Dua Puluh

4.9K 132 2
                                    

"Saya antar kamu pulang ya?" ajak Rayhan ke Almyra.

"Oh.. ah ngga usah, Kak." kata Almyra.

"Almyra bawa motor." katanya lagi yang berbohong.

Ya. Almyra berbohong kepada Rayhan. Sebab, hari ini ia tak membawa motor ke kampus, melainkan di jemput oleh Kesha.

"Oh gitu." kata Rayhan mengerti. "Tapi... Kapan-kapan boleh dong."

"Boleh apa, Kak?" tanya Almyra bingung.

"Antar ataupun jemput kamu." jawabnya.

"Oh... iya, Kak boleh." ucap Almyra sambil merapihkan rambutnya sedikit dengan jari-jarinya.

"Kalau gitu, saya duluan ya Almyra." ujar Rayhan.

"Iya, Kak. Hati-hati."

"Kamu yang hati-hati." pungkas Rayhan sambil memberantakkan rambut Almyra yang tadinya sudah dirapihkan Almyra dengan jarinya.

Rayhan kemudian meninggalkan Almyra yang masih berdiri mematung akibat perlakuan Rayhan kepada dirinya barusan. Jujur. Almyra senang akan perlakuan Rayhan kepada dirinya.

Afika dan Kesha pun menghampiri Almyra dan menyenggol bahu Almyra dengan bahunya mereka.

"Cie... cie..." ledek Kesha.

"Hahaha." Afika hanya tertawa.

Almyra memandang kedua sahabatnya tersebut. "Apa sih kalian."

"Di ajak pulang kok nolak." pungkas Afika.

"Gue kan bawa motor, Fik." kata Almyra beralasan sambil tertawa.

"Apaan, Lo. Bawa motor dari Hongkong." kata Kesha sambil mencubit lengan Almyra.

"Kalau pun lo, bawa motor mah tinggalin aja sama Mang Alan." kata Kesha menjelaskan.

Mang Alan si penjaga parkir kampus Almyra.

"Hahaha. Yuk Kes." ajak Almyra. Ia berjalan duluan meninggalkan kedua sahabatnya. Kedua sahabatnya itu, masih diam ditempat tadi sambil tertawa yang sepertinya mereka masih membahas dirinya dengan Rayhan.

"Eh... Ayo." panggil Almyra ke Kesha dan Afika.

Mendengar panggilan Almyra. Kesha dan Afika pun menyusulnya.

*

Raffa melajukan mobil mini cooper milik Ibunya ke rumah Almyra. Ia punya rencana untuk menyatakan cintanya ke Almyra. Meskipun, ia belum yakin akan dirinya sendiri, tapi ia sangat percaya karena Ibu Almyra dan Ibunya sendiri sudah sama-sama memberikan lampu hijau kepada dirinya. Masalah Almyra mau menerimanya atau tidak urusan belakangan.

Raffa juga bingung akan perasaannya sekarang. Ia bisa jatuh cinta dengan seorang gadis yang baru beberapa hari ini ia kenal. Secepat itu.

Sangat mungkin.

Karena, tidak ada yang tidak mungkin.
Cinta selalu datang tiba-tiba.

Bahkan, saat pandangan pertama pun, Raffa benar-benar langsung jatuh cinta padanya.

Tak lama, ia telah sampai dirumah Almyra. Ia memarkirkan mobilnya tepat di halaman rumah Almyra.

Ibu Almyra yang melihat ada sebuah mobil masuk ke halaman rumahnya menghampiri mobil tersebut.

Raffa keluar dari mobilnya dan disambut senang oleh Ibunya Almyra.

"Eh... Nak Raffa, balik lagi?"

"Hehehe. Iya, Bu. Mau ketemu Almyra." kata Raffa sambil mengulurkan tangannya dan mencium punggung tangan Ibu Almyra.

"Belum pulang, Nak." kata Ibu. "Mungkin, sebentar lagi. Ayo masuk." lanjutnya.

Raffa masuk ke rumah Almyra, dan menunggunya di ruang tamu. Ibu Almyra pun masuk ke dalam dapur dan tak lama membawakan secangkir minuman untuk Raffa.

"Aduh, ngerepotin Ibu." kata Raffa.

"Ngga." balas Ibu. "Ayo, diminum Nak."

Raffa mengangguk sambil meraih cangkir yang ada dihadapannya yang berisi teh.

Saat ia menengguk minumannya. Seorang gadis masuk ke dalam rumah Ibu Almyra. Gadis itu adalah Almyra sendiri.

"Ibu.... Lyra pulang." salam Almyra.

"Ya, Sayang." balas Ibu. Ibu Almyra pun berdiri menghampiri Almyra.

"Lyranya sudah pulang, kalau gitu Ibu mau ke warung dulu ya." lanjut Ibu.

Almyra bingung terhadap apa yang ada dihadapannya saat ini. Ia memandang Raffa yang berbeda pakaian dengan yang ia lihat semalam, bahkan ia juga melihat sebuah mobil yang memarkir di halaman rumahnya.

Raffa mengetahui kebingungannya, Almyra. Ia menjelaskan kepadanya. "Gue balik lagi ke sini."

Almyra yang tak mau tahu akan hal itu, kemudian meninggalkan Raffa dan masuk ke dalam kamarnya.

Sebelum Almyra masuk, Raffa mencegahnya dan memegang tangan Almyra. Raffa yang berdiri dari duduknya, kini sudah berhadapan dengan Almyra. Mata mereka saling bertatapan. Raffa yang menatap mata indah milik Almyra, seketika bingung harus apa. Akhirnya, ia mengucapkan nama Almyra yang biasa di panggil Ibu dengan sebutan Lyra.

"Lyra." ucap Raffa sedikit gugup.

Almyra memandang Raffa dengan tatapan tak senang.

"Mmm.. Gue mau balikin ini, kesini." kata Raffa yang semakin gugup sambil meraih kartu mahasiwa milik Almyra di dalam sakunya.

Almyra meraih kartu mahasiswa miliknya dan memasukkannya ke dalam tas.

"Udah kan? Sana pulang." usir Almyra.

Entah bagaimana, Almyra juga bingung akan perasaannya saat ini. Ia sedikit kesal kepada laki-laki ini. Terlebih lagi, ia berpikir benar omongannya Kesha kalau Raffa hanya beralasan menginap dirumahnya. Buktinya, ia bisa kembali lagi kerumahnya dengan mobil dan sudah berganti pakaian yang berbeda dari sebelumnya.

"Jangan judes. Nanti cantiknya hilang." kata Raffa meledek.

Almyra hanya diam. Ia mengalihkan pandangan dari mata Raffa. Tapi Raffa, masih menatap Almyra.

"Ada acara ngga?" tanya Raffa.

"Ada." jawabnya cepat. "Kalau pun ngga ada, Gue tetep bilang ada." lanjutnya.

"Kok gitu?"

"Ya terserah Gue."

Almyra pergi meninggalkan Raffa dan masuk ke kamarnya. Ia bersender di belakang pintu sambil memikirkan omongannya tadi ke Raffa yang merasa dirinya memang judes kepada laki-laki itu. Entah kenapa, Almyra merasa tidak enak hati kepada Raffa.

Sebenarnya, hal itu ia lakukan karena ia tidak tahu harus bagaimana menyembunyikan raut wajahnya yang malu saat Raffa memandang dirinya. Di tatap oleh Raffa membuat dirinya bergetar. Di sisi lain, ia juga kesal.

Ah!
















Duhh, Almyra judes ya
Hmmm...
Kira-kira gimana kelanjutannya ya?
Please!!! Vote and Comment.
Thank you..
Selamat membaca
Semoga sukaa

My Love Almyra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang