Satu

13.1K 313 3
                                    

"Bu, Lyra berangkat dulu ya." kata Almyra yang sudah siap dengan berbagai atribut pengaman untuk menjaga keamanan dirinya saat menggendarai sepeda motor menuju kampus.

Ibu Almyra keluar dari rumah dengan berlari kecil dan membukakan pintu pagar untuk Almyra.

"Hati - hati ya, Sayang." ucap Ibunya.

"Baik, Bu."

Ibu Almyra melambaikan tangannya dan kemudian, saat Almyra sudah terlihat jauh oleh pandangan matanya, Ibu Almyra menutup kembali pintu pagar rumahnya dan bersiap - siap untuk membuka warungnya.


Sesampainya di kampus, Almyra melambaikan tangannya kepada dua orang yang sedang berjalan masuk ke dalam kampus.

"Kesha.... Afika...." teriak Almyra.

Kesha dan Afika adalah sahabatnya Almyra dari SMA, mereka sudah 4 tahun lebih bersahabat.

Mereka adalah mahasiswi tingkat tiga di Universitas ternama di Jakarta dengan mengambil jurusan gizi.

"Ra, lo udah ngerjain tugas Bu Mega belom?" tanya Kesha.

"Udah dong." jawab Almyra santai.

"Tumben." ujar Afika.

"Yoi, gue mau rajin. Haha." lanjut Almyra. "Yaudah yuk, masuk kelas."

"Hai, Myra." sapa seorang perempuan berbadan kecil, dengan rambut di kuncir kuda dan sedikit make up.

"Hai, Winda."

"Hai, Myr." sapa perempuan berkacamata yang sedang berpapasan ingin masuk ke dalam kelas bersamaan dengan Almyra, Kesha dan Afika.

"Hai, Reni."

Banyak sekali yang menyapa Almyra, gadis ini memang lumayan dikenal oleh banyak mahasiswa atau mahasiswi lainnya, karena Almyra adalah salah satu wakil ketua organisasi paduan suara di kampusnya.

Almyra termasuk dalam jejeran cewek-cewek tercantik di kampusnya. Selain itu, dia gadis yang pintar, ramah, murah senyum, dan yang ngga kalahnya lagi, body milik Almyra seperti model - model Indonesia.... nah,  karena itu banyak loh senior, junior bahkan cowok seangkatan yang tertarik dan mengejar - ngejar Almyra.

Tapi, sayangnya Almyra belum tertarik untuk bermain dengan yang namanya Cinta. Walaupun, ada satu laki-laki yang membuatnya degdegan saat bertemu dengannya. Siapa lagi kalau bukan senior tampan kesukaan mahasiswi kampusnya,,, yang tak lain adalah Rayhan si ketua BEM.

Almyra ini, orangnya pemberani, sedikit cuek, moody, dan sedikit malas. Apalagi kalau ngerjain tugas kampus, tapi herannya dia selalu mendapat nilai bagus karena kepintaran otaknya.

Almyra, Kesha dan Afika pun akhirnya keluar ruangan setelah beberapa jam mengikuti mata kuliahnya Bu Mega.

"Eh, nongkrong yuk. Ada cafe baru tuh di jalan melati." kata Kesha sambil menatap mata kedua sahabatnya itu.

"Gue ngga bisa, Kes. Hari ini mau nganterin nyokap ke Bandara." kata Afika.

"Yah... gimana Ra? Lo mau gak?" tanya Kesha kepada Almyra.

Almyra tersenyum. "Hehe, maaf ya Kes. Gue gak ada uang."

Kesha menggelengkan kepalanya.
"Ya ampun, Almyra. Lo udah kenal gue berapa lama sih? Kita itu sahabat, tenang aja kali."

Kesha pun meranggulkan tangannya ke leher Almyra.

"Gak enak gue, Kes. Setiap jalan, kalian mulu yang ngebayarin gue." ucap Almyra.

"Dulu kan kita kebalikan Ra, sama Lo." kata Afika.

Kesha yang sepemikiran dengan Afika langsung mengangguk. "Iya, waktu jaman SMA kan, Lo mulu yang bayarin kita berdua. Jadi tenang aja."

Almyra menundukkan kepalanya. "Kalo itu beda cerita, Kes."

"Almyra, maaf ya." kata Kesha sambil memeluk Almyra.

"Udah.. Besok aja Kes, biar sekalian gue ikutan." ucap Afika.

"Dan Lo, Myra. Tenang kalo masalah bayar membayar mah. Oke." lanjut Afika.

Almyra pun tersenyum dan mengangguk.

Sebenarnya, Almyra merasa tidak enak lagi bermain bersama Kesha dan Afika, karena keterbatasan ekonomi Almyra yang sekarang.

Dulunya, Ayah Almyra adalah seorang pengusaha sukses, tapi hidup tak semulus yang dibayangkan. Ayah Almyra mengalami kebangkrutan. Sehingga, menyebabkan orang tua Almyra berpisah.

Orang tua Kesha, adalah pengusaha yang baru sukses 2 tahun belakangan ini. Ayahnya mempunyai bisnis restoran yang sekarang ini sudah membuka banyak cabang dimana - mana, dan Ibunya mempunyai bisnis kosmetik yang sukses.
Lain halnya dengan Afika, Ayahnya Afika adalah ketua lurah di daerah Jakarta Timur, dan Ibunya hanya ibu rumah tangga.

Tapi, Almyra bersyukur. Karena kedua sahabatnya itu tidak pernah meninggalkannya, baik dalam keadaan senang maupun keadaan susah seperti sekarang. Sehingga, Almyra selalu membuang jauh - jauh jika di dalam pikirannya merasa tidak enak terhadap kedua sahabatnya tersebut.

"Yaudah, yuk balik." ajak Almyra.



















Hallo semuanya, baru di satu.. ya pasti Belum seru hehe.. coba di baca seterusnyaa... kali aja suka
Please!!! Vote and Comment.
Thank you..
Selamat membaca yaaa:)

My Love Almyra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang