Enam Puluh Lima

3K 94 0
                                    

Hari berganti dengan cepat, tapi Raffa tetap saja belum ingat akan diri Almyra.

Almyra tidak mau berhenti berusaha, ia harus benar-benar bersabar agar Raffa bisa mengingat dirinya kembali.

Almyra meminta bantuan kepada Glen dan Ibu Raffa, agar Kia tidak merusak semua rencananya.

Rencana Almyra saat ini adalah ingin mengajak Raffa ke kantor polisi dan bertemu dengan polisi yang pernah menangani kasus mereka saat pertama kali bertemu.

Ia sangat berharap itu bisa membantu ingatan Raffa.

Almyra telah menunggu tepat di depan kantor polisi. Ia menunggu Raffa datang yang diantar oleh Glen.

Tak lama, mobil Glen pun datang. Glen dan Raffa turun dari mobil.

Raffa yang melihat kantor polisi itu, sedikit mengingat. Entah apa, tapi memang tak asing baginya.

"Raffa, ayo." ajaknya.

Mereka pun menghampiri seorang gadis yang saat ini memakai pakaian piyama, piyama yang saat itu dipakai Almyra dan di ajaknya ke kantor polisi untuk menyatakan cintanya kala itu.

Raffa memandang gadis itu, ia benar-benar tak mengingat apa-apa. Walaupun, sedikit rasa tak asing terhadap apa yang ia lihat.

"Kenapa ada dia?" unjuk Raffa ke Almyra.

Glen memandang ke arah Almyra, Almyra hanya diam.

"Ada urusan." ucapnya.

Lalu, mereka pun masuk dan bertemu dengan pak polisi waktu itu.

"Hallo mas Raffa, bagaimana hubungan anda dengan mbak ini?" kata pak Polisi dengan menunjuk ke Almyra.

Raffa menaikkan alisnya dan bingung. Ia mengingat polisi itu, tapi saat Raffa berusaha untuk mengingat, otak Raffa serasa keram, ia memejamkan matanya dan memegang kepalanya.

"Raffa, kamu kenapa?" tanya Almyra yang sepontan memegang lengan Raffa.

Raffa pun menolak dan menjauhkan tubuhnya dari Almyra. Melihat perlakuan Raffa seperti itu, Almyra diam. Ia tak mengerti harus bagaimana.

Glen pun membantu Raffa untuk duduk di kursi, tapi Raffa menolak.

Kini, pikiran Raffa melayang. Ia seperti mengingat kejadian yang ada di kantor polisi ini.

Dipikirannya ada orang yang bersenang-senang di kantor polisi ini.

Tertawa.

Bahagia.

Gembira.

Ah!

Apa itu?

Kepala Raffa serasa mau pecah. Ia tak bisa menahannya. Lalu, Raffa pun keluar dari kantor polisi itu dan berdiri menyender si depan mobil Glen.

Glen dan Almyra pun menyusul.

Sesaat, Raffa melihat sebuah motor yang tak asing baginya. Ia mengingatnya.

Tapi apa?

Raffa tidak tahu.

Sakit kepala Raffa terus menerus dirasanya. Ia ingin sekali mengingat akan hal-hal itu.

Almyra pun mendekat ke arah Raffa. Ia memandang Raffa dengan penuh harapan.

"Raffa." ucapnya.

Raffa memandang gadis yang ada di hadapannya saat ini. Gadis yang sangat cantik, yang sedang memandang dirinya. Baju piyama yang tak asing, bahkan, kalung yang dipakai gadis itu pun tak asing baginya.

My Love Almyra (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora