Empat Puluh Delapan

3.6K 96 0
                                    

Raffa mengantarkan Almyra pulang ke rumah, mereka mendapati Ayah dan Ibu Almyra yang sedang memasang sebuah spanduk besar depan rumah Almyra.

Ayah dan Ibu Almyra memulai bisnis lagi dari awal, mereka kini membuka bisnis makanan yang dikemas.

Melihat calon mertuanya yang sedang sibuk, Raffa kemudian membantunya. Almyra membuatkan minuman dan Ibu sesekali ke warung kecilnya untuk melayani pelanggan.

Raffa dan Ayah Almyra duduk di teras rumah saat ini. Kemudian mereka mengobrol.

"Kamu... sudah lama pacaran sama Almyra?" tanya Ayah Almyra.

"Belum, Yah." jawab Raffa.

Raffa sudah memanggil Ayah Almyra dengan sebutan Ayah, karena sebelumnya Ibu Almyra sudah menjelaskan Raffa kepada suaminya tersebut.

Ayah mengangguk dan kemudian ia mengeluarkan catur yang ada di kolong meja teras.

"Kamu bisa main catur?" tanya Ayah.

Raffa mengangguk. "Bisa, Yah."

"Yuk, kita main." ajaknya.

Kemudian mereka pun bermain catur.

"Kamu jangan pernah sakitin hatinya Almyra ya." pinta Ayah.

Raffa mengangguk dengan cepat. "Pasti, Yah."

Almyra pun keluar dan membawa minuman untuk mereka. Ibu yang sehabis dari warung kecilnya pun juga menghampiri. Melihat Ayah dan Raffa yang sedang beradu dengan main catur membuat mereka semakin akrab. Almyra menjadi senang karena Ibu dan Ayahnya pun dapat menerima Raffa yang sekarang sudah menjadi kekasihnya.

Waktu sudah berlalu dengan cepat, membuat matahari sudah terbenam dengan cepat. Raffa pun pamit kepada orang tua Almyra dan juga kekasihnya itu.

"Makan malam disini dulu aja, Raffa." pinta Ibu.

"Ngga usah, Bu." balas Raffa.

Lalu, Raffa pun berlalu dari rumah Almyra, saat masuk ke dalam rumah, Almyra memeluk Ayahnya.

"Terima kasih ya, Ayah." ucapnya.

Ayah pun membalas pelukan putrinya itu. "Untuk?"

"Udah mau menerima Raffa." jelas Almyra.

Ayahnya mengangguk dan mengelus rambut putrinya.

"Dia laki-laki yang baik." ujar Ayah.

Almyra tersenyum, lalu Ibu pun memanggil mereka untuk makan malam.

*

Raffa menatap layar ponselnya yang sedari tadi terus berdering. Ia melihat nama Kia di layar itu.

Ia pun sejenak mengingat Almyra yang menyuruh dirinya untuk mengangkat telpon dari Kia jika mantannya itu menelpon lagi.

Akhirnya, ia mengangkat panggilan itu.

"Hallo?"
"Raffa."
"Ya?"
"Kamu ada dirumah?"
"Masih di jalan, kenapa?"
"Aku boleh ke rumah kamu?"
"Ngapain?"
"Ada yang mau aku omongin sama kamu."
"Apa?"
"Aku mau ketemu kamu dulu, Raffa."
"Ya. 5 menit lagi, aku sampai rumah."
"Ok."

Benar, dalam 5 menit si "Jedi." sudah sampai di depan rumah Raffa. Raffa melihat seorang cewek yang sedang berdiri di depan pagar rumahnya yang sedang menunggu kedatangan dirinya.

Raffa kemudian memarkirkan si "Jedi." dan menghampiri Kia, cewek yang masih berdiri di depan pagar rumah Raffa.

"Ada apa?" tanya Raffa.

Kia menoleh ke arah Raffa kemudian memeluk Raffa. Raffa kaget dengan perlakuan Kia, kemudian dengan paksa ia melepaskan pelukan Kia.

"Ada apa?" tanyanya.

Kia menangis, cewek itu sedang menangis saat ini. Raffa kemudian memegang kedua pundak Kia, ia pun bertanya lagi kepada cewek itu.

"Ada apa, Kia?"

Akhirnya, Kia dibawa masuk oleh Raffa kerumahnya, dan kemudian Kia menjelaskan apa yang telah terjadi pada dirinya saat ini.

"Raffa, aku takut." ucap cewek itu.

"Kenapa?" tanya Raffa yang bingung.

"Glen."

Raffa menaikan alisnya, ia sudah menyangka jika ini ada hubungannya dengan laki-laki itu.

"Kenapa?" tanya ulang Raffa.

"Dia ngancam aku." jawab Kia.

Lalu, Kia mengeluarkan selembar kertas dari dalam tasnya. Raffa menerima selembar kertas itu dan ia membacanya.

Kamu harus jadi milikku.
Jika tidak, kamu akan aku bunuh.

Raffa kaget melihat isi kertas itu, Kia menangis tersedu-sedu di depan Raffa saat ini.

"Glen... dia udah kirim surat itu beberapa hari belakangan ini, dia juga ngirimin aku tikus mati di dalam kotak dengan banyak darah... aku takut Raffa." ucap Kia yang gemetar.

Raffa kemudian menarik Kia ke pelukannya, dan mengelus Kia agar merasa tenang. Kia pun menangis di dalam pelukan Raffa.

"Aku harus bagaimana Raffa?" ucapnya yang bingung.

Raffa masih mengelus punggung Kia agar dia tenang.

"Dimana Glen?" tanya Raffa.


















Haii semuanya
Jangan lupa yaa vote dan komen kalo kalian sukaaa
Selamat membaca;)


My Love Almyra (END)Where stories live. Discover now