35- strawberry

3K 157 1
                                    

"Ko diem?" Tanya Sean

Renanda yang masih menatap Sean langsung mengerjap ngerjapkan matanya, ia lalu menjauhkan dirinya dari dekat Sean. Susu kotak yang sedari tadi ia genggam kini mulai ia minum dengan tatapan yang tentu tidak mengarah kepada Sean, namun entah kenapa perasaannya mengatakan bahwa kini Renanda sedang di perhatikan oleh Sean. Dengan keberaniannya, Renanda mencoba untuk melirik Sean dan gotcha! Perasaannya benar.

"Sean ih, ngeliatin nya jangan gitu!" Seru Renanda

"Iya iya" ucap Sean lalu meraih susu kotak yang terletak di meja, namun sebelumnya Sean melirik sebentar ke arah meja yang kini ada embun embunnya memberi pertanda bahwa susu kotak itu dalam keadaan dingin.

Sean lalu meraihnya dan mulai meminumnya, "enak kan?"

Sean mengangguk, "susu kan emang enak,"

"ih! Tapi kan susu rasa pisang itu beda!"

"Kan itu menurut lo, menurut gue ya susu strawberry yang enak!"

"Ko strawberry?"

"Karena gue suka strawberry!"

Renanda menganggukkan kepalanya mengerti, "Oh... Gitu,"

"Kenapa lo ngga nanya kenapa gue suka sama strawberry?" Tanya Sean membuat Renanda menoleh dan mengatakan, "huh?"

"Yauadah, kalo gitu... Kenapa lo suka sama strawberry?"

"Nyokap suka dan dia selalu nawarin gue buah strawberry dari dulu, jadi kalo pilih apa apa pasti rasa strawberry."

"Tapi kutipan di sebuah cerita bener bener bikin gue tambah suka sama strawberry, lo mau tau?" Lanjut Sean

Renanda mengangguk antusias.

"Strawberry itu punya rasa, rasa manis dan juga rasa asem yang kadang gabisa bedain dua duanya kan?. Secara gak langsung, kesimpulannya adalah strawberry itu jago nutupin sesuatu. Karena lo ga bakal tau rasa apa yang sebenarnya strawberry itu punya, kalo di bilang manis kan dia ada asemnya kalo di bilang asem kan ada manisnya. Maka dari itu gue suka sama strawberry," ucap Sean

Renanda tersenyum kepada Sean, "nah kalo ini gue tau, manis pasti. Senyuman lo manis re," Ucap Sean sambil menunjuk bibir Renanda yang masih menyunggingkan senyuman.

Lagi lagi Renanda merasakan pipinya memanas hanya karena kalimat ringan yang dilontarkan Sean barusan, "belajar dari mana?" Tanya Renanda.

"Hah?"

"Belajar ngegombal gini darimana?" Tanya Renanda membuat Sean terkekeh geli sambil menggelengkan kepalanya tidak terlalu cepat.

"gue gak belajar re, kenapa coba?" Tanya Sean

"Kenapa?" Tanya Renanda

"Ya karena apa yang gue bilang ke elo itu tulus, gak di buat buat. Semuanya ngalir begitu aja, dari apa yang gue liat dari mata-" ucap Sean sambil mengusap pelan ke arah mata Renanda membuatnya menutup matanya agar Sean bisa melakukan apa yang ia maksud, yaitu mengusap mata Renanda.

"Masuk ke pikiran-" ucap Sean lalu mengusap ngusap kepala Renanda.

"Berterus terang lewat lisan-" ucap Sean lalu beralih mengusap bibir Renanda dan berhenti jauh di depan dada Renanda, jarak tangannya yang menunjuk hanya lima centimeter di sebelah kanan.

D R E A M [Completed]Место, где живут истории. Откройте их для себя