26- dari matamu?

3.2K 171 1
                                    

Renanda tersenyum, "gue Renanda-"

"Renanda Anantasya kan?" Tanya Sean diiringi kekehannya membuat Renanda mengangguk sambil tertawa kecil.

"Kalian pada kenal?" Tanya Rima tiba tiba membuat keduanya menoleh dan tersenyum kepadanya, Rima yang bingung memilih untuk diam dan menunggu jawaban dari mereka.

Keduanya lalu terlihat mengangguk pertanda bahwa pertanyaan Rima jawabannya adalah 'iya', lalu Sean beranjak dan mencuci tangannya bekas salep setelah itu ia mengatakan kepada Renanda kalau ia sudah berhasil mengobati lukannya.

"Aku Rima, kamu gausah kenalin diri lagi karena telinga aku masih normal buat bisa dengerin yang tadi" ucap Rima diiringi dengan kekehan membuat Sean ikut terkekeh sambil menganggukkan kepalanya.

"Btw, penampilan kalian tadi keren."

Keduanya saling melemparkan pandangan dan tersenyum senang terhadap pujian dari Sean, "makasih." ucap keduanya.

"Lo tanding?" Tanya Renanda

"Iya, tapi nanti sore tandingnya."

"Dan gue gak mau tau, lo harus nonton dan siapin satu botol minum." Lanjut Sean

"Hah?"

"Gue gak mau ngambil minuman dari cewe cewe yang bakal diem di pinggir lapangan sambil nyorakin dengan histerisnya, karena gue maunya minum dari elo. Ya walaupun gue yang minta, sebagai pertemuan kita yang udah setengah tahun lamanya. Jadi gimana?"

"Lo kepedean banget sih, lo idola emangnya sampe disorakin sama cewe cewe?"

Renanda tertawa kecil diikuti oleh tawa dari Rima yang setuju dengan ucapan Renanda

"Jadi lo mau bawain minum buat gue apa enggak nih?"

Renanda terkekeh lalu mengangguk nganggukan kepalanya senang membuat Sean tersenyum tipis ikut merasa senang. Setelah itu ketiganya keluar dari uks dan sepakat untuk menonton penampilan dari siswa siswi Bramata, Sean meminta Renanda untuk bercerita tentang sekolahnya di Bogor dan membuat Renanda menceritakannya. Sesekali kepala Sean menggeleng karena apa yang diceritakan Renanda itu diluar kebiasaan siswa yang normal, tapi Sean berpikir bahwa itu wajar karena Renanda mempunyai hak dan kekuasaannya.

Ketiganya lalu masuk kedalam lapangan yang kini sudah hampir penuh dengan kursi, lalu Sean terlihat melambaikan tangannya dan mengajak Renanda dan Rima untuk pergi dimana disana terlihat tiga orang laki laki yang ia yakini itu adalah teman temannya Sean. Namun sebelum itu ternyata Rama menghampiri dan mengajak Rima untuk ikut dengannya, mau tidak mau Rima mengangguk dan melangkah pergi bersama Rama. Tersislah Renanda dan juga Sean, lalu keduanya berjalan menghampiri teman teman Sean.

"Weis bro, yang baru nih?"

"Ini Renanda, cewe yang gue ceritain waktu gue kira dia masuk ke sini." ucap Sean dengan kekehan diakhirnya lalu terdengar tawa dari yang lainnya.

"Gue Tama." ucap seseorang dengan aura yang hangat namun tidak menutupi amarah yang berada di matanya.

"Gue Putra." ucap seseorang dengan kacamata hitamnya.

"Gue yang paling ganteng, Raditya panggil aja Radit tapi kalo mau manggil sayang juga boleh." ucap seseorang dengan wajah tengilnya

"Huuuuuu!" Sorak mereka bersamaan membuat beberapa orang disekitar menolehkan kepalanya bingung ingin mencari tau.

Renanda yang terkekeh mencoba untuk mengalihkan pandangannya ke arah lain, matanya menemukan beberapa perempuan menatapnya dengan tatapan tajam bak belati yang akan melukai. Namun tiba tiba semuanya gelap dan suara memenuhi telinganya, "jangan liatin mereka kaya gitu, mereka galak ." ucap seseorang yang Renanda yakini itu adalah Sean.

Setelah itu Sean kembali menurunkan tangannya dan kini melihat dirinya, "mau terus berdiri Re?" Tanya Sean membuat Renanda terkekeh lalu duduk setelah itu tenyata Sean juga ikut duduk, disebelah kirinya. Membuat posisi Renanda menjadi ditengah tengah mereka.

"Lo gapapa kan disini?" Tanya Sean

Renanda menoleh lalu menggeleng, "gapapa ko, siapa sih yang bakal larang gue?"

"Oh iya ya."

Renanda mengangguk lalu kembali mengalihkan pandangannya yang kini mengarah pada panggung yang sudah diisi oleh dua orang pembawa acara, dua duanya memakai pakaian yang sedang trend saat ini. Lalu setelah beberapa lama mereka berbincang, kini penampilan pertama yaitu dengan nyanyian dengan judul dari mata. Dua orang laki laki dan satu perempuan yang disana memang mempunyai suara yang bagus dan menenangkan, membuat Renanda ikut menyikan lagu itu bersama sama.

"Re." panggil seseorang

Renanda menoleh, "matamu melemahkan ku saat pertama kali ku lihatmu dan jujur ku tak pernah merasa, ku tak pernah merasa begini oh mungkin ini kah cinta pandangan yang pertama. Karena apa yang kurasa ini tak biasa, jika benar ini cinta mulai dari mana. Oh dari mana" bersamaan dengan itu Sean mengalihkan pandangannya dan tersenyum penuh arti membuat beberapa orang berteriak histeris saking senangnya, apalagi teman teman Sean yang bersorak setelah melihat temannya ini menyanyikan lagu yang terbilang romantis itu kepada Renanda.

Renanda hanya tersenyum sambil menatap Sean yang kini masih saja tersenyum sambil menatap ke arah lain, "tepe!" Ucap Renanda

Sean menoleh, "gue nggak tebar pesona Re. Itu lagu emang beneran mewakili gue, makanya gue refleks nyanyi langsung."

"Oooh, berarti lo lagi jatuh cinta pandangan pertama? Sama siapa?"

Sean terdiam terlebih dahulu lalu kembali melihat ke arah panggung dengan senyumnya yang sedari tadi tidak pudar, karena sadar pertanyaannya tidak dijawab akhirnya Renanda mencubit lengan Sean.

"Nyebelin."

"Dih cemberut."

Renanda menoleh, "Nggak ko!"

"Gara gara pertanyaan lo gak gue jawab?"

"Kalo cinta pada pandangan pertamanya gue itu elo gimana?"

Renanda mengerjapkan matanya berulang sambil mencoba memahami apa yang dikatakan oleh Sean, "imut banget sih Re." ucap Sean sambil ingin menyibakkan poni Renanda namun dengan gerakan cepat ia mencegahnya karena itu pasti akan menimbulkan pertanyaan dari Sean.

"Jangan dibuka poninya." rengek Renanda sambil membenarkan tatanannya

"Kenapa?"

Renanda menggeleng, "jadi yang tadi itu bener?"

"Gak tau, emang tadi gue ngomong apa ya?"

"Ish, tadi elo bilang kalo cinta pandangan pertama lo itu gue. Itu beneran?"

"Emang tadi gue ngomong gitu?"

Renanda melotot kesal, "ish dasar Sean nyebelin banget sih!"

Sean hanya tersenyum sambil melihat Renanda yang kini memilih diam dan berhenti menanyakan apapun padanya, bersamaan dengan itu juga selain tatapan dari beberapa perempuan ternyata seorang laki laki juga tertarik dengan pemandangan di depannya ketika melihat Renanda dekat dengan orang lain selain dirinya.

D R E A M [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang