Bab 62 - Keputusan

205 19 4
                                    

Jessica terkejut saat datang ke kamar rawat dan melihat mertuanya sedang disuapi Margaret. "Margaret? Oh ya ampun." Jessica tampak merasa haru bertemu Margaret.

"Oh, hai Jessica." Margaret tersenyum. Seketika dirinya dipeluk Jessica yang menggumamkan kerinduannya pada teman sekelas ini.

"Sudah lama sekali aku tidak bertemu denganmu. Kau pergi kemana?" Jessica mengurai pelukannya, menatap Margaret dengan tulus.

Pertemuan mereka menjadi reuni kecil. Mereka kemudian mengobrol di luar kamar rawat.

"Bagaimana rasanya menikah?" tanya Margaret.

Jessica tidak tahu hubungan terlarang antara Margaret dan kakak laki-lakinya. Dia menceritakan perasaan bahagianya dengan gamblang di depan Margaret.

Sedangkan Margaret hanya tersenyum tipis mendengar semua itu. "Aku senang mengetahui kakakku memperlakukanmu dengan baik," ujar Margaret meski hatinya tercubit.

"Aku sangat senang. Aku rasa tak ada pria lain seperti dirinya yang bisa kutemukan di dunia ini," kata Jessica berseri-seri.

Margaret tertunduk dan tersenyum kecut. Dalam hatinya menyetujui ucapan Jessica. "Jadi, apakah kau ada rencana untuk memiliki anak?" timpal Margaret bertanya.

"Morgan masih sangat sibuk. Jadi kami menunda untuk memiliki anak," kata Jessica. Walau dirinya dan Morgan sudah tidur bersama dua kali dalam pernikahan mereka, nyatanya Morgan selalu memakai pengaman.

"Hmm." Margaret mengangguk. Dia meminum minumannya. Sedikit senang mendengar hal tersebut.

***

Margaret menonton film di ruang tengah rumah Morgan. Lelaki itu belum pulang walau waktu sudah malam. Tiba-tiba pintu terbuka dan Morgan menghampiri Margaret dari belakang.

Dia memeluk pundaknya, sedikit mengejutkan Margaret yang sedang fokus pada film. "Apa kau sudah makan malam?" tanya Margaret saat Morgan mencium pipinya.

"Aku sudah makan bersama rekan kerja di rumah sakit," kata Morgan.

"Baguslah. Aku hanya memesan makanan delivery tadi. Apa kau akan tidur di sini atau ke apartemen?" tanya Margaret.

"Aku masih ingin bersamamu." Morgan duduk di sampingnya. Menatap Margaret dalam jarak wajah yang dekat. Lalu dia menarik rahang Margaret dan menciumnya dengan lembut.

"Tidakkah kau mandi dulu?" ucap Margaret mendorong pundak Morgan menjauh.

Morgan tersenyum. "Tunggulah." Kemudian dia bangkit dan pergi ke kamar mandi.

Sementara Margaret mematikan televisi. Beranjak ke kamar lalu mengganti pakaiannya.

Tidak berselang lama, Morgan muncul dari arah kamar mandi. Pria itu terlihat segar sekaligus seksi dengan hanya mengenakan handuk di pinggang. Perubahan tubuhnya nampak mengesankan, lebih berotot dan menggairahkan.

Dia berdiri di belakang Margaret yang sedang memakai skincare di meja rias. "Kau terlihat seksi memakai lingerie merah ini," komentar Morgan.

"Aku menemukannya di lemari. Menurutmu semua pakaian wanita itu milik siapa? Apa istrimu?" Margaret memicingkan mata dengan tajam di cermin.

"Bukankah sudah kubilang tadi pagi, semua pakaian dan perhiasan di sini adalah milikmu. Aku sengaja membelinya untuk dirimu sejak lama," ucap Morgan.

Margaret puas mendengarnya. Suasana ini membuat jantungnya berdebar-debar kencang. Margaret penuh dengan semangat untuk melalui malam ini bersama sang kakak.

Ketika dirinya dibaringkan oleh Morgan di ranjang empuk, Margaret mendapatkan kebahagiaan yang tak terkira. Karena Morgan tak lelah menindihnya selama beberapa menit berlalu.

Cinta Tabu Si KembarWhere stories live. Discover now