30- Jangan ya, inget!

3K 164 1
                                    

"Ko bisa tau?" Tanya Renanda membuat Sean terkekeh.

"Kalo lo lupa akan sesuatu, berarti elo nganggap hal itu bukan hal yang penting Re."


"Lo lupa kan kalo Marcell pernah jagain lo di rumah sakit?"

"Ah iya gue baru inget."

"Gue gak penting ya?"

"Ih Sean, dibilangin berhenti." ucap Renanda kesal hampir memukul lengan Sean jika lelaki itu tidak menghindar.

"Sedari tadi muka lo bingung banget sih Re?, Lo mau nanya kan sama gue kenapa gue masih inget sama lo?" Tanya Sean membuat Renanda mengangguk mengiyakan karena memang yang dikatakan oleh Sean adalah benar adanya.

"Karena lo itu penting buat gue makanya gue inget terus sama lo."

"Gue mau tanya lagi," ucap Renanda dengan senyum senang diwajahnya berharap Sean akan menjawab dengan senang hati

"Apa?"

"Ko lo bisa tau gue mau nanyain itu sedari tadi?" Tanya Renanda lalu tersenyum sambil menatap mata Sean takut takut ia tidak jujur, bukannya kejujuran seseorang itu dilihat dari matanya dan juga gerak gerik tubuhnya?

Sean tersenyum manis setelah itu menggeleng dan beranjak, tangannya ia ulurkan untuk membantu Renanda berdiri. "Ih ko gak di jawab?"

"Emang tadi lo nanya?" Tanya Sean masih dengan tangan yang terulur.

Renanda meraih tangan Sean dan berdiri didepannya, "iya tadi gue nanya."

"Oh, nanya.."

Sean lalu melangkah menarik Renanda untuk menuruni tangga, membuatnya melotot dan juga merasakan kesal didalam hatinya, terbukti dengan tangan Renanda yang kini mencubit pinggang Sean namun malah membuat ia tersenyum jahil karena merasa lucu dengan tindakan Renanda sekarang.

"Emang gila ya dasar!"

Renanda kesal karena melihat Sean yang kini tertawa kecil sambil memasukkan permen kedalam mulutnya. Renanda berbinar begitu ia melihat permen berwarna merah muda yang ia yakini itu adalah permen karet.

"Mau permen!" Seru Renanda sambil mendekati Sean


"Mau?" Tanya Sean membuat Renanda mengangguk nganggukan kepalanya tidak sabar

"Ini dulu" ucap Sean sambil menunjuk pipi sebelah kanannya jelas membuat Renanda berjengit dan memukul pelan lengan Sean

"Gak usah! Mendingan gak usah!"

"Gue becanda." ucap Sean lalu terkekeh, setelahnya ia mengambil permen yang ada didalam saku bajunya dan memberikannya kepada Renanda.

"Makasih" ucap Renanda senang setelah ia menerima permen yang disodorkan oleh Sean

Keduanya sudah menuruni tangga dan kini sedang melangkah menuju bagian belakang sekolah, namun siapa sangka ternyata teman teman Sean melangkah tepat di depan mereka tentu dengan arah yang berlawanan. Sean memilih berhenti dan menunggu teman temannya itu datang untuk menghampirinya, tidak lama hanya sekitar dua menit mereka kini juga ikut berhenti tepat di posisi Sean.

D R E A M [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang