Enam Puluh

3.4K 93 1
                                    

Almyra dan Glen kembali ke dalam ruang icu.

Sampai sekarang, Raffa belum sadarkan diri. Almyra juga menelpon Kesha dan Afika, begitu juga dengan Ibu Raffa.

Beberapa suster keluar dari ruang icu, Almyra pun bertanya.

"Bagaimana, Sus. keadaannya Raffa?"

Suster hanya menggeleng. Tandanya, Raffa belum sadarkan diri. Almyra masih menangis dan tak tahu harus berbuat apa.

Ia melihat dari depan kaca yang tembus kedalam ruangan, melihat Raffa di balut beberapa selang, dan kepalanya pun di perban.

Tak lama, Afika dan Kesha pun datang. Mereka langsung memeluk Almyra dan menenangkannya.

Jam pun terus berputar, sampai akhirnya hari berganti. Almyra juga melihat Glen yang setia menunggu.

Sampai akhirnya, suster memanggil. "Walinya Raffa?"

Almyra pun berdiri dan langsung menjawab. "Saya."

"Pasien sudah bisa di pindahkan ke ruang kamar." kata suster.

Mereka pun berjalan menelusuri rumah sakit dan beberapa suster mendorong ranjang Raffa untuk di pindahkan ke ruang kamar bertuliskan nomor 017. Begitu pun Glen yang mengikuti sahabatnya itu.

Tapi, Raffa belum sadarkan diri. Almyra pun menghampiri ranjang Raffa dan menggenggam tangan Raffa.

"Bangun Raffa." pintanya.

Tak lama, tangan sebelah Raffa, jari jemarinya bergerak.

"Eh.. Raffa udah sadar tuh." ucap Kesha yang melihat jari jemari Raffa yang bergerak itu.

Almyra pun melihat tangan Raffa.

"K..Kia.." ucap Raffa.

Sontak membuat semua orang yang berada di dalam ruang kamar itu kaget, terlebih lagi Almyra.

"Raffa... ini aku." ucap Almyra.

Raffa membuka matanya dan melihat sekeliling ruangannya.

"Dimana aku?" tanyanya.

Ia melihat ke arah Glen, dan membuat Glen mendekat ke arah sahabatnya itu.

"Lo dirumah sakit, Bro." jawab Glen.

"Kia dimana?" tanya Raffa.

Glen pun semakin kaget, dan semakin membenarkan ucapan Raffa yang tadi, ternyata benar, Raffa mengucap nama Kia.

Tapi mengapa?

"Kia..."

Belum sempat Glen melanjutkan Kesha pun mendekat dan merangkul bahu Almyra.

"Raffa, ini pacar kamu, Almyra. Bukan Kia." katanya.

Raffa menoleh dan memperhatikan gadis di depannya, yang telah menggenggam tangannya dan telah mengeluarkan air mata.

Dengan santai, Raffa berkata. "Kamu siapa?"

Sontak, semua orang semakin kaget dibuatnya. Almyra membelalakan matanya dan tak percaya atas ucapan Raffa. Air matanya benar-benar turun dan membasahi setiap pipi Almyra, bahkan air mata itu jatuh ke tangan Raffa.

"Glen, mereka ini siapa?" tanya Raffa ke Glen.

Glen pun menoleh ke arah sahabatnya itu, kemudian melihat ke arah Almyra dan teman-temannya.

Glen pun menunjuk. "Ini Almyra, pacar kamu Raffa."

Raffa pun semakin bingung.

"Pacar?" tanyanya lagi.

Glen pun mengangguk. "Ya, dan yang berdua itu teman-temannya."

"Pacar gue Kia kan Glen?" tanya Raffa.

Glen pun benar-benar kaget dibuatnya. Entah apa yang telah Raffa alami, yang pasti, ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu.

"Raffa... ini aku." kata Almyra.

Raffa kemudian melepaskan genggamannya.

"Gue ngga kenal sama lo." ketus Raffa.

"Aku pacar kamu Raffa." kata Almyra lagi.

"Pacar gue, Kia." ucapnya lantang.

"Dimana Kia?" tanyanya kepada Glen.

Almyra menangis dan tak menyangka kalau Raffa berbuat seperti itu kepada dirinya.

Glen pun memanggilkan dokter untuk memeriksa Raffa.

Selagi Raffa di periksa, Almyra selalu menangis, ia tak bisa menahanya. Hatinya hancur. Orang yang ia sangat cintai dan sangat ia sayangi sekarang berubah.

Bahkan, kemarin ia baru saja merasakan bahwa Raffa adalah miliknya seutuhnya, tapi ternyata semua itu salah.

Afika dan Kesha pun menenangkan Almyra. Tak lama, dokter keluar dari ruangan kamar.

"Siapa walinya? Bisa saya bicara?"

Karena Ibu Raffa belum datang, akhirnya Glen dan Almyra yang menggantikan.

Almyra dan Glen mengikuti dokter keruangannya.

Dokter menjelaskan kondisi yang dialami Raffa.

"Bagaimana keadaannya, Dok?" tanya Glen penasaran.

"Pasien Raffa, mengalami benturan yang sangat kencang di kepalanya. Ia mengalami Retrograde Amnesia." jawab Dokter.

Mendengar itu, Almyra dan Glen kaget.

"Maksud dokter?" tanya Glen lagi.

"Retrograde Amnesia adalah Jenis penyakit amnesia yang memiliki dua tipe, yaitu kehilangan ingatan masa lalu secara permanen atau hanya sementara yang akan ditentukan dari seberapa parah dan serius penyebabnya. Jenis informasi yang dilupakan dapat sangat spesifik, seperti tanggal sebuah peristiwa, atau juga bisa jenis informasi yang umum."

"Maksudnya?" tanya Glen semakin tak mengerti.

Almyra menangis, Glen pun yang melihatnya memberanikan diri memegang tangannya untuk menenangkan kekasih sahabatnya itu.

"Jadi, ada beberapa memori yang pasien lupa. Percaya atau tidak, untuk penyakit ini, pemulihan akan berlangsung secara spontan alias tanpa dipaksa maupun direncanakan. Pengembalian ingatan masa lalu tidak sesederhana itu hanya dengan memberi tahu penderita akan identitas mereka dan pengalaman pribadi di masa dulu." jelas dokter lagi.

"Tapi, ini sementarakan, Dok?" tanya Glen lagi dan lagi.

"Ya, seperti yang saya bilang di awal, ada yang sementara dan ada permanen. Tapi, untuk pemulihan memori pasien justru lebih ke spontanitas di mana memori akan kembali sewaktu-waktu tanpa orang-orang sekitarnya duga." kata dokter lagi menjelaskan.

Almyra menangis sejadinya. Glen pun semakin bingung harus apa. Lalu, Glen pun pamit keluar dari ruang dokter dan menuntun Almyra.

Entah bagaimana, Memori yang Raffa lupakan adalah memori saat bersama Almyra.

Almyra pun terjatuh ke lantai rumah sakit, Glen pun menompangnya dan kemudian membawa Almyra ke sofa ruang kamar Raffa.

















Gimana?
Lanjut ga?
Dikomen yaa biar tau salahnya dimana, atau typonya dimana dll
Vote juga jangan lupa
H

appy reading

My Love Almyra (END)Where stories live. Discover now