Bab 34 - Mencoba Akrab

221 25 5
                                    

Sudah satu hari berlalu sejak pengumuman itu diumumkan, dan sekarang Margaret dapat melihat piala  di sudut meja belajar kakaknya. Sedangkan Margaret hanya berbaring melamun memikirkan ucapan Ribella untuk memberi hadiah selamat pada Morgan.

Margaret bingung dan tidak tahu harus memberi Morgan apa. Akhirnya dia menghubungi Ribella untuk membicarakan ini dan bertemu di kafe sekarang. Margaret melambaikan tangannya agar Ribella dapat menemukannya duduk di pojok kafe. 

"Apa kau ingin memesan minuman dulu?" Tanya Margaret. Lalu Ribella memanggil pelayan dan memesan jus. "Aku butuh saran darimu, mungkin kau bisa membantuku," kata Margaret.

"Apapun itu, aku akan senang membantu teman baikku," ujar Ribella.

"Aku bingung apa yang harus aku lakukan, karena hubunganku dengan kakakku jadi canggung. Bagaimana caranya agar aku tidak merasa canggung dan gugup lagi di depannya? Ini membuatku tidak nyaman, kami seperti orang asing, atau lebih tepatnya aku menjauhkan diri darinya." Margaret bercerita. Kemudian minuman datang dan diletakkan di meja.

"Bicara saja seperti biasa, turunkan sedikit egomu lalu semua kembali normal dengan mudah," ucap Ribella dengan gampangnya sambil mengaduk jus jeruk dengan sedotan. Sedangkan Margaret hanya tercengang mendengar saran tersebut.

"Kalau itu aku tahu. Tapi baiklah aku akan mencobanya dan bersikap biasa saja, mencoba melupakan apa yang dia katakan," gumam Margaret di akhir kalimatnya. Sejenak dia meneguk teh yang sudah dia pesan lebih dulu. "Anggap masalah ini selesai, kemudian tentang hadiah yang kau katakan kemarin, aku belum mengucapkan selamat pada kakakku. Menurutmu hadiah apa yang cocok diberikan padanya?"

"Mungkin sesuatu yang disukai kakakmu dan belum terwujud."

"Yang disukai kakakku? Dia tak pernah menunjukkan minat khusus pada sesuatu kecuali hanya belajar dan belajar."

"Aku yakin hanya kau yang tahu," sahut Ribella. Tapi dia melihat kebingungan di wajah Margaret, akhirnya Ribella menghela napas. "Coba kau amati saja kegiatannya. Nanti juga kau akan dapat ide."

Margaret merasa senang bertukar pikiran dengan sahabatnya. Selain merasa lega, juga dia merasa dapat pencerahan. "Terima kasih Ribella!" Senyum cerianya mengembang. "Sekarang aku akan melakukan semua saranmu."

"Ah iya, malam ini akan ada acara kembang api di alun-alun kota. Ajak kakakmu, jadikan ini sebagai momen yang tepat untuk menyelesaikan masalah kalian," tambah Ribella menunjukkan selebaran kertas ke atas meja. "Saat jalan ke sini banyak orang yang membagikan selebaran ini."

"Ribella... Kurasa keberuntungan sedang dipihakku." Margaret jadi terharu.

***

Sekarang Margaret pulang ke rumah. Rumah dalam keadaan sangat sepi mengingat orang tua mereka sudah pergi ke luar kota. Dia mencari keberadaan Morgan, dan tidak sulit untuk menemukannya di dapur.

Margaret menghampiri. "Kau sedang membuat apa?" tanyanya.

"Parfait homemade. Apa kau mau?" tawar Morgan. Margaret menggeleng.

"Apa malam ini kau sibuk?" Margaret bertanya lagi.

"Sepertinya aku akan belajar untuk persiapan ujian," jawab Morgan sambil menuangkan minuman ke gelas.

"Kalau begitu nanti aku akan mengajak siapa ya? Ronald atau Devon untuk pergi ke alun-alun malam ini?" gumam Margaret, mengkode kakaknya.

Mendadak pergerakan tangan Morgan terhenti saat mendengar dua nama lelaki itu. "Aku akan pergi. Jadi, jangan ajak siapapun," pungkas Morgan, membuat Margaret senang. Ternyata kakaknya tidak berubah.

Cinta Tabu Si KembarWhere stories live. Discover now