Lima Puluh Delapan

3.4K 104 1
                                    

Raffa dan Almyra berciuman lama sekali, tak menghiraukan apa-apa, kaca, langit-langit dan segala apapun yang  ada di kamar ganti ini. Mereka terus berciuman, semakin lama, semakin menjadi-jadi, hingga akhirnya ada seseorang yang mengetuk pintu dari luar.

Tangan Raffa menggenggam penuh wajah Almyra. Menyudahi perbuatan yang mereka lakukan.

Raffa pun berbisik. "Kita harus lanjutkan ini."

Almyra hanya diam dan kemudian secepat kilat ia mencium pipi Raffa lalu keluar dari kamar ganti tersebut.

"Awas kamu." ujar Raffa.

Setelah keluar dari kamar ganti, Raffa membayar baju yang telah ia coba di kamar ganti itu.

Almyra tak menyangka, jika first kiss nya untuk Raffa. Memang Raffa lah, pacar pertama Almyra dan orang yang paling Almyra sayangi setelah Ibu dan Ayahnya.

"Yuk." ajak Raffa kepada Almyra untuk keluar dari toko dan menggandeng tangan Almyra.

Saat di dalam mobil, mereka hanya diam dan tak berkata apa-apa. Semua jadi canggung.

Raffa tak bisa membayangkan jika tadi tak ada yang mengetuk kamar ganti, pasti ia akan berbuat lebih pada gadisnya itu.

Akhirnya, Raffa memberanikan diri untuk memecahkan suasana di mobil yang hening saat ini.

"Hmm.. Sayang." ucapnya.

Almyra menoleh. "Ya?"

"Kamu baru pertama kali berciuman ya?"

Sontak pertanyaan itu keluar dari mulut bodohnya Raffa.

Bodoh.

Memang bodoh.

Mengapa Raffa dapat berkata seperti itu?

Menyesal dengan perkataannya itu, Raffa langsung membuang mukanya karena malu kepada Almyra.

Almyra yang mendengar itu hanya menanggapi santai.

"Ya."

Raffa tak menyangka, Almyra akan menjawab pertanyaan itu.

Raffa pun menoleh kembali ke gadisnya itu.

"Maaf ya." kata Raffa.

"Untuk?"

"Ci..u..m"

"Ngga apa-apa." kata Almyra cepat.

Raffa pun memposisikan tubuhnya menghadap ke Almyra dan memegang kedua bahu Almyra.

Jantung Almyra pun kembali berdegup dengan kencang. Mereka saling bertatapan dan berpandangan.

"Kaku."

"Hah?" tanya Almyra.

"Kaku." ulang Raffa.

Almyra langsung memukul pundak kekasihnya itu.

"Jadi maksud kamu, ciuman aku tadi kaku?" ketus Almyra.

"Hahaha." Raffa meledek.

"Emangnya, sudah berapa gadis yang kamu ajak ciuman?" tanya Almyra menantang.

"Hmmmm..." Raffa berpikir sejenak.

Melihat Raffa yang berpikir membuat Almyra sedikit bete. Ia pun merubah posisi duduknya, dan menyender.

"Satu." bisik Raffa.

Almyra tahu, pasti tak lain gadis yang pernah kekasihnya cium itu adalah Kia, mantannya itu.

"Baru kamu." bisiknya lagi.

Mendengar itu, Almyra tak percaya kemudian menoleh ke arah kekasihnya itu.

"Baru kamu." ulangnya lagi.

"Aku kira, Kia." ucap Almyra.

"Hahaha. Kia?" tawa Raffa.

"Aku ngga pernah melakukan apa-apa sama Kia." lanjut Raffa. "Ya.. paling peluk pelukan." candanya lagi.

Almyra pun memukul pundak Raffa, dan mereka pun tertawa bersama.

Setelah itu, Raffa melajukan mobilnya si "Jedi." dan mengantarkan Almyra pulang ke rumahnya.

Sesampainya, Almyra berpamitan dengan Raffa dari dalam mobil.

"Kamu ngga mau mampir dulu?" tanya Almyra.

"Engga deh, sudah larut malam, salam buat Ayah sama Ibu ya." jawab Raffa.

Almyra mengangguk dan membuka pintu mobil. Sebelumnya, Raffa menarik tubuh Almyra dan jarak antara mereka pun tak ada yang menghalangi.

"Ngga ada kecupan nih?" pinta Raffa sambil memejamkan matanya dan memonyongkan bibirnya.

Almyra melihat sekeliling jalanan yang sepi, kemudian dengan cepat ia mengecup bibir kekasihnya itu.

Dengan cepat juga, ia berlari keluar dari si "Jedi." dan masuk ke dalam rumahnya.

Raffa pun tersenyum sangat senang. Ia seperti menari-nari di dalam mobilnya.
Ia sangat mencintai gadis itu.

Sangat mencintainya.

Raffa mengambil sebuah pulpen, mengeluarkan sebuah foto, menggenggam foto itu, dan menuliskan sesuatu disudut foto yang bertuliskan "My Love Almyra."

Kemudian, Raffa memandang foto tersebut dengan senyum bahagia.

"Aku bahagia memilikimu, Almyra." ucapnya kepada foto Almyra yang sedang tersenyum cantik.

Lalu, Ia melajukan si "Jedi." untuk pulang kerumah sambil menyalakan radio untuk menemani jalannya.

Jalanan malam ini begitu sepi sekali, kucing pun tak ada yang lewat. Sampai pada akhirnya, Raffa melihat beberapa geng motor yang melintas, dan ternyata mereka menghadang si "Jedi."

Sontak, membuat Raffa menghentikan mobilnya.

Segerombolan orang turun dari motor-motor itu dan menghampiri si "Jedi."

"Keluar lo!" pinta salah satu pria berotot yang sangat menakutkan.

Raffa bingung harus bagaimana.

Raffa tak bisa berbuat apa-apa, ia pun akhirnya keluar dari si "Jedi" dan melihat di sekelilingnya saat ini, entah berapa banyak preman-preman itu, yang pasti mereka bertato, dan ada juga yang wajahnya tak asing bagi Raffa.

Sejenak Raffa mengingat, dan kini Raffa tahu, kalau mereka adalah segerombolan teman-temannya si Rayhan.

Tiba-tiba, sebuah serangan datang ke arah Raffa dan Raffa pun tersungkur jatuh ke tanah.

"Habisi dia." pinta seseorang di balik motor paling besar, dia adalah Rayhan.

Semua preman yang sudah mengelilingi Raffa, maju dan berkelahi dengan Raffa.

Raffa masih bisa berdiri dan membela dirinya. Beberapa preman ada yang habis oleh Raffa.

Tapi, karena banyaknya preman dan serangan posisi dari arah mana pun, membuat Raffa tak bisa menahan diri lagi, tubuhnya sudah babak belur, kakinya lemas, dan yang paling terakhir, serangan dari Rayhan yang membawa sebuah balok kayu dan memukul keras kepala Raffa. Sampai akhirnya, Raffa benar-benar terjatuh dan tak sadarkan diri.

Mereka pun pergi dan meninggalkan Raffa sendirian di jalanan bersama si "Jedi."
















OMG!!! Lanjut ga ya?
Komen dong, vote jugaa yaaa
Biar semangat nulisnya nih
Thanks:)

My Love Almyra (END)Where stories live. Discover now