Tujuh Puluh Sembilan

3.6K 110 0
                                    

Raffa terbangun dari tidurnya. Sudah beberapa hari ini, Raffa merasa dirinya sangat bodoh. Sudah berkali-kali ia menyakiti perasaan gadisnya. Perasaan gadis yang akan menjadi calon istrinya itu.

Ia bangun dan menuju cermin yang berada di depan ranjangnya. Kemudian ia mengobrol dengan dirinya sendiri.

"Maafkan aku Almyra." ucapnya.

"Aku bodoh, dan tak sepantasnya aku menjadi milikmu." ucap Raffa lagi.

"Aku selalu membuatmu sedih, dan aku selalu membuatmu kecewa." ucapnya terus.

Raffa terus mengobrol dengan cerminnya itu, lalu, ia pun menghela nafas panjangnya dan mengeluarkannya.

Ia menepuk-nepuk kedua pipinya dengan tangan, lalu tersenyum.

"Sekarang, aku akan membahagiakanmu." ucap Raffa sambil pergi meninggalkan cerminnya.

Ia pergi mandi dan bersiap-siap untuk datang kerumah calon istrinya itu.

Tanpa berlama-lama, ia pun telah siap dan berpamitan pada Ibundanya. Raffa pun langsung melajukan si "Jedi." dan berhenti sesaat untuk membeli sarapan.

Ia membeli satu bungkus nasi uduk yang berisi semur jengkol dan gorengan.

Setelah itu, ia pun bergegas melajukan si "Jedi." lagi dan sampai kerumah Almyra.

Disana, ia bertemu dengan Ayah dan Ibu Almyra yang ternyata mereka akan pergi untuk bekerja, Raffa pun menyapanya.

"Selamat pagi Ayah, Ibu." sapa Raffa. "Pagi-pagi sudah rapih aja, memangnya mau kemana?" tanya Raffa.

"Selamat pagi calon mantu, ini loh, Ibu mau pergi ke pasar tapi minta diantar Ayah." jawab Ayah.

"Apa sih, Ayah." kata Ibu.

"Hahaha." Mereka pun tertawa.

"Almyranya ada kan Bu? Yah?" tanya Raffa kemudian.

"Ada." kata Ibu sekarang. "Dia masih dikamarnya, tidur."

"Masih tidur?"

Ayah dan Ibu mengangguk.

"Ya, tadi dibangunin katanya masih ngantuk." jelas Ayah.

"Tolong bangunkan ya, Raffa. Masa anak gadis bangunnya siang." pinta Ibu.

"Siap." kata Raffa.

Ibu dan Ayah pun pergi meninggalkan Raffa. Ia pun masuk dan mengetuk pintu kekasihnya itu. Tapi tak ada respon. Akhirnya, ia pun membuka pintunya dan masuk.

Ia mendapati gadisnya yang masih tertidur pulas diatas ranjang. Ia menghampirinya dan duduk di pinggiran ranjang sambil memperhatikan wajah Almyra yang sedang tertidur.

"Kamu cantik sekali Almyra." kata Raffa pada kekasihnya yang masih tertidur.

Ia pun menaruh bungkusan nasi uduk disamping laci ranjang Almyra, dan melihat kearah ponsel Almyra yang menyala karena adanya pesan masuk.

Ponselnya dimode sunyi, sehingga layar hanya menyala jika menandakan adanya pesan atau pun panggilan.

Raffa melihatnya dan ternyata pesan itu dari Kesha, yang Raffa gagal fokus adalah, ia telah mendapati foto dirinya yang berada di layar ponselnya Almyra.

My Love Almyra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang