28- Duar!

3.2K 165 0
                                    

Renanda lalu memberhentikan tawa kecilnya karena sedari tadi Sean hanya menatapnya tanpa seulas senyum diwajahnya, "ngapain sih liatin nya kaya gitu?" Tanya Renanda

"Huh?"

"Ngelamun?" Tanya Renanda

Sean hanya menggelengkan kepalanya lalu tersenyum, "gue ngga lagi ngelamun" ucap Sean membuat Renanda mengangguk nganggukan kepalanya percaya

Raditya yang kini dalam posisi sendirian, tidak ada yang menemaninya bicara mulai membuka mulutnya dan mengeluarkan apa yang dimaksudnya, "gue gasuka kacang" ucap Raditya yang lalu dimengerti oleh keempatnya

Renanda terkekeh, "uluuuuuh uluuuuuh yang didiemin ngambek" ucap Renanda membuat yang lainnya tertawa melihat Raditya yang bertingkah seolah olah tersakiti

"Gue mau beli minum, pada mau nitip gak?" Tanya Tama

"Gue dua ya yang biasa, kalian uangnya dari gue aja. Kalo mau tambah sama makanan juga boleh " ucap Sean sambil menyodorkan uang berwarna biru yang baru saja ia keluarkan dari dompetnya

"Wiiiih Sean, ko tiba tiba neraktir sih? Padahal kan gak ada hujan gak ada angin–" ucap Tama

"Jol duaaaaaar we! Whuuuuuuu" Ucap Raditya dengan ekspresi konyolnya membuat ketiganya tertawa terbahak bahak dengan kata kata yang sempat viral dalam sebuah video.

Selepas itu Tama berjalan masuk ke lorong yang lumayan panjang itu, "oh iya! Gue mau nanya lagi dong" ucap Renanda tiba tiba

"Nanya apa? Cepetan mumpung gak ada Tama" ucap Raditya dengan ekspresi wajah yang menggemaskan

"Gak ada Tama tapi ada Putra" ucap Sean membuat Raditya menoleh ke arah kirinya dan mengangguk nganggukan kepalanya mengiyakan

"Jadi mau tanya apa?" Tanya Raditya kepada Renanda

"Tadi kan pas sebelum kenalan, Sean bilang katanya kalo gue ini cewe yang dia kira bakal masuk ke sini. Itu maksudnya apa ya?" Tanya Renanda

Baru saja Raditya hendak menjawab, instruksi dari Renanda memberhentikannya "biar putra aja yang jawab" ucap Renanda tiba tiba membuat Sean dan juga Raditya saling melemparkan pandangan.

"Ya kali si Putra, dia gabisa cerita re. Pendiem kan dia?" Tanya Sean

"Kata siapa?" Tanya Putra dengan suara bariton yang membuat bulu kuduk Renanda meremang seketika

Putra memposisikan dirinya menghadap mereka lalu membuka mulutnya memulai pembicaraan, "Jadi, dulu itu Sean nolak mentah mentah masuk ke sini. Tapi bokap maksa, alasannya cukup klasik sih karena bonyok dia juga alumni dari sini. Katanya elo ada di sekolah waktu pendaftaran, Sean yang awalnya ogah ogahan mulai buka tuh matanya lebar lebar liat elo lagi diem di pinggir lapangan dengan bola basket yang lo tendang pelan. Sean cuma diem liatin elo dari jauh dan berasumsi kalo lo juga daftar, karena nyokap Sean yang sayang banget sama Sean dia itu masih ngebujukin bokapnya yang lagi ngisi formulir. Dengan langkah Sean yang mantap dia nyamperin bokap nyokapnya dan bilang kalo dia setuju sekolah disini, alasannya ya kalo bukan karena lo ya siapa lagi. Dia itu cin–" ucap Putra

"Angkasa!" Panggil Renanda tiba tiba sambil melambaikan tangannya mengajak Angkasa untuk menghampirinya

Angkasa dengan teman temannya yang hanya berniat untuk mengantarkan Rima kepada Renanda kini malah disuruh nya untuk ikutan menghampiri nya. Angkasa hanya mengangguk mengiyakan tawaran Renanda, bukan hanya Angkasa dan juga Rima tapi juga semua teman temannya membuat Renanda tersenyum dan ingin memperkenalkan kepada temanya disini. Sesampainya di hadapan Renanda, kini mata Angkasa pasti tidak bisa diam dalam satu orang, ia mengalihkan pandangannya terhadap tiga laki laki di sebelah kanan, kiri, dan tengah Renanda.

"Ada apa?" Tanya Angkasa mengalihkan pandangannya kepada Renanda

Renanda menggeleng lalu tersenyum, "sini kenalan dulu sama temen Rere," ucap Renanda

Raditya menoleh kearah mereka berdua lalu menjulurkan tangannya dan memperkenalkan diri begitu juga dengan Putra dan Sean, bukan hanya terhadap Angkasa saja namun juga terhadap teman temannya. Senyum terbentuk dari setiap orangnya membuat Renanda semakin senang, " Angkasa, Sean sama temen temennya ini lho yang bakal tanding nanti sore lawan kamu" ucap Renanda kepada Angkasa

Angkasa mengangguk, "gue pergi" ucap Angkasa

"Hah?"

"Nemuin pelatih" ucap Angkasa yang dimengerti oleh Renanda, ia langsung mengangguk mengiyakan.

Selepas perginya Angkasa dan teman temannya, Rima lalu melangkah duduk tiba tiba di sebelah kanan Renanda, "ko pada diem?" Tanya Rima

"Huh?"

"Lanjut ceritanya," ucap Renanda kepada Putra namun yang didapatkannya hanyalah gelengan dengan wajahnya yang datar.

"Gak mood" ucap Putra dengan tatapan yang berbeda dengan sebelumnya

Renanda menelan ludahnya begitu melihat raut wajah Putra yang terlihat bergemuruh, "gue salah ya?" Tanya Renanda hati hati

"Hm,"

"Maaf" ucap Renanda yang tiba tiba membuat suasana menjadi mencekam dan lebih menjurus ke keadaan yang serius, Sean yang mengerti langsung mengupayakan untuk membuat suasana itu hilang kalau bisa tidak muncul lagi diantara mereka semua.

"Tra, udahlah Rere baru kenal elo" ucap Sean mengingatkan, Putra hanya mengangguk mengerti lalu memberikan senyum tipis kepada Renanda

"Gue minta maaf" ucap Renanda terdengar lirih

"Iyaa gapapa." ucap Putra

"Tadi siapa? Pacar?" Lanjut Putra kepada Renanda

Renanda menggeleng, "bukan," ucap Renanda

"Ko manggilnya kamu? Biasanya juga lo gue," tanya Putra setelah menyadari perubahan dari raut wajah Sean, ia menoleh kepada mereka pun tidak apalagi berbicara.

"Gue yang suka sama dia" ucap Renanda dengan nada malu malu nya, Putra mengangguk sambil melirik Raditya dan memberikannya kode untuk mengalihkan perhatian Sean.

"Woi cepetan kek! Gue haus" ucap Raditya begitu melihat Tama yang kini berjalan menghampiri mereka berempat.

Tama mengangguk dan mempercepat langkahnya, "bantuin jangan banyak ngomong," ucap Tama terlihat kerepotan dengan tiga keresek berwarna putih itu

Raditya beranjak lalu menghampiri Tama dan membawa satu keresek yang berada di sebelah kanan tangannya, "ko lama? Elo gak pacaran dulu kan sama si Syifa?" Tanya Raditya

Bukannya menjawab, Tama malah tersenyum kecil karena memang apa yang dikatakan oleh Raditya itu adalah benar adanya. "Pantesan lama!" Ucap Raditya kesal

Keduanya lalu duduk bersama dengan ketiga orang yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan yang sedikit serius, begitu Tama sampai disana bahkan ia merasa suasana tegang dan juga canggung. "Ko lama?" Tanya Sean

"Ada Syifa tadi di kantin" ucap Tama lalu dijawab anggukan oleh Sean, kini tubuh itu terlihat beranjak dan berbalik menghadapnya. "Gue pergi sebentar, duit kembalian ambil aja" ucap Sean

Renanda menatap Sean kaget karena ia tiba tiba saja pamit untuk pergi sedangkan dirinya dibiarkan sendiri disini, "titip Rere, paling lima belas menit lagi gue balik," ucap Sean

Ketiganya mengangguk mengiyakan berbeda dengan Renanda yang masih bingung, kenapa Sean tiba tiba berubah? padahal ia termasuk orang yang tidak bisa diam. Jantung Renanda berpacu saat mata Sean menangkapnya, tatapannya hanya sebentar karena Sean mulai melangkah pergi seperti apa yang dikatakannya tadi.

"Sean kenapa?" Tanya Renanda kepada ketiga orang yang kini juga sama sama masih menatap kepergian Sean

Putra tersenyum miring, "Dia kenapa?" Tanya Putra mengulang apa yang dikatakan oleh Renanda tentu dengan nada dinginnya membuat Raditya menoleh dan cemas seketika

"Seperti apa yang gue bilang tadi, kalo bukan karena elo? Ya siapa lagi?" lanjut Putra

Deg!

D R E A M [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang