46. Sebutan alay.

2.4K 134 4
                                    

Tatapan Renanda terkunci kepada manik manik mata Sean yang juga masih mentapnya, “Re, gue tau apa yang gue lakuin belum bisa bikin lo jatuh cinta sama gue, gue juga tau hati lo belum sepenuhnya lepas dari dia dan lo berhak nolak gue karena itu. Gue juga gak masalah kalo ternyata gue gak bener bener bisa sama lo, karena gue tau diri gue Cuma orang yang cinta sama lo bukan orang yang lo cinta. Tapi sekali lagi re, kalo lo mau gue ada di hidup lo gue bakal berusaha buat terus ada tapi kalo lo nolak dan gamau gue ada di hidup lo gue bakal pergi dan gak ganggu lo lagi.”

“shhh, Sean gue ngerti ko. Gue mau, gue mau lo ada di hidup gue.”

“gue gak maksa lo-“

“gue yang mau bukan lo yang maksa, jadi udah ya.”

Sean tersenyum lalu merentangkan tangannya menerima pelukan yang dilakukan tiba tiba oleh Renanda, “gue minta maaf ya kalo selama ini gue gak peka sama perasaan lo,”

“gapapa kalo ternyata lo bales dengan ini,”

Renanda terkekeh lalu mempererat pelukannya karena merasa senang, “gak akan dilepas?”

“gak mau, dingin!”

“tuhkan, minta dipeluk gara gara dingin”

Renanda melepaskan pelukannya tiba tiba dan mentap Sean tidak percaya, aneh memang karena apa yang dikatakannya selalu saja benar. Padahal baru saja beberpa menit lalu ia menolaknya, tapi ia bahkan kali iini tidak ingin melepaskan. Melihat raut wajah bingung Renanda, ia lalu menarik kembali tubuhnya untuk kembali kedekapannya. “I love you Renada, my Re.”

“I love you too Sean,”

“walaupun belum ada perasaan huh?”

“hehe maaf ya,”

“gapapa, yang penting lo milik gue dan gak lagi disakitin sama orang lain.”

“kalo gak jadi milik lo gimana?”

“gapapa, karena kalo lo nya masih ada di dunia itu bukan hal yang sulit buat gue.”

“walaupun gue bukan milik lo?”

“iya, walaupun nantinya takdir milih gue buat berlapang dada karena jodoh lo bukan gue.”

“ish! Kita baru jadian, ko ngomongnya udah macem macem aja.”

“yaudah, kita mau ngomongin apa?”

“menurut lo apa?”

“ganti ganti, jangan lo gue dong.”

“terus apa? Papah mamah?”

“mamih papih?”

“umi abi?”

“mimi pipi?”

“ayah bunda?”

“hahahaha”

“hahahaha”

Keduanya tertawa begitu menyebutkan panggilan panggilan khas anak sd yang baru saja pacaran satu minggu, ah mungkin tidak hanya anak sd saja namun juga segelintir dari mereka juga memanggil dengan sebutan sebutan geli itu.

D R E A M [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang