16- Rima.

3.3K 184 1
                                    

Rima duduk di sofa ruang tengah, dirinya kini sedang mengobrol dengan bi inah sambil menunggu Renanda yang sebelumnya berpamitan untuk mengganti baju.

"Beneran yang diajak kesini baru Rima?"

"Iya, selama ini non Rere ngga pernah bawa siapa siapa ke sini"

"Selama satu tahun ini? Gak pernah ada yang kerja kelompok atau gimana gitu?"

"Bibi lupa, den Angkasa pernah kesini beberapa kali buat Kerja kelompok, tapi kalau temen perempuan emang baru neng Rima"

"Selam ini, Rere gapernah bawa temennya? Sahabat?"

"Dari dulu neng, makanya bibi sekarang seneng banget liat neng Rima disini"

Rima tersenyum, "Rima usahain bikin Rere seneng terus, selalu ada buat Rere, pokonya supaya Rere ngerasain gimana rasanya punya temen dan ngga sendirian."

"Makasih ya neng, bibi berharap banget neng Rima sama non Rere terus temenan. Jagain non Rere ya neng, bibi titip sama neng Rima"

Rima mengangguk, "iya bi siap"

Lalu terdengar suara langkah kaki dari arah belakang, membuat keduanya menoleh dan menemukan Renanda disana.

"Ditinggal bentar ternyata udah akrab" ucap Renanda lalu terkekeh

"Asyik nih si bibi orangnya"

Renanda mengangguk, "bi, nanti kalo mang Agus ada bilang ya"

"Iya non, siap"

"Ada yang mau Rere tunjukin, ayo ikut" ucap Renanda sambil menarik halus tangan Rima.

Renanda Mengajak Rima menaiki tangga lalu masuk kedalam kamarnya, ia lalu membuka laptop yang tersimpan di atas kasur. Renanda membuka file nya dan memperlihatkan kepada Rima

"Kasih saran ya"

Rima membaca setiap kata yang menjadi rangkaian kalimat, perlahan kedua sudut bibir Rima naik walaupun hanya membaca beberapa kalimat.

"Ini udah selesai ceritanya?"

Renanda mengangguk, "udah"

"Jadiin novel!"

"Mana mungkin cerita Abal Abal kaya gini bisa jadi novel"

"Ini tuh bagus, kamu anggap Abal"

Renanda kembali terkekeh melihat raut wajah Rima yang terlihat gregetan terhadap Renanda.

"Udah siapin buat nanti lomba?"

"Belum"

"Nanti di bis, duduk sama siapa?"

"Gak tau, kamu gimana?"

"Aku juga gatau, kita sebangku yu?"

Rima tersenyum lalu mengangguk, "boleh boleh."

Mereka terdiam sebentar, lalu Renanda kembali mengingat Angkasa.

"Rim, menurut kamu Angkasa itu gimana?"

"Orang yang baik, tapi aku bingung kenapa kalo sama kamu. Angaksa bukan angkasa yang biasanya"

"Maksudnya gimana?"

"Maaf ya, dia itu kalo Deket kamu kaya yang risih"

Renanda tersenyum lalu mengangguk, "dia emang risih"

"Ohiya, tadi kamu nangis gara gara Angkasa?"

Renanda perlahan mengangguk, "iyaa"

"Kenapa?" Tanya Rima

Renanda lalu mengambil posisi menyandar pada tembok, ia menghela nafasnya lalu mulai bercerita dari awal sampai hari ini, dimana angkasa menolak dirinya dan memintanya menjauh demi Haifa.

Tangannya terulur untuk mengusap pipi saat sadar cerita ini terlalu menyakitkan untuk diingat kembali.

...

"Hadap kanan gerak!"

"Istirahat di tempat gerak!"

Renanda tersenyum begitu melihat dirinya dan juga setiap pasukan tidak melakukan kesalahan satu kalipun, hari ini memang hari terakhir Renanda latihan, karena lomba diadakan esok hari.

Rima menghampiri Renanda, "keren banget kita hari ini" ucap Rima

Renanda mengangguk setuju, "besok harus lebih keren" ucap Renanda

Rima mengangguk, "pasti" ucap Rima

"Perhatian semuanya" ucap pembina

Setelah semuanya memfokuskan perhatiannya kepada pembina, ia mulai membuka pembicaraannya.

"Latihan hari ini benar benar bagus!" Ucap pembina

"Saya acungi jempol" ucap pembina lalu terkekeh

"Nanti kita k-" ucap pembina terpotong karena ada bola menggelinding menghampirinya

Renanda menoleh ke kanan begitu menemukan Angkasa yang kini menghampiri pembina untuk membawa bola.

"Maaf pak, gak sengaja" ucap Angkasa

Pembina mengangguk, "iya gapapa, latihan ya hari ini?" Tanya pembina

"Iyaaa pak" ucap Angkasa

"Tolong Bilang sama pak Boby, kesepakatan kita kumpul lagi jam lima di sekolah" ucap pembina

Angkasa mengangguk, "iya pak"

"Yasudah, kamu boleh latihan lagi" ucap pembina

Angkasa kembali mengangguk lalu mengalihkan pandangannya kepada Renanda, hal itu jelas membuat Renanda membuang pandangannya ke arah lain. Angkasa menghembuskan nafasnya kasar terhadap perlakuan Renanda sebelum dirinya benar benar pergi.

Renanda lalu mengalihkan pandangannya lagi ketika pembina berbicara kembali dan memberikan pertanda bahwa angkasa sudah pergi. Informasi yang didapatkannya hari ini adalah ia harus kembali ke sekolah jam lima sore dengan segala persiapan untuk berangkat ke Bandung.

Rima memilih untuk pulang terlebih dahulu dan pergi ke rumah Renanda seperti apa yang dikatakannya barusan Kepada Renanda. Katanya ia suka kelupaan terhadap sesuatu, ia takut lupa bahwa sore nanti ia harus berkumpul kembali di sekolah. Maka dari itu Rima memilih untuk pergi bersama Renanda agar tidak lupa.

Renanda menyetujui itu, karena pasti ia juga akan sendirian di dalam bis jika Rima lupa dan tertinggal bis. Setelah mengantarkan Rima ke rumahnya, Renanda dan pak Agus bergegas untuk langsung pulang.

Sesampainya di rumah, Renanda langsung masuk ke dapur dan bertanya kepada Bi Inah apakah barang barang yang akan dibawanya nanti sudah di siapkan atau belum. Renanda lalu bersyukur ternyata bi Inah sudah menyiapkan barang barang ditambah dengan makanan ringan yang sudah bi Inah beli, ia juga memberi tau bahwa dirinya akan berangkat pada jam lima sore nanti. Tidak lupa Renanda berterimakasih terlebih dahulu sebelum ia pergi dari dapur untuk mandi.

Renanda menjerit kecil ketika melihat laptopnya terbuka dengan layar hidup, "baterainya pasti abis, ah harus charger dulu" ucap Renanda

"Semoga pas berangkat, baterainya penuh" ucap Renanda smabil men-charge baterai laptop nya lalu setelah itu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya dan juga keringat hasil dari latihannya pagi ini.

Setelah itu Renanda mengganti bajunya dengan baju santai, lalu Renanda berbaring dengan televisi yang masih menayangkan film kesukaannya. Tidak ada mimpi yang menghampirinya, aroma lavender menjadi kenyamanan tersendiri bagi Renanda saat berada di kamarnya, saat berada di suatu tempat.

Beberapa menit telah berlalu namun sebenarnya dirinya masih sadar, lalu kembali Renanda terduduk dan mengingat bahwa Rima akan datang kesini sebentar lagi.

D R E A M [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang