61- dia lagi

2K 112 12
                                    

Malamnya Renanda kembali dikagetkan dengan kedatangan Sean yang ternyata sudah lama duduk berhadapan dengan Ananta, jadi selama ia berdiam diri di kamar bersama Tata ternyata Sean bersama ayahnya dibawah sana. Kedatangannya langsung Sean sadari, dirinya menoleh lalu sedetik kemudian kembali lagi kepada mata tegas milik Ananta.

“Mau kemana Re?” tanya Ananta

“Rere haus yah, mau ke dapur.”

“Oh yasudah, nanti habis dari dapur bantu bibi siapin persiapan kamu pulang.”

“Iya yah, nanti kita pulang jangan kemaleman ya yah? Biar besoknya Renanda gak terlalu capek.” Tidak, ini hanyalah alasan Renanda saja untuk mereka agar segera mengakhiri pembicaraan.

“Urusan ayah sebentar lagi selesai, kalau begitu kamu cepat minum setelah itu bantu bibi jika sudah Ayah akan mengakhiri urusan ayah.”

Renanda menghela nafas kasarnya, saat ia benar benar melewati ruang tamu dengan kegugupannya akhirnya Renanda kini sampai di dapur. Baru saja ketika Renanda hendak mengambil gelas, ponselnya tiba tiba bergetar.

Renanda, saya kembali lagi. Untuk hari kemarin memang tidak ada paket/surat/benda yang harus kamu terima, namun hari ini sesuatu itu ingin bertemu dengan pemiliknya. Katanya tadi saat saya akan masuk kedalam rumah, penjaga memberi tahu saya kalau kamu sedang berada didalam. Syukurlah, saya datang tepat waktu.

Renanda mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya yang masih menyala, kemudian ia melayangkan pandangannya pada pesan dimana “Tadi saat saya akan masuk kedalam rumah.” Itu berarti seseorang yang kini berada di dalam rumah. Sean? Atau mungkin kerabat ayahnya yang lain, namun siapa juga yang mengenalnya jauh sampai seperti ini.

Waktumu hanya 5 menit, cepatlah. Kamu boleh mengabaikan, tapi saya hanya ingin mengingatkan bahwa ini bukan soal kepentinganmu saja namun juga kepentingan keluargamu dan orang orang disekitarmu.

Dan juga saya. Tidak jauh dari posisimu, disebelah sana dimana tali yang berwarna itu mengelilingi pergelangan tangan.

Perkiraan Sean tentang Renanda yang sebentar lagi akan keluar dari dapur membawa sebuah kotak menuju kamarnya memang benar terjadi, gadis itu bahkan kini sibuk memandangi kotaknya tanpa melihat tangga yang harus dipijaknya dengan baik. Untung saja ayahnya Renanda sekarang ini tengah menerima telpon sehingga ia tidak sampai dikatakan tidak sopan karena mengobrol tanpa melihat lawan bicaranya, beruntunglah ia malam ini karena penjelasannya kepada Ananta diterima baik olehhnya bahkan oleh Sanjaya juga.

Disisi lain Renanda membuka sebuah kotak dengan bungkus yang cantik berwarna merah muda, saat dibuka ternyata isi di dalamnya adalah kaset dan juga dua buah surat. Renanda membuka terlebih dahulu surat yang berada diatas tempat kaset. Sebenarnya bisa saja Renanda membaca surat pada bagian bawah, namun pada surat itu telah tertulis nomor satu yang ia yakini bahwa yang harusnya dibuka dan dibacanya adalah surat yang kini berada ditangannya. Ia kemudian mulai membukanya perlahan, surat yang juga berwarna merah muda ini tergores banyak sekali huruf dengan tinta hitam disana.

Dari saya, si pengirim pesan pada ponsel Renanda.
Selamat malam, jangan bingung dengan dua surat dalam kotak ini. Saya hanya ingin memastikan saja apakah surat yang saya simpan didekat pohon jalan bubat membuatmu melakukan saranku? Jawabannya adalah ketika kamu melihat apa yang ada didalam kaset itu. Saya tau kamu cukup pintar untuk membuka surat ini terlebih dahulu karena sudah saya tulis nomornya disana, langkah selanjutnya jika memang kamu ingin menemukan jawabannya adalah kamu harus beralih pada angka dua dan pastikan apakah yang dilakukamu sama dengan apa yang saya sarankan?.

Selamat melihat hal yang cukup menyakitkan dan sedikit menyenangkan…

Renanda melipat kembali surat itu dan menyimpannya di dalam kotak, kemudian ia mengambil kaset dengan wadah yang sudah bertuliskan angka dua disana. Ia menoleh kearah kanannya, disana ada Tata dan juga bibi yang sedang mempersiapkan pakaian yang akan dibawanya pulang ke Bogor. Ia beralih kearah kirinya, disana terdapat benda yang ia cari. Kemudian kaset itu ia masukan ke laptop miliknya, ia kemudian menekan enter dan sebuah video diputar disana. Renanda membulatkan matanya kala itu, ia melihat dengan jelas kedua orang yang sedang berbicara disebuah café. Yang ia maksud adalah Sean dan juga Dara, ia menutup matanya karena tidak menyangka kalau Sean bisa dengan cepat berpaling, Dara? Orang yang sebelumnya Sean bilang hanya sekedar pelampiasan saja?. Apakah Tuhan sedang menghukum Sean karena menjadikan Dara pelampiasan saja, hukuman dimana rasa yang dimiliki Sean bukanlah pelampiasan saja namun juga rasa yang sama dengan apa yang dirasakan oleh Dara.

Ini tidak boleh terjadi, menurut Renanda ini semua hanyalah mimpi. Bukankah seharusnya Sean pada pendiriannya ketika ia berkata bahwa dirinya tidak suka Dara dan lebih suka Renanda? Rasanya Renanda ingin pulang detik ini juga, tidak kuat melihat layar yang menunjukkan bahwa pada wajah Dara dia terlihat sangat bahagia. Saat itu, pada detik detik terakhir wajah Dara berubah menjadi keruh bahkan tidak ada tanda tanda jika senyum akan muncul diwajahnya. Apa yang terjadi? Apakah Dara melihat sesuatu yang tidak menyenangkan? Atau ia merasakan sesuatu yang tidak nyaman? Atau mungkin ia mendengar sesuatu sebelumnya?. Renanda kemudian mengulang pada detik detik dimana mungkin dirinya akan menu=emukan jawaban, ternyata Sean berkata sesuatu namun ia tidak mendengarnya.

“Tata?” panggil Renanda kepada Tata

“Iya kak? Ada apa?”

“Tata liat earphone kakak gak?”

“Ini kak, aku masukin kedalam koper.”

“Makasih udah nemuin.”

“Sama sama kak.”

Renanda terkekeh lalu mengambil earphone ditangan Tata, kemudian ia kembai lagi ke atas kasur. Kini setelah memakai earphone barulah terdengar apa yang diucapkan Sean, Renanda berpikir dua kali jika saat itu Sean mengatakannya main main. Suaranya terdengar rapuh bahkan Renanda ikut rapuh kala itu, ia bahkan tidak bisa berpikir mengapa Sean seperti ini. Cepat cepat Renanda membuka surat terakhir yang bertuliskan nomor tiga disana, ia membukanya dengan cepat dan ingin tahu apa yang dijelaskan oleh sipengirim kali ini. Dirinya sendiri menyemogakan bahwa apa yang dilihatnya ini tidaklah benar, bahwa apa yang ditangsinya kali ini tidak sesuai.

Sudah melihat apa yang ada didalam kaset itu? Pertama, Saya ingin pastikan kali ini air matamu turun, minimal jika tidak kini hatimu sedang sakit. Kedua, Saya akan memastikan kembali bahwa akan ada hal yang cukup menyakitkan dan akan ada hal yang sedikit menyenangkan. Cukup bagimu untuk merasakan sakit karena bahagia Sean mengatakan perasaannya, sedikit menyenangkan karena ternyata kamu tahu jika Sean bertemu dengan Dara dalam keadaan yang cukup mesra.

Ketiga jika kamu ingat, saya pernah menyarankanmu untuk tetap positif thinking dengan apa yang terjadi. Namun itu juga bukan saran untuk membuatmu berleha dan bersantai tentang masalah yang akan datang, saya tegaskan “YANG AKAN DATANG”. Tidak bermaksud menakut nakuti, namun itu memang fakta yang harus kamu hadapi kedepannya. Keempat teruslah lakukan apa yang kini kamu yakini, tentang hal yang saya sarankan tolong pikirkan lagi karena ini bukan untuk kebaikanmu saja namun juga kebaikan keluargamu dan juga orang disekitarmu. Kelima, maafkan saya dan juga dia yang tidak bisa mengatakan hal yang sebenarnya kepadamu Renanda.

D R E A M [Completed]Where stories live. Discover now