27- dilabrak?

3.1K 162 1
                                    

Renanda kembali melihat penampilan dari yang lainnya, membiarkan sorakan sorakan teman teman Sean yang tidak membiarkan Renanda berhenti tersenyum karena malu.

"Males ah, panas. Kita ke belakang yok!" Ajak Raditya tiba tiba berdiri dan mengibas ngibaskan bajunya membuat beberapa perempuan berteriak histeris bahkan yang disebelah pinggirnya memberikan tissue kepadanya.

"Iya anjir mending juga ke belakang." ucap Sean lalu ikut beranjak

Renanda masih di tempatnya dan menatap ketiganya heran, "Lo gak akan ikut? Mau kita tinggal disini?" Tanya Tama

"Ikut," ucap Renanda lalu buru buru berdiri dan mensejajarkan posisinya dengan mereka.

Mereka berempat tersenyum lalu melangkah pergi bersama Renanda keluar lapangan, melihat tatapan tajam dari penggemar Sean dan teman temannya yang brutal itu membuat Sean mendekat kepada Renanda, tidak membiarkannya ia sendiri. Namun hal itu justru membuat mereka semakin menatap tajam Renanda bahkan saat ini seseorang menabrak bahunya dengan cukup keras sehingga dirinya juga terhuyung, Sean dan teman temannya jelas menoleh dan menatap kaget.

"Mata lo buta?" Tanya Sean kepada dua perempuan tadi yang menabrak Renanda

Keduanya malah berbalik dan melangkah mendekati Renanda, "Dia aja nggak pake matanya buat faham kalo dia itu lagi jalan sama siapa." ucapnya

"Terus?"

"Ya gue gak suka aja." ucapnya dengan tatapan meneliti kepada Renanda

Gemertak di gigi Renanda semakin membuatnya kesal, ia melangkahkan kakinya satu langkah membuat Sean was-was. "Lo siapanya dia emangnya?" Tanya Renanda

Perempuan itu terlihat diam sejenak, "emang menurut lo, elo itu siapanya dia?" Tanyanya

"Gue emang bukan siapa siapa, bukan juga orang yang udah lama dia kenal."

Perempuan itu terkekeh, "Terus udah tau bukan siapa siapa, ngapain tepe gitu sih deket sama Sean dan temen temennya?"

Renanda tersenyum miring, "gue itu tipikal orang yang gak bakal ngedeketin orang kalo orang itu gak ngedeketin gue duluan, karena apa? Gue gengsi, harga diri gue terlalu mahal buat nyapa duluan orang yang gak gue kenal. Lo tanya deh sama Sean, siapa sih yang ngedeketin gue duluan? Dia. Karena seperti apa yang gue bilang tadi, gue bukan tipikal orang yang ngedeketin cowo duluan kaya elo!"

Renanda menunjuk kepada perempuan itu, Sean hanya berharap harap tidak akan ada yang lebih parah lagi selain perang kata diantara mereka.

"Harga diri lo." ucap Renanda lalu menunjuk lantai, dan menunjuknya lalu menginjaknya.

"Jatuh, maaf ya gue injek soalnya jatuh kan?" lanjut Renanda membuat perempuan itu memerah karena marah

"Lo-"

"Apa hah?! Perlu gue ambilin harga diri lo terus gue ajarin lo biar harga diri lo itu ngga jatuh sia sia kaya gini lagi?" Tanya Renanda lalu terkekeh dan menggelengkan kepalanya sambil melangkah lagi mendekati perempuan tersebut, namun Sean menahan pergelangannya.

"Udah gak usah, biar ini gue yang urus. Lo duluan aja." ucap Sean lalu membulatkan matanya kaget karena setelah ia berbicara seperti itu, Renanda di tampar oleh perempuan tadi.

"Jaga ya omongan lo! Disini itu elo yang murahan! Seenaknya mau diajakin Sean pergi" ucapnya

"Lo lagi ngomong sama kaca?" Tanya Renanda

"Udah Re, udah. Biar ini gue yang urus, Dit bawa Renanda pergi" ucap Sean kepada Raditya

Renanda hanya diam dan tidak ingin memberontak, ia memilih untuk mengikuti mereka bertiga ke belakang sekolah sesuai tujuan mereka tadi. Setelah lorong yang cukup panjang akhirnya mereka sampai di sana, Renanda buru buru duduk di bangku yang kini terlihat berbeda dengan apa yang ia lihat dahulu.

"Yang tadi itu-"

"Udah lah, besok juga dia gabakal ada di sekolah." ucap Renanda dengan nafas yang belum teratur, emosi kini menguasai dirinya hingga saat ini juga ia masih ingin menerkam perempuan tadi.

"Hah? Maksud lo?" Tanya Naufal

"Gue pewaris tunggal dari keluarga Bramata."

Raditya tiba tiba mendekat dan menanyakan apakah yang dikatakan olehnya adalah hal yang serius? Bahkan Putra yang dominannya adalah orang yang pendiam bahkan dingin itu juga menolehkan kepalanya menghadap Renanda

"Lo keluarga Bramata? Nggak nyangka gue."

"Pantesan tadi keliatan deket banget sama pemilik sekolahan." ucap Tama

"Iyaaa, itu kakek."

Mereka hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Lalu tidak lama seseorang dengan derap langkah yang cepat menghentikan obrolan mereka, Sean berhenti tepat di depannya dengan nafas yang masih terdengar jelas.

"Ko lari lari?"

Sean hanya tersenyum lalu menggeleng dan duduk tepat disebelah kanannya, "kebiasaan ih, orang nanya malah gak dijawab" lanjut Renanda kesal

"Oh itu pertanyaan?"

"Udah mending nanya sama gue aja, dijamin ngejawab deh." ucap Raditya

"Yakin?" Tanya Renanda lalu dibalas anggukan kecil oleh Raditya, "berhubungan soal tadi gue di labrak sama cewe gajelas itu, pacarnya Sean ada berapa sih? Gebetannya? Terus mantannya? Siapa tau gue bisa siapin stamina gue kalo suatu saat nanti mereka semua ngelabrak." ucap Renanda

"Banyak banget pertanyaannya." ucap Sean sambil mencubit pelan tangan Raditya pertanda bahwa jawaban yang harus dikeluarkan adalah jawaban yang tepat.

Raditya tersenyum terlebih dahulu, "pacar? Sean itu dari orok sampe sekarang emang gak punya pacar, jadi mantan Sean itu nol alias Sean belum punya mantan." ucap Raditya membuatnya menoleh kepada Sean dan berkata, "beneran?" Tanya Renanda lalu Sean terkekeh dan mengangguk

"Nah soal gebetan, si Sean kan orangnya dingin kan makanya boro boro pacaran deket aja dia ogah. Jadi gebetan dia juga nol" ucap Raditya lalu dibantah habis oleh Tama, "bohong" ucap Tama dengan aksen kalem nya

"Bohong? Semua yang dibilang Radit ituuuu bohong?" Tanya Renanda beralih memerhatikan Tama.

"Ngga! Itu beneran, apa yang dibilang Radit itu bener ko!" Ucap Sean membuat Renanda menoleh kesal, "gue itu ngga nanya elo, Sean" ucap Renanda lalu kembali menatap Tama karena ingin meminta penjelasan darinya

Sean hanya menghembuskan nafasnya resah sedangkan Raditya dan juga Putra hanya terkekeh melihat ekspresi yang ditunjukkan temannya itu, "gebetan dia banyak banget, gak keitung pokonya!" Ucap Tama membuat Renanda kembali menoleh kepada Sean, "beneran?" Tanya Renanda

Sean hanya tersenyum tengil sambil menganggukkan kepalanya, "iyaaa" ucap Sean

"Emang dasar tukang tepe" ucap Renanda

"Ngga re" ucap Sean

"Untung aja gue bukan tipe cewe yang baperan, kalo iya dari tadi gue udah kepincut sama elo" ucap Renanda dengan kekehannya

Namun bukannya ikut tersenyum, Sean hanya terdiam sambil menatap Renanda yang kini sedang tertawa kecil kepadanya. Tama yang melihatnya hanya bisa tersenyum tipis seraya mengangguk mengerti, ia lalu mengalihkan pandangannya ke arah Putra yang kini sedang mengajaknya untuk berbincang tentang sesuatu yang sebelumnya ia tanyakan.

D R E A M [Completed]Where stories live. Discover now