50- kembali ke Bandung.

2.4K 125 1
                                    


Lima jam perjalanan ternyata tidak cukup untuk Renanda sampai ditempat tujuan, jalan tol sudah dilewatinya dengan keadaan yang sama seperti sekarang yaitu macet. Merasa kesal ia membelokan mobilnya masuk kedalam sebuah restoran disana, perutnya terasa lapar sejak tadi namun ia baru makan saat perutnya mulai terasa sakit. Saat ia duduk tidak sengaja matanya menangkap seseorang yang ia kenal, ia bingung harus melakukan apa kali ini karena ternyata posisinya tidak jauh dengan mereka. Karena bingung ia memilih untuk berdiri dan berjalan menuju toilet berharap ia dapat dengan mudah mendapatkan ide disana, sesampainya ditoilet Renanda terdiam sebentar sambil menggigiti bibir bawahnya bingung. Setelah mendapatkan ide yaitu keluar dari resto dengan diam diam ia langsung pergidari toilet namun betapa kagetnya ketika ia melihat seseorang yang ia hindari kini ada didepannya.

"Sean," ucap Renanda pertama kali.

"sorry, gue Rabian kembaran Sean. Lo yang lomba paskib kan?"

"iya, gue Renanda."

"mau ketemu abang gue atau emang gak sengaja ketemu?"

"hah? Anu,"

Rabian terlihat bingung bahkan tidak berniat untuk menyelesaikan obrolan ini, "lo disakitin sama dia? Di tinggalin? Ah atau lo ditolak?"

"enak aja lo!"

"eh, terus apa?"

"gue gak sengaja ketemu sama dia. Tolong ya jangan bilang gue ada disini,"

"kenapa emangnya?"

"pokoknya jangan, gue gak mau ganggu kalian oke?"

"kepedean deh lo tuh kayanya, Sean juga kalo emang ada gebetannya disamping dia, dia gak akan peduli ya bodoamat."

"ish ko elo tuh ya nyebelin banget?"

"fakta kan? Lo ngejar ngejar abang gue sampe sini?"

Renanda menggeram kesal sambil melipat tangannya, "gue cuma mau ngasih tau beberapa hal ke elo,"

"yang pertama, gue itu bukan gebetan Sean tapi gue itu pacarnya dia. Kedua, gue gak nyamperin dia ko, orang gue kabur dari rumah dan gue sekarang mau ke rumah kakek yang disini di Bandung, dan yang terakhir kakek gue itu Jaya alias pemilik sekolah lo."

"jadi elo cewe yang sering diceritain abang gue? Anjir anjir harus kasih tau papah ini mah,"

Tiba tiba tangan Renanda ditarik oleh Bian membuatnya kaget dan hampir saja tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya, "eh eh woi, lo mau bawa gue kemana sih?"

"ikut aja, gak usah banyak ngomong."

Renanda memutarkan matanya lalu setelah itu ia sadar kemana iaakan pergi, matanya membulat begitu dirinya sudah ada diantara mereka semua. Tatapan mereka juga mengarah kepada Bian seperti meminta penjelasan atas dirinya, namun berbeda dengan Renanda ia hanya menunduk tidak berani menatap Sean.

"loh kamu?" tanya seorang perempuan yang sepertinya dalah ibu dari Sean dan juga Bian.

"Re kamu selama perjalanan baik baik aja kan? Tadi kejebak macet ya? Pegel pegel?" suara Sean kini memenuhi telinga Renanda membuat ia memejamkan matanya bingung akan menjawab apa.

D R E A M [Completed]Where stories live. Discover now