Enam Puluh Satu

3K 88 1
                                    

"Dimana Kia?" tanya Raffa ke Glen.

Glen menghampiri sahabatnya tersebut. Glen pun berpikiran bahwa sahabatnya itu telah lupa akan memori saat Glen dan Kia berselingkuh.

"Nyokap gue kemana? Bokap?" tanya Raffa.

Entah apa yang Raffa ingat, tapi yang jelas sepertinya banyak sekali memori yang telah dilupakannya, terlebih lagi kenangan bersama kekasihnya saat ini, Almyra.

"Gue mau nelpon nyokap." kata Raffa.

Glen pun memberikan ponsel milik Raffa. Kini Raffa memencet nomor Ibunya dan kemudian menelpon.

"Mama dimana?"
"Amerika?"
"Kia?"
"Siapa Amlyra?"

Raffa menoleh ke arah sofa dan melihat gadis yang setelah ia membuka mata tadi menyebutkan namanya Almyra.

"Bawa Kia kesini, Ma." kata Raffa menutup telpon.

"Glen, dia itu siapa?" unjuk Raffa ke Almyra.

"Dia pacar lo." kata Glen.

"Pacar gue Kia." tegas Raffa.

"Terserah lo, yang jelas dia itu pacar lo, orang yang sangat lo cintai." jelas Glen.

Kesha dan Afika pun masuk ke dalam ruangan kamar Raffa yang sedari tadi menunggu diluar dan kemudian duduk ke sofa dimana Almyra berbaring.

Kesha pun menghampiri Raffa.

"Dasar cowok gila. Bisa-bisanya lupa sama pacar sendiri." bentak Kesha.

Raffa semakin bingung dengan apa yang orang-orang dalam ruangannya katakan. Yang jelas. Ia tak ingat apapun.

Almyra pun tersadar. Ia pun duduk dan memandang kekasihnya yang berada di ranjang rumah sakit.

Sakit rasanya, ia tak dapat menyangka ini akan terjadi kepadanya.

Benar-benar seperti jalan cerita sinetron atau pun film. Dimana tokoh utama mengalami hilang ingatan alias amnesia.

Tapi ini nyata, ini adalah kenyataannya.

Raffa benar-benar tak mengingat dirinya. Bahkan, Raffa hanya mengingat Kia.

Kia.

Kia.

Dan Kia.

Gadis itu yang ada di ingatan kekasihnya saat ini.

Almyra pun meminta Kesha dan Afika untuk mengantarkannya pulang. Glen pun mengantarkannya dan meninggalkan Raffa sendirian di ruangan kamarnya.

"Ini hanya sementara Almyra, gue yakin, Raffa akan segera pulih. Mohon bersabar." kata Glen menenangkan.

Almyra pun mengangguk lesu. Afika dan Kesha pun membantunya masuk ke dalam mobil.

Lalu, Almyra membuka kaca mobil dan berpesan ke Glen. "Tolong jaga dia ya, Glen."

Glen pun mengangguk. "Siap."

Dan kemudian, mobil jazz pink milik Kesha pun melaju meninggalkan rumah sakit.

Tak lama kemudian, Ibu Raffa pun datang. Ibu Raffa datang bersama Kia.

"Sayang... kamu kenapa?" tanya Ibu Raffa yang baru datang dan langsung memeluk anaknya itu yang sedang berbaring.

Kia melewati Glen dan membuang mukanya. Melihat tingkah Kia, Glen mengepalkan tangannya.

"Untung lo cewek." batinnya.

Ia sungguh menyesal pernah bercumbu dengan gadis bernama Kia itu. Bahkan yang terpenting sekarang adalah, si nenek sihir Kia itu, kembali kedalam pelukan sahabatnya.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Kia manja.

Raffa pun memeluk Kia. Ibu Raffa kaget dan bermain mata ke arah Glen, mengisyaratkan untuk berbicara berdua.

Glen pun menceritakan semua peristiwa yang terjadi dan yang menimpa sahabatnya itu.

Ibu Raffa tak menyangka, bahwa anaknya telah melupakan gadis bernama Almyra, yang katanya, Raffa sangat mencintai gadis itu melebihi apapun.

"Sekarang Almyra dimana Glen?" tanya Ibu Raffa.

"Almyra sudah pulang, Tante. Sejak kemarin dia yang nungguin Raffa. Tapi..." jawab Glen terputus.

"Tapi kenapa?" tanya Ibu Raffa lagi.

"Ya itu, Tante. Raffa malah lupa sama Almyra." lanjut Glen.

"Tante mau menemui Dokter dulu kalo gitu ya Glen." ucap Ibu Raffa dan pamit dengan Glen untuk pergi menghampiri ruang Dokter untuk mendengar langsung kebenaran dan keadaan anaknya.

Ternyata semua ucapan Glen benar, Raffa telah hilang ingatan. Ingatan tentang Almyra.

Ibu Raffa pun masuk ke dalam ruangan kamar dan melihat Kia yang sedang menyuapi Raffa makanan. Ia juga melihat sekeliling ruangan karena tak melihat Glen.

"Glen kemana?" tanya Ibu Raffa.

Raffa pun menjawab. "Tadi dia pamit pulang, Ma."

"Oh."

Kia dan Raffa pun bercanda bersama. Ibu Raffa yang melihatnya pun sedikit risih, sebab yang ada dipikirannya saat ini adalah Almyra.

Bagaimana dengan perasaan gadis itu sekarang?

Apalagi, jika ia melihat pemandangan ini. Hati gadis itu pasti hancur.

Tapi, sebagai seorang Ibu. Ibu Raffa pun kemudian menggantikan posisi Kia untuk menyuapi Raffa.

"Sini, sama Mama saja." pintanya sambil mengambil paksa piring yang dipegang Kia.

Kia merasa kesal dan bete. Ia pun kemudian pergi duduk di sofa. Lalu, Raffa pun berbisik ke Ibunya.

"Ma, Kia jadi marah tuh kan." bisik Raffa.

"Biarin." kata Ibu Raffa ketus sambil menyuapi anaknya tersebut.

"Raffa, aku mau pergi cari makan dulu." kata Kia dari sofa.

"Ajak Mamaku." pinta Raffa. "Mama lapar kan?" tanyanya.

"Engga, Mama belum lapar." jawab Ibu Raffa.

Akhirnya Kia pun keluar dari ruangan kamar Raffa untuk mencari makan, dengan sedikit raut wajah kesal dan betenya.

"Bagaimana dengan keadaan Almyra?" tanya Ibunya itu.

Raffa sejenak menghentikan kunyahan mulutnya.

"Kenapa semua orang menyebut nama Almyra? Jelas-jelas Raffa engga tahu siapa gadis itu." jelas Raffa.

Ibu Raffa semakin kaget dan tak menyangka bahwa anaknya benar-benar melupakan gadis yang bernama Almyra itu.

"Dia itu siapa sih, Ma?" tanyanya.

Ibu Raffa pun mengarahkan sendok ke mulut Raffa dan menjawab. "Pacar kamu."

Raffa pun tersendak.
Ibu Raffa pun mengambilkan segelas air mineral dan memberikannya kepada Raffa.

"Pelan-pelan saja makannya, Nak." ucap Ibunya sambil menepuk punggung belakang anaknya.

"Semua orang bilang, Almyra adalah pacar Raffa? Tapi.... Raffa benar-benar tak tahu dia itu siapa." kata Raffa bingung.

Ia sedikit mengingat, tapi kepalanya malah sakit dan ia malah pusing.

"Kepala Raffa sakit, Ma." kata Raffa lagi.

"Pelan-pelan, kamu dipasti bisa mengingat. Jangan memaksakan ya." ujar Ibu Raffa.

Lalu, Ibu Raffa membaringkan anaknya, dan meminta Raffa istirahat.

"Kamu istirahat aja ya, sayang." pinta Ibu Raffa.

Raffa pun beristirahat.



















Gimana nih jalan ceritanyaa?
Tolong komen dan berikan vote ya
Pada suka ga? Wkwkk
Atau pada sebel??

My Love Almyra (END)Where stories live. Discover now