Dua

8.2K 269 4
                                    

Raffa melajukan mobil lamborgininya yang berwarna putih di jalan raya dengan kecepatan diatas rata-rata. Beberapa saat lalu, ia ditelpon Ibunya yang sedang menangis akibat ulah Ayahnya.

Entah bagaimana, jalanan hari ini lengang dan tidak ada kemacetan. "Surga dunia nih di Jakarta. Setiap hari dong jalanan begini." batin Raffa.

Raffa semakin dalam menekan pedal gasnya. Tak mengapa. Ia sangat yakin kalau tidak akan terjadi apa - apa, mengingat jalan raya yang sepi.

Namun, Raffa salah. Saat iya melajukan mobilnya, ia menyenggol sebuah sepeda motor yang sedang berjalan pelan, tepat berada di pinggir sebelah kirinya.

Seorang cewek yang mengendarai sepeda motor tersebut kehilangan keseimbangan dan terjatuh bersamaan dengan sepeda motornya.

Raffa yang kaget, segera memberhentikan mobilnya dan meminggirkannya ke pinggiran jalan. Raffa keluar dari mobilnya dan menyapukan pandangan ke sekeliling.
Kemudian, ia menghampiri gadis yang tertiban sepeda motor akibat ulahnya.

"Anda baik - baik saja?" tanya Raffa cemas.

Gadis itu merintih kesakitan. Raffa membantu untuk membangunkan sepeda motornya. Lalu, ia menjulurkan tangannya ke gadis tersebut.

Gadis itu menampis juluran tangan Raffa. Ia bangun dan berkata "Lo bawa mobil bisa pelan - pelan gak sih?"
Gadis itupun berkacak pinggang.

Raffa meminta maaf kepada gadis itu.
"Saya minta maaf mbak."

"Apa lo bilang? Maaf?" kata gadis tersebut yang semakin kesal.

Raffa hanya mengangguk.

"Lo gak liat gue sampe bonyok begini, dan motor gue...." ucap gadis tersebut sambil melihat seluruh bagian sepeda motornya yang lecet.

Tiba - tiba, Raffa mendapatkan telpon. Ia menganggkatnya.
"Hallo, Mam. Ya.. Raffa akan segera pulang."
Raffa menutup telponnya dan kemudian mengeluarkan kartu identitasnya.

"Mbak, nanti lagi ya. Ini kartu identitas saya. Kalo ada apa- apa hubungin aja nomer itu." ucap Raffa sambil melangkahkan kakinya menjauh dari gadis tersebut.

Gadis itu menerima kartu identitas Raffa, kemudian dengan cepat ia berlari dan mencegah Raffa pergi.

"Woi..... enak aja lo main langsung pergi. Gue gak butuh ini." ucap gadis tersebut dan menaruh kartu identitas itu tepat di depan dadanya Raffa.

"Lo kalo udah bosan hidup, jangan ajak - ajak." kata gadis itu lagi.

"Gue ngga minta ganti rugi. Tapi, setidaknya lo minta maaf yang bener." lanjutnya lagi.

"Eh, denger ya.. Gue lagi buru - buru. Dan gue juga ngga bosan hidup." kata Raffa sambil melangkah pergi dari gadis itu.

Gadis itupun kembali mengejarnya. Di hadapan Raffa gadis itu membuka helm yang dipakainya dan melemparkan helm tersebut ke jalanan.

Raffa menaikan alis sebelah matanya.
"Eh, Mas. Denger ya, emangnya cuma lo doang yang punya urusan?" tanya gadis itu.

"EMBER!" Teriak Raffa.

"Wah, Lo bener - bener gila ya." ujar gadis itu sambil menggeleng - gelengkan kepalanya.

Tiba - tiba datang seorang polisi yang menghampiri mereka berdua.
"Ada apa ini?" tanya polisi.

"Kebetulan sekali pak. Ini, ada laki - laki yang mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, terus nabrak saya dan dia gak ada minta maafnya sekalipun." ucap gadis itu dengan penuh kekesalan.

"Kalau begitu, kalian berdua ikut saya ke kantor."

"Saya juga pak?" tanya gadis itu.

"Ya."

"Maaf, Pak. Saya sedang buru - buru. Bisa nanti saja urusannya?" kata Raffa.

"Tuh, Bapak denger sendirikan? Laki - laki ini sok sibuk." ucap Almyra.
"Fiuh, bilang aja kalo ngga mau tanggung jawab." lanjutnya.

Suara gadis itu membuat Raffa semakin jengkel. "Eh, denger ya. Lo yang bilang kalo gue gak usah tanggung jawab, dan gue cuma disuruh minta maaf kan sama, Lo?"

"Bohong itu, Pak." teriak Raffa ke telingga gadis itu.

"Saya sudah minta maaf. Tapi dianya yang..." belum sempat melanjutkan, gadis itu sudah membabat abis omongannya.

"Jadi gini, Pak. Saya rasa, dia udah bosan hidup, makanya dia melaju dengan kecepatan tinggi dengan mobil mewahnya dia itu. Lalu, dia menabrak saya dan ngga bertanggung jawab, dan malahan saya di tinggal begitu aja, trus di kasih kartu yang gak berguna ini." Cerocos Almyra.

Gadis itu pun terus mengoceh panjang kali lebar sambil mengipas - ngipas wajahnya dengan kartu identitas milik Raffa yang diberikan kepadanya.

"Eh, gak usah melebih - lebih kan deh. Gue udah bilang, gue gak bosan hidup. Tapi, Gue ada urusan yang jauh lebih penting dari pada Lo." kata Raffa dengan kesal.

"Apa, Lo bilang?"

"Lagian, Lo juga gak apa - apa kan? Trus apa masalahnya?"

Gadis itu pun mengerutkan dahinya seperti ingin mengeluarkan tanduk dikepalanya karena kesal kepada laki-laki yang ada di hadapannya itu.

Polisi itu hanya ternganga melihat aksi Raffa dan gadis itu.

"Stop. Kalian berdua ikut ke kantor saya."
















Hallo semuanya, baru di dua... ya pasti Belum seru hehe.. coba di baca seterusnyaa... kali aja suka
Please!!! Vote and Comment.
Thank you..
Selamat membaca yaaa:)

My Love Almyra (END)Where stories live. Discover now