9- loh kok?

3.6K 195 1
                                    

Angkasa menutup matanya dan menghembuskan nafasnya kasar, kembali Angkasa membuka mata dan mengambil tasnya lalu melangkah pergi masuk ke arah ruang tengah.

Saat Angkasa berada di ruang tengah, ia menemukan Ananta dan Salma. Angkasa menghela nafasnya lalu benar benar menghampiri Ananta sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Renanda.

Angkasa berdehem terlebih dahulu lalu mereka menoleh dan menyadari keberadaan angkasa.

"Sudah lama disitu?" Tanya Ananta

Angkasa menggeleng lalu tersenyum, "belum lama" ucap angkasa

Ananta mengangguk lalu angkasa menghampiri Ananta dan memberinya salam tangan, "Ada apa om?" Tanya Angkasa

Ananta menggeleng, "cuma mau ngingetin aja, jagain Rere ya" ucap Ananta

Angkasa mengangguk ragu, "InsyaAllah om" ucap Angkasa

Angkasa menoleh kearah perempuan yang berada di samping Ananta, namanya adalah Salma. Kini ia sedang menerima telpon sehingga angkasa tidak bisa mengetahui ibu dari Renanda.

"Om, saya gabisa lama lama" ucap Angkasa

"Loh, buru buru banget emangnya? Makan dulu ya" ucap Ananta

Angkasa menggeleng, "udah ko om, yaudah kalo gitu saya pulang dulu ya om" ucap angkasa lalu beranjak

"Tapi janji ya nanti kesini lagi?" Tanya Ananta

"Siap om" jawab Angkasa

Ananta mengangguk lalu tersenyum, "angkasa pulang dulu om" ucap Angkasa lalu pergi meninggalkan ruangan tengah.

Setelah memakai sepatu, angkasa membuka pintu utama lalu kembali menutupnya dan melangkah menuju tempat dimana ia memarkirkan motornya. Angkasa lalu meraih helmnya dan mulai memakaikannya namun saat itu tanpa sengaja angkasa menemukan Renanda di balkon kamarnya, sendirian.

Angkasa berdiam diri dan masih ingin melihat apa yang dilakukan Renanda di balkonnya. Perlahan tapi pasti, Angkasa tau bahwa ternyata Renanda sedang menumpahkan segala emosinya dengan cara menangis hingga membuatnya merasa tidak enak hati.

Mata yang masih mengeluarkan emosinya itu kini menangkap sosok dirinya, Angkasa. Tangannya terburu buru menghapus air mata yang masih berbekas di pipinya lalu beranjak menutup pintu balkon dan masuk kedalam kamarnya sehingga Angkasa kini tidak bisa melihat Renanda.

Angkasa mengalihkan pandangannya lalu mulai menyalakan motornya dan pergi meninggalkan rumah Renanda.

Esoknya, 05.50 pagi hari

Renanda menghentakkan kakinya bersama dengan tangan yang diulurkan, entah sejak kapan Renanda menyukai eskul pasukan pengibar bendera ini. Dirinya tak pernah absen untuk eskul ini, kegemarannya pada baris berbaris dimulai ketika dirinya melihat tayangan tujuh belas Agustus pada saat kelas enam SD hingga akhirnya semenjak SMP sampai sekarang, ia tetap memilih untuk masuk ekstrakulikuler paskibra.

Hari ini adalah latihan untuk perlombaan Minggu depan di kota kembang, Bandung.

"Ya, latihan selesai. Kita kumpul lagi nanti setelah pulang sekolah" ucap pembina

"Kalo yang osis gimana?" Tanya salah satu anggota

"Usahain buat kumpul, minta izin dulu sampe bisa. Kita kan mau lomba?"

"Biar Rere yang minta izin" ucap Renanda membuat mereka menganggu mengerti

"Kalian bisa membubarkan diri"

Semua anggota menghembuskan nafasnya lega setelah berhasil menyelesaikan latihan pagi ini, Renanda yang merasakan badannya lengket kembali karena keringat, ia memilih untuk pergi menuju ruangan kepala sekolah.

Setelah sampai di sana, ia membuka pintu dan menemukan kepala sekolah dan wakil kepala sekolahnya itu sedang saling menatap penuh dengan kasih sayang dan rasa cinta dengan tangan yang saling bertautan dan juga senyum yang mengembang.

"Aunty!" Rengek Renanda

"Eh!"

"Aunty, Renanda mau mandi ya?" Tanya Renanda

"Abis latihan paskibra ya?"

"Iya nih aunty, Rere mandi ya. Selamat romantis romantisan" ucap Renanda lalu terkekeh geli melihat mereka salah tingkah

Setengah jam kemudian Renanda sudah segar kembali dengan seragam rapih yang selalu ia simpan di sini untuk persiapan, Renanda membuka pintu perlahan dan mengintip takut takut ia menganggu aktivitas aunty dan uncle nya.

Renanda langsung membuka pintu, "aunty, uncle mana?" Tanya Renanda

"Keluar tadi, katanya laper mau beli bubur dulu. Kamu mau beli? Biar aunty bilangin"

"Boleh deh aunty" ucap Renanda

Sambil memoles tipis wajahnya, Renanda mendengar aunty nya sedang menelpon.

"Lima belas menit lagi bel bunyi, kamu mau disini aja?"

Renanda menggeleng, "di kelas aja, nanti pas istirahat kesini lagi"

"Keburu dingin dong?!"

"Gapapa, Rere nanti kesini lagi ko"

"Dadah aunty!" Ucap Renanda lalu menutup pintu ruangan kepala sekolah

Renanda lalu melangkah menuju kelasnya, ia pikir koridor sudah kosong karena tau bel akan berbunyi tapi ternyata tidak, mereka masih asyik bergosip.

Setelah melewati beberapa koridor Renanda akhirnya sampai di depan kelasnya, dengan langkah semangat Renanda masuk kedalam kelasnya dan duduk di bangkunya.

"Re" panggil Angkasa

"Eh Angkasa, selamat pagi! Angkasa udah sarapan?"

"U-udah ko re", Angkasa sedikit bingung dengan perlakuan Renanda, padahal semalam yang ia tau Renanda terlihat kecewa padanya.

Renanda mengangguk namun masih menatap Angkasa dengan senyumnya.

"re" panggil angkasa

"Angkasa" ucap Renanda

"Gue gabecanda" ucap angkasa

"Rere juga. Rere duluan ya yang ngomong?" Tanya Renanda

Angkasa mengangguk, "ya"

"Minggu depan paskib lomba di Bandung!"

"Minggu depan? Hari?"

"Hari Sabtu kita berangkat"

"Eskul gue juga Minggu depan lomba di Bandung, di bramata jaya dan katanya emang eskul paskib juga lomba di sana"

"Serius? Pembina belum bilang tentang itu"

Angkasa mengangguk, "iya, serius"

"Kita satu bis?"

"Beda lah"

"Yaaaaah" ucap Renanda lalu memajukan bibir bawahnya membuat angkasa tersenyum tipis.

...

"Selamat pagi anak anak" ucap guru yang masuk kedalam kelas

"Selamat pagi" jawab mereka serentak

"Kumpulkan makalahnya"

"Dih gaada basa basi banget sih ni guru"

Angkasa yang kini sedang membuka tasnya untuk membawa makalah terpaksa berhenti dan menggelengkan kepalanya terhadap apa yang dikatakan oleh Renanda. Angkasa lalu berdiri dan membawa makalah tersebut untuk disimpan di atas meja guru.

"Ya untuk yang tidak menyelesaikan atau alasan alasan yang lain, maju kedepan."

D R E A M [Completed]Where stories live. Discover now