24-Semangat ya Re!

3.1K 167 1
                                    


Renanda menoleh begitu panggilan Rima tertuju padanya, "ada apa Rim?"

"Latarnya bagus, kamunya juga cantik. Ayo cepetan foto mumpung lagi sunrise."

"Aku gabisa ngegaya."

Rima berdecak lalu menghampiri Renanda dan mengatur posisi tubuhnya, dimulai dari kaki sampai ke kepala. Setelah itu Rima kembali meraih kameranya dan mulai memotret Renanda, tiga foto berhasil ia dapatkan. Kini giliran Rima yang berpose dan Renanda yang memotretnya, sesekali Renanda terkekeh karena Rima memang jagonya dalam hal pose untuk berfoto.

Tiba tiba ketukan pintu terdengar membuat keduanya menghentikan aktivitas, Renanda yang saat itu dekat dengan pintu akhirnya melangkah dan membukanya. Ternyata itu adalah aunty yang mengatakan bahwa mereka harus segera bersiap karena sepuluh menit lagi semuanya akan berangkat, tidak lupa aunty juga memberikan sebuah pujian terhadap penampilan Renanda.

Setelah pemberitahuan itu, Renanda dan Rima kini merapihkan pakaian mereka dan mengambil beberapa barang yang akan dibawanya. Setelah semua siap, tidak lupa Renanda mengunci kamar hotel dan melangkah bersama dengan Rima untuk masuk kedalam bis. Namun sebelum itu Renanda masuk terlebih dahulu kedalam kamar aunty dan diikuti oleh Rima, katanya Renanda malu jadi ia ingin keluar dari hotel bersama dengan aunty dan juga uncle nya. Hal itu jelas membuat aunty menggelengkan kepalanya, bukankah ia seharusnya menjadi gadis yang percaya diri? Namun lagi lagi Renanda merengek membuat aunty tidak bisa menolaknya.

Setelah itu, Renanda dan Rima keluar dari kamar aunty dan berjalan keluar hotel berbarengan dengan beberapa suruhan ayahnya dan juga beserta beberapa guru yang ikut. Rima hanya tersenyum dan mengangguk sesekali ketika ia dan Renanda mendapatkan pujian dari guru, namun sepertinya berbeda halnya dengan Renanda yang terlihat cuek dengan guru yang memberikan pujian tersebut.

Renanda meminta untuk satu mobil dengan aunty nya, permintaan itu jelas dituruti. Sebelumnya Renanda mengajak Rima untuk satu mobil dengannya namun Rima menolak katanya tidak enak dengan teman paskibnya yang lain dan takut jika ada pembicaraan yang menjurus kedalam hal memanfaatkan, itu membuat Renanda mengangguk mengerti. Setelah itu mereka berpisah, Renanda masuk kedalam mobilnya dan Rima masuk kedalam bis nya tentu bis khusus anggota paskibra.

Tepat saat jam menunjukkan pukul setengah enam, semua mobil berangkat menuju SMAN Bramata Jaya. Semua tampak senang berada di perjalanan, namun berbeda dengan Renanda yang saat ini sedang memainkan ujung bajunya seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Sayang, kenapa?" Tanya aunty

"Gapapa aunty, Rere cuma gugup aja ko." ucap Renanda lalu tersenyum kepada aunty nya yang kini menatapnya heran.

"Kamu itu cantik re, aunty yakin kamu bisa ko. Harus percaya diri, ini kan bukan kali pertamanya kamu lomba." ucap aunty sambil meraih tangannya dan menggenggamnya, ia terlihat bersemangat untuk membuat Renanda percaya diri.

Setengah jam kemudian akhirnya mereka sampai di SMAN Bramata Jaya, terlihat disana spanduk selamat datang untuk kedatangan kita semua. Renanda menoleh kepada jendela melihat lihat sekolah milik kakeknya ini, benar benar elegan dan luas!

Semua siswa dari sekolahnya turun dari bis, sebagian orang disana terlihat antusias dan menyambut kedatangan Siswa siswi SMAN Ananta. Terlihat juga beberapa orang yang menunjukkan arah untuk masuk ke ruangan khusus yang sudah disiapkan mereka, sebelum mereka masuk beberapa orang suruhan ayahnya Renanda berikan perintah untuk menutupi dirinya agar tidak terlihat oleh orang lain saat ia masuk kedalam ruangan. Ketika yang lain sibuk, Renanda turun dan berjalan bersamaan dengan suruhan ayahnya dan masuk kedalam ruangan, disana terlihat kakeknya yang sedang berbincang bincang dengan seseorang.

"Kakek." panggil Renanda sambil melangkah menghampiri kakeknya, dilihatnya ia tersenyum dan mendekat.

"Cucu kakek sudah datang." ucapnya sambil terkekeh membuat Renanda tersenyum dan memeluknya rindu.

"Kakek apa kabar?" Tanya Renanda lalu melepaskan pelukannya, setelah itu ia diajak untuk duduk di sofa panjang.

"Tentu saja sehat, lihatlah wajah kakek. Masih muda kan?" Tanyanya membuat Renanda terkekeh gemas dengan penuturan kakeknya yang terlalu percaya diri

"Kek, lombanya dimulai jam berapa?"

"Masih lama Reta, kenapa?"

"Aku gugup, takut dan malu" Renanda lalu menunduk tidak berani menatap kakeknya yang menghembuskan nafasnya kasar.

"Reta, angkat wajahmu."

Renanda mendongak dan menatap kakeknya yang dilihatnya juga sedang menatapnya dengan tatapan tegas, kemudian tangannya bergerak kearah bahu Renanda.

"Hilangkan rasa itu, buang jauh jauh. Cucu kakek itu percaya diri bukan seperti ini, senyum Reta lalu berjalan tegap dan sedikit angkat dagumu. Angkuh dan jangan rapuh."

"Oke kakek."

Setelah itu beberapa anggota paskibra mulai memasuki ruangan khusus, membuat kakek mengajak Renanda untuk masuk kedalam ruangannya saja namun Renanda menolak karena ia harus latihan terlebih dahulu sebelum memulai lomba. Kakek mengangguk setuju setelah itu aunty dan uncle mengikuti kakek untuk masuk kedalam ruangannya. Renanda lalu mendekati Rima dan beberapa teman paskibnya, setelah semua siap mereka memulai latihannya selama sepuluh menit lalu setelah itu beberapa dari mereka langsung berjajar rapih keluar saat panggilan untuk mereka disuarakan.

Renanda gugup begitu ia melihat beberapa orang sudah memenuhi pinggir lapangan, terlihat juga anggota tim futsal berada di sebelah kanan lapangan. Yang lebih parahnya lagi adalah kini Angkasa tengah menatapnya membuat Renanda semakin gugup, perlahan ia tau jika langkah Angkasa mendekat menghampirinya.

"Semangat ya re! Jangan gugup, bawa kemenangan buat kita." ucap Angkasa membuat Renanda hanya mengangguk sambil tersenyum setelahnya

"Makasih Angkasa."

Renanda lalu mengikuti beberapa pasukan lainnya yang sudah memasuki lapangan.

Sorak sorai terdengar jelas membuat Renanda tersenyum senang karena merasa benar dengan janji mereka bahwa mereka akan menyemangati dirinya dan juga pasukan paskibra saat lomba, Renanda menghela nafasnya lalu mulai memfokuskan diri saat suara lantang dari danton menginstruksi. Ia menegakkan bahunya, menatap tajam kedepan, dan mengangkat sedikit dagunya agar terlihat angkuh. Senyum tipis menghiasi wajah Renanda saat melakukan beberapa instruksi, terik dari sinar matahari mulai terasa namun begitu beruntungnya karena baju yang dikenakan adalah warna merah marun sehingga panas tidak terlalu menyengat dan terasa di tubuhnya.

"Renanda semangat!"

"Paskibra! Nata! Wijaya! Paskibra! Nata! Wijaya! Paskibra! jaya!!"

"Paskibra Nata wijayaaaaa!"

Lalu suara gemuruh kebanggan terdengar saat Renanda beserta pasukan lainnya memulai action, dengan gerakan yang Renanda buat juga tambahan yang diambil dari gerakan angkatan
kemarin menambah kesan yang tak terlupakan. Gerakan yang belum pernah dilakukan oleh paskibra di seluruh sekolah ini pun menjadikan penampilan terakhir dari Paskibra Nata Wijaya.

"PASKIBRA NATA WIJAYA!"

"JAYA!!"

D R E A M [Completed]Where stories live. Discover now