Empat Puluh Lima

3.9K 124 10
                                    

Matahari sudah terbenam beberapa jam lalu, kini Almyra merebahkan tubuhnya, dan ingin beranjak tidur, ia menatap langit-langit kamarnya sebentar. Dan membayangkan wajah Raffa, ia pun tersipu malu.

Tiba-tiba ponsel Almyra berdering, dan ia meraihnya yang berada tepat di samping tubuhnya saat ini. Ia melihat layar ponselnya dan mengenali nomer itu.

Raffa kunyuk jalanan.

Nama itu yang terpampang di layarnya. Almyra langsung menganggkat ponselnya dan mendekatkannya ke telinga.

"Hallo?"
"Kamu bisa keluar sebentar?"
"Keluar? Kemana?"
"Keluar rumah kamu."
"Sebentar."

Almyra menutup ponselnya dan kemudian beranjak ke luar rumahnya. Ia mendapati Ibu dan Ayahnya yang sedang sibuk dengan bisnis baru mereka di ruang tamu.

"Mau kemana, Sayang?" tanya Ibu.

"Mau keluar, Bu. Ada Raffa." jawabnya.

Ibu memandang ke arah Ayahnya yang bingung, Kemudian Almyra berlalu dan keluar dari rumahnya.

Ia mendapati Raffa yang sedang berdiri di depan si "Jedi."

"Raffa." sapanya.

Raffa kemudian tersenyum dan mempersilahkan Almyra masuk ke dalam mobilnya.

"Mau kemana?" tanyanya.

"Masuk aja." jawab Raffa.

"Tapi, aku pakai piyama." ucap Almyra.

"Ngga apa-apa."

Dan Raffa pun melajukan si "Jedi." ke suatu tempat yang tak asing bagi mereka.

Yaitu, kantor polisi.

Almyra menaikkan alisnya dan bingung dengan apa yang ia lihat saat ini.

"Ngapain ke sini?" tanya Almyra.

"Sebentar, aku ada urusan." jawabnya sambil keluar dari si "Jedi."

Almyra pun mengikuti Raffa yang masuk ke dalam kantor polisi. Saat Almyra masuk, semua orang yang berada di dalam ruangan itu pun memandangnya aneh, mungkin karena Almyra datang dengan baju piyama dan malam-malam datang ke kantor polisi.

Setelahnya, ia melihat Raffa yang sedang berbincang dengan salah seorang polisi yang tak lain adalah polisi yang pernah menangani kasus tabrakkan mereka berdua beberapa waktu lalu.

"Eh, Mbak Almyra." kata Pak Polisi yang mengingat namanya.

Almyra sedikit bingung sebenarnya, lalu ia duduk bersampingan dengan Raffa. Dan Raffa memulai pembicaraannya dengan Pak Polisi yang ada dihadapannya saat ini.

"Jadi, bagaimana Pak?" tanya Raffa.

Pak Polisi pun mengangguk sebentar dan beralih pandangan ke arah Almyra.

"Jadi begini, Mbak. Saya kan pernah menangani kasus kalian." ujar Pak Polisi menjelaskan.

Almyra memandangnya pasti dan serius. Kemudian Pak Polisi itu pun melanjutkannya.

"Terus, ada titipan dari Mas ini buat Mbak." kata Pak Polisi sambil menunjuk ke arah Raffa dan mengeluarkan kotak kecil kepada Almyra.

Raffa menoleh ke arah gadis itu, Almyra pun meraihnya dan membukanya.

Kotak itu berisikan kalung matahari bermata biru yang memang Raffa belikan untuk Almyra dengan saran Ibunya.

Almyra terkejut melihatnya, ia juga melihat selembar kertas yang tertempel dan bertuliskan.

Hanya kamu yang bisa menabrak hatiku, aku ingin kamu.

Maukah kamu menjadi kekasihku?

Almyra menoleh ke arah Raffa dan melihat Raffa yang berekspresi datar, seperti ingin mengetahui dan penasaran akan jawaban dari gadis yang ada didepannya itu.

Seketika jantung Almyra berdebar lebih cepat, ia sedikit tak menyangka bahwa laki-laki bernama Raffa yang ada dihadapannya saat ini, sedang menyatakan perasaan untuk dirinya lewat Pak Polisi.

Almyra sedikit berpikir sejenak.

"Jawabannya apa Mbak?" tanya Pak Polisi ke Almyra.

Tanpa keraguan dan dengan pasti, Almyra mengangguk dan menjawab.

"Ya."

Mendengar jawaban Almyra sontak membuat Raffa terbangun dari duduknya dan loncat sambil mengatakan "Yes."

Pak polisi dan beberapa rekannya yang ada diruang itu, yang sedang menyaksikan dan melihatnya ikut senang dengan pasangan yang sedang dimabuk asmara dihadapannya saat ini.

Raffa bersalaman pada Pak Polisi yang telah membantunya itu dan memeluknya.

"Terima kasih, Pak bantuannya." kata Raffa dengan senang.

Almyra melihat tingkah Raffa hanya tertawa di tempatnya.

Raffa pun memandang Almyra yang tertawa senang dan kemudian meraih kalung matahari bermata biru itu, ia memasangkannya di leher Almyra.

Cocok sekali. Almyra semakin cantik dengan kalung matahari bermata biru itu dilehernya.

Raffa pun tersenyum puas.

Pak Polisi yang ada di dalam ruangan itu pun, semuanya bertepuk tangan dan ada juga yang bersiul.

"Piwit." siul salah seorang polisi.

"Cie cie." kata salah satu polisi lainnya.

Almyra dan Raffa pun tersenyum malu. Lalu, Raffa meraih tangan Almyra dan mengajaknya pergi. Karena, urusannya di kantor polisi itu sudah selesai.

Raffa menengok ke Pak Polisi sebelum keluar dari pintu, "Di tunggu aja ya, Pak Pizzanya." kata Raffa sambil tertawa.

Pak Polisinya pun mengangkat jempolnya dan mengangguk.

Dan akhirnya, mereka keluar dari kantor polisi.

"Sogokkannya pakai Pizza?

"Iya, Hahaha."

"Hahaha."

Mereka pun tertawa.

Almyra benar-benar tak menyangka dan tak pernah sama sekali membayangkan ada seorang laki-laki yang menyatakan perasaannya lewat cara yang seperti itu.

Hanya Raffa.

Raffa yang sekarang sudah resmi menjadi kekasihnya mulai malam ini.

Dan ia akan selalu mengingat kejadian ini.























Haiii semuanya
Bagaimana? Hahaha
Ngakak yak? Iya ga? Hmm sepertinya engga deh..
Oke, jangan lupa Vote dan Komennya ya..
Dilanjut secepatnya apa engga?


Selamat membaca, semoga suka;)


My Love Almyra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang