Bab 38 - Berubah

170 21 12
                                    

Pulang sekolah, Margaret jalan bersama dua temannya ditambah Jessica, menuju lobi sekolah. Lua yang penasaran dengan hubungan Jessica dan Morgan pun banyak bertanya, sementara Jessica menanggapi dengan penuh semangat. Semua cerita itu didengarkan Margaret yang hanya diam membisu. Sampai kemudian langkah Margaret berhenti ketika melihat Morgan sedang berdiri menunggu di pintu gedung sekolah.



Namun, kebingungan Margaret terjawab ketika Jessica berlari kecil menghampiri Morgan, dan kemudian mereka berdua pergi bersama, meninggalkan Margaret dengan gamblang menunjukkan bagaimana hubungannya dengan Morgan sekarang.



Setelah Jessica berlari menghampiri Morgan dan mereka pergi bersama, Margaret tersadar akan situasinya. Hatinya terasa hampa dan terluka melihat kakaknya lebih memilih Jessica daripada dirinya. Dalam keheningan yang menyedihkan, Margaret melanjutkan langkahnya pulang, diiringi oleh kehampaan dan kekecewaan yang menggelayuti hatinya.



Di rumah, Margaret terus merenungkan apa yang baru saja terjadi. Pertanyaan-pertanyaan bergejolak dalam pikirannya, mengapa kakaknya memilih Jessica daripada dirinya? Apakah dia telah kehilangan tempat di hati Morgan? Apa yang telah dia lakukan salah?



Dengan hati yang berat, Margaret merasa kesepian dan terpisah dari kakaknya. Dia merindukan hubungan yang dulu begitu erat antara mereka. Namun, sekarang segalanya terasa berbeda.



Dalam kegelapan pikirannya, Margaret berusaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menghantuinya. Apa yang harus dia lakukan selanjutnya? Bagaimana dia bisa mengatasi perasaan kehilangan dan kekecewaannya? Hanya waktu yang bisa memberikan jawaban, tapi saat ini, Margaret harus mencari kekuatan dalam dirinya sendiri untuk menghadapi kenyataan yang pahit ini.



Dia melihat jam. Saat ini pukul sepuluh malam, dan kakaknya belum pulang. Margaret pikir lelaki itu sudah pulang duluan bersama Jessica tadi, tapi ketika dia tiba di rumah, rumah dalam keadaan sepi. Tas Morgan juga tidak ada di dalam kamar. Morgan belum pulang sama sekali.



Margaret menghela napas dan dengan lemas dia beranjak ke kasur, mematikan lampu kamar lalu tidur.



***



Ketika dia terbangun keesokannya, dia akhirnya mendapati kakaknya di dapur, sedang membuat sarapan. Meskipun hubungan mereka berubah menjadi dingin, Morgan tetap melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan menyiapkan makanan selama orang tua mereka belum pulang dari perjalanan bisnis.



Margaret berinisiatif untuk memulai pembicaraan. "Semalam kakak pulang jam berapa?" Tanyanya dengan hati-hati.



"Mungkin jam sebelas malam," jawab Morgan datar sambil menaruh piring berisi makanan ke meja.



"Kalian pergi kemana?" Tanya Margaret lagi.



Morgan meliriknya seketika. "Kenapa kau penasaran?" Tanyanya dengan nada curiga.



Margaret menarik kursi dan duduk untuk menyantap makanan. "Tidak... hanya saja tidak biasanya pulang lebih larut di luar jadwal les," ujar gadis itu sebelum menyendok sup ke dalam mulutnya, dan bertingkah seolah semua di antara mereka baik-baik saja. Walau sebenarnya Margaret agak canggung tapi berusaha mencairkan suasana mereka yang hening awkward.

Cinta Tabu Si KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang