di antara mereka.

"Come on. Santai lah Ronald. Kau jangan terlalu serius. Memangnya aku memanggilmu hanya untuk hal-hal penting saja? Bukankah kita teman kelas?" Balas Jessica merotasikan matanya, sebal pada sikap Ronald. Dia mengecek ponselnya saat Ronald kemudian bicara lagi.

"Apa kau sudah menyerah pada mantan kekasihmu, Morgan?" Tanya Ronald.

"Hm, tidak." Jessica menyeringai.

"Apa yang kau rencanakan?" Ronald menaruh curiga pada tatapan mata Jessica.

"Aku akan menjeratnya dalam beberapa tahun ke depan. Jika ini berhasil, kau akan segera melihat kami berdua dalam bingkai yang sama."

Ronald terdiam terpana melihat kilatan obsesi di mata Jessica.

***

Margaret terbangun dengan perlahan, matanya masih terasa berat karena pagi baru saja tiba. Namun, saat pandangannya meluncur ke samping, pertemuan mata pertamanya adalah dengan dada bidang Morgan yang terpapar tanpa balutan pakaian. Senyum tipis terukir di bibir Margaret saat melihatnya. Tubuh Morgan tampak begitu anggun dalam ketenangan tidurnya, dada yang bergerak stabil seiring napasnya yang teratur memberikan pemandangan yang seksi dan romantis pada saat yang bersamaan. Cahaya pagi yang masuk melalui jendela hotel menambahkan aura keintiman di antara keduanya, meskipun Morgan masih terlelap dalam mimpi yang indah.

Dengan gerakan yang lembut, Margaret menyentuh kulit hangat Morgan, jemarinya menjelajahi lekuk tubuh yang indah dengan penuh kekaguman. Tangan Margaret bergerak naik ke arah dada Morgan, merasakan kelembutan dan kekuatan yang terpancar dari setiap detilnya. Mata Margaret terpaku pada jakun di leher Morgan, memperhatikan setiap detailnya dengan penuh kekaguman. Rasa cinta dan keintiman menyelimuti kamar hotel mereka, menciptakan momen yang penuh dengan keanggunan, sensualitas, dan romansa yang tak terlupakan.

Detik itu terasa seperti sebuah momen yang terhenti dalam waktu. Saat Margaret iseng mencoba mencium leher Morgan, dunia seakan memegang napasnya. Namun, keisengan itu terhenti tiba-tiba dan Margaret membeku sebelum berhasil mencium leher kakaknya ketika mata Morgan terbuka, memergoki Margaret yang berada di atas wajahnya.

Tidak ada kata-kata yang terucap. Hanya pandangan yang bertemu, penuh dengan kejutan namun juga penuh dengan kehangatan. Tanpa ragu, Morgan menahan kepala Margaret agar tidak menjauh, menariknya dengan lembut ke arah wajahnya. Mata Morgan menjadi sayu menatap bibir Margaret. Dalam momen yang penuh dengan getaran romantis, bibir Morgan menyentuh bibir Margaret dengan lembut, menciptakan sentuhan yang penuh dengan hasrat dan cinta yang tak terucapkan. Mereka tenggelam dalam keintiman satu sama lain, melupakan segala sesuatu di dunia di luar kebersamaan mereka yang intim.

Cinta Tabu Si KembarWhere stories live. Discover now