Enam Puluh Tujuh

3.1K 86 1
                                    

Sudah lebih dari dua minggu setelah kejadian duka Ayahanda Raffa, Almyra juga telah berusaha untuk membantu Raffa mengingat dirinya.

Hasilnya pun belum ada. Raffa masih belum mengingat dirinya.

Ia tak mengerti dan tak tahu harus bagaimana lagi.

Saat ini, Almyra datang kerumah Raffa. Ia mengetuk dan ada seseorang yang membukakan pintunya.

Raffa.

Dialah orangnya.

Melihat Almyra yang datang membuat Raffa biasa saja. Ia merasa, gadis itu selalu muncul dihadapannya tanpa henti.

"Ada apa?" tanya Raffa.

Almyra diam sejenak dan kemudian membuka pembicaraannya.

"Aku mau ajak kamu pergi." jawabnya.

Raffa menaikkan satu alisnya, ia ingin menolak ajakan gadis itu, tapi ia tak tega. Sebab, gadis itu selalu saja datang ke rumahnya dan meminta dirinya untuk dapat pergi bersamanya.

Akhirnya, kali ini Raffa pun mengangguk mau.

Almyra pun tersenyum senang.

Almyra meminta Raffa untuk mengantarkannya ke sebuah Mall yang pernah ia kunjungi bersama kekasihnya itu sehari sebelum semuanya berubah. Hari dimana Almyra ingin memberhentikannya dan tak mau mengubahnya sedetikpun.

Tapi takdir berkata lain. Almyra harus mengalami ini.

Mengalami hal yang sama sekali tak bisa ia bayangkan, jika terus menerus kekasihnya itu melupakan dirinya.

Hancur hati Almyra.

Tapi, Almyra harus bersabar, ia yakin semua akan ada hasilnya.

Sesampainya disana, Almyra langsung to the point mengajak Raffa kesebuah toko baju yang pernah ia datangi bersama Raffa.

Ia pun mencari kemeja yang Raffa pilih kala itu, dan mengajaknya masuk ke dalam kamar ganti.

Raffa menurut kemauan Almyra, sampai pada akhirnya, mereka masuk ke dalam kamar ganti dan Almyra pun memakaikan kemeja itu ke tubuh Raffa.

Melihat perlakuan Almyra, membuat Raffa memejamkan matanya dan berusaha mengingat. Memang tempat ini tak asing baginya, ia juga menerjap seluruh matanya ke sekeliling kamar ganti ini.

Ia melihat dan memandang wajah Almyra yang sedang serius memasangkan kancing kemejanya.

Lalu, Raffa pun menghentikan perlakuan Almyra dan memegang tangan Almyra.

"Apa yang kamu lakukan?" tanyanya dengan heran.

"Kamu mau apa?" tanyanya lagi.

"Kamu beneran engga ingat?" tanya Almyra dengan suara yang bergetar.

Raffa kembali mengingat memorinya, tak bisa.

Ia tak bisa mengingatnya.

Tubuh Almyra bergetar, ternyata sama sekali tak berjalan sesuai apa yang ia inginkan. Hal ini tak dapat membuat Raffa mengingat dirinya.

Almyra membendung air mata sebisa mungkin untuk tidak turun membasahi pipinya. Ia menatap Raffa dan semuanya tak bisa ia bendung, air matanya telah turun dan jatuh bercucuran.

"Ini adalah tempat, dimana...." Almyra tak sanggup untuk melanjutkan ucapannya.

Ia menompang wajahnya, dan menutupnya dengan kedua tangannya. Ia menangis tersedu-sedu.

Melihat gadis itu menangis, Raffa semakin bingung. Ia semakin berusaha mengingat tempat ini, dan ternyata kepalanya pun sakit bukan main.

Raffa malah menjatuhkan dirinya ke lantai dan bersender ke dinding.

Almyra menghampiri Raffa dan mengatakan permintaan maaf kepada kekasihnya itu.

"Maaf." ujarnya.

Raffa memandang gadis itu, sekarang Almyra sudah tak karuan. Make up yang digunakannya pun sudah berantakan dan Raffa hanya bisa diam memandang gadis yang telah menangis di hadapannya sekarang.

Sakit.

Rasa sakit di dada Raffa kini muncul.

Ada apa?

Raffa kemudian memegang dadanya dan merasakan getaran yang tak biasa. Jantungnya kini tak berjalan normal. Ia seperti merasakan sakit bukan main.

Kenapa melihat gadis yang ada didepannya itu menangis membuat dirinya sakit seperti ini.

Sakit sekali.

Tak ada sedetik pun, Raffa langsung menarik tubuh Almyra dan memeluknya. Ia memeluk Almyra sangat erat dan membelai rambutnya.

Ia mengatur napasnya saat ini dan terus menerus membelai rambut gadis itu.

Almyra yang jatuh ke dalam pelukan Raffa pun tak bisa menahan air matanya, ia selalu mengeluarkannya dan selalu membasahi baju Raffa.

"Maaf."

Kata maaf yang selalu keluar dari mulu Raffa.

Almyra kemudian melepaskan pelukannya dan menjauh dari tubuh Raffa.

"Aku benci kamu, Raffa."

Almyra pun berdiri dan membuka pintu kamar ganti kemudian berlalu.

Raffa masih diam mematung dan tak mengejar Almyra.

Almyra berlari keluar toko dan berlari sampai akhirnya memanggil taxi.

"Mau kemana mbak?" tanya supir taxi.

"Jalan saja, Pak." jawabnya.

Almyra terus menangis tanpa henti. Ia tak tahu, harus bagaimana lagi membuat Raffa kembali mengingat dirinya.

"Kenapa kamu engga inget sama aku Raffa, kenapa?" gerutu Almyra.

Supir taxi pun hanya melihat dari kacanya dan hanya diam.

Raffa berlari keluar Mall mencari gadis yang pergi meninggalkan dirinya.

"Arggghhh..."

Raffa merasa dirinya bodoh saat ini. Ia marah pada dirinya.

Mengapa ia tak dapat mengingat siapa gadis itu?

Mengapa dia membuat gadis itu menangis?

Apa yang telah ia lakukan?

Apa yang salah dengan dirinya?

Raffa pun pergi menghampiri si "Jedi." ia bertabrakan dengan seorang laki-laki yang sangat tak asing baginya.

Tapi?

Siapa dia?

"Maaf." ucap laki-laki itu dan pergi.

Raffa terus memandang laki-laki itu sampai sudah tak terlihat lagi dari pandangannya.

Ia benar-benar mengenalnya.

Tapi siapa?

Dimana dia kenal laki-laki itu?

Kenapa ia merasa sakit dan kesal bertemu laki-laki itu?

Tanpa sadar, Raffa mengepalkan tangannya dan menonjok si "Jedi."

Raffa bingung dengan tingkahnya, ia tak mengerti mengapa bisa seperti ini. Ia mencoba terus mengingat memori yang ada di pikirannya, memori yang hilang. Terus menerus mencoba. Sampai pada akhirnya, Raffa jatuh ke tanah dan tak sadarkan diri.




















Hmmm
Ceritanya masih panjang apa engga ya kira-kira?
Gimana?


Lanjut ga?
Vote dan komen ya!
Happy reading

My Love Almyra (END)Where stories live. Discover now