Tiga Puluh Tiga

4K 123 0
                                    

Sesampainya di rumah Almyra, Rayhan pun membantu Almyra turun dari mobilnya yang ia parkirkan di seberang rumah Almyra. Lalu, Almyra juga menyuruh Rayhan mampir ke rumahnya.

Saat masuk ke halaman rumah Almyra. Mereka pun berpapasan dengan Ibu Almyra yang keluar dari rumah dengan berpakaian rapih.

"Ibu? Mau kemana?" tanya Almyra.

"Mau ke rumah, Bu RT. Beliau lagi ngadain acara." jawab Ibu.

Ibu Almyra pun menoleh ke arah anak muda yang berdiri di belakang punggung Almyra.

Melihat dirinya di perhatikan oleh Ibu Almyra pun, langsung membuat Rayhan menyalami tangan Ibu Almyra.

"Siang, Tante." ujarnya.

"Siang." balas Ibu Almyra. "Kalau gitu, Ibu berangkat dulu ya." kata Ibu dan pergi meninggalkan mereka.

Almyra pun menyuruh Rayhan untuk duduk di bangku teras rumahnya.

"Bentar ya, Kak. Almyra buatkan minuman." kata Almyra.

"Ngga usah Almyra, ngerepotin." ucap Rayhan.

"Ngga apa-apa, Kak."

"Ngga usah Almyra, ngga apa-apa kok bener. Lagian, Kaki kamu kan seperti itu, nanti susah bawa minumnya. Jadi, Lebih baik ngga usah, ya." ucap Rayhan menjelaskan.

"Bener, Kak?"

Rayhan langsung mengangguk cepat mengiyakan.

"Ya sudah, kalau gitu Almyra mau masuk sebentar ambil proposal ya, Kak."

Rayhan pun mengangguk lagi. "Oke."

Saat Almyra masuk ke rumahnya, Raffa datang dan memarkirkan si "Jedi." tepat dihalaman rumah Almyra.

Rayhan menoleh ke arah mobil lamborgini yang berwarna nyentrik itu. Ia juga sudah dapat menebak orang yang mengemudikan mobil itu. Pasti, laki-laki yang mengantar Almyra ke kampus tadi pagi, dan yang menggendongnya juga sampai ke dalam kelas.

"Norak." batin Rayhan.

Raffa pun turun kemudian menghampiri seorang laki-laki yang sedang duduk di bangku teras rumah milik Almyra. Kemudian, mereka pun saling memandang.

Raffa melihat ekspresi wajah laki-laki itu. Ia memasang ekspresi wajah yang tak senang akan kehadiran dirinya.

Almyra pun keluar dengan membawa sebuah proposal ditangannya. Ia melihat Raffa yang sedang berdiri mematung sambil memandang Rayhan.

"Raffa." ucap Almyra.

Raffa menoleh ke arah suara itu dan menghampiri Almyra, berdiri dihadapan gadis itu.

"Kamu kok, pulang duluan. Aku kan jemput kamu." ucap Raffa kesal.

Almyra menaikan satu alisnya dan bingung.

"Memangnya kamu bilang kalau mau jemput?" balas Almyra.

Raffa pun mengingat kejadian tadi pagi. Benar. Ia tak bilang ke Almyra jika mau menjemput gadis itu.

"Maaf, aku lupa bilang." kata Raffa sambil menunduk seraya mengakui kesalahannya.

"Ya sudah." kata Almyra memaklumi.

Almyra pun memberikan proposal kepada Rayhan yang duduk diam mematung melihat Almyra dan Raffa berbicara.

Rayhan pun bertanya kemudian. "Kalian pacaran?"

Mendengar pertanyaan itu, Raffa langsung memegang bahu Almyra dan berdiri tepat disamping gadis itu, ia pun juga mengangguk mengiyakan. "Iya."

Almyra dengan cepat menggeleng dan menjawab. "Engga."

Rayhan hanya memandang keduanya. Entah siapa yang harus dipercaya, tapi Rayhan yakin, bahwa omongan Almyra lah yang benar.

Raffa memandang balik Rayhan dengan ekspresi wajah yang tak senang. Seperti mengisyaratkan untuk laki-laki itu pergi dari rumah Almyra.

Rayhan pun memandang balik lagi ekspresi wajah Raffa.

Melihat ekspresi wajah kedua laki-laki yang ada dihadapan Almyra saat ini, membuat dirinya bingung.

Ia merasa tak enak kepada Rayhan, tapi ia juga senang saat Rayhan mau mengantarkannya pulang, di sisi lain, ia juga merasa bersalah melihat Raffa yang sepertinya sudah bersusah payah untuk menjemput dirinya dan ingin mengantarkannya pulang.

Akhirnya, Rayhan pun seperti menyerah dalam perdebatan antara dirinya dengan Raffa melalui pandangan mata mereka.

Ia pun kemudian pamit ke Almyra.

"Kalau gitu, aku pamit pulang ya Almyra." ujarnya.

"Loh." ucap Almyra.

"Ya sudah, sana pulang. Ngga usah ke sini-sini lagi." kata Raffa menegaskan seraya mengusir Rayhan dari rumah Almyra.

Kemudian, Rayhan pun berdiri dari tempat duduknya dan masih memandang Raffa dengan pandangan tak suka atas perkataan Raffa. Ia pun melangkahkan kakinya keluar rumah Almyra dan berlalu.

"Kamu kok gitu, ngusir-ngusir." ucap Almyra kesal.

"Ngusir?" jawab Raffa yang pura-pura bingung.

"Ngusir apanya?" katanya lagi.

"Ngusir Kak Rayhan." ujar Almyra.

"Oh, itu yang namanya Rayhan." kata Raffa yang tak suka mendengar nama laki-laki itu.

Almyra pun masuk ke dalam rumahnya. "Dia senior aku." kata Almyra seperti menjelaskan. "Aku jadi ngga enak sama dia." lanjutnya.

"Ngga enaknya?" tanya Raffa bingung.

"Ya ngga enak, karena perlakuan kamu Raffa." jawab Almyra.

"Aku bahkan ngga sempat bilang terima kasih sama dia karena udah anterin pulang." lanjutnya lagi.

Raffa mengerti maksud omongan Almyra yang menjuru kemana arahnya omongan itu.

"Aku ngga suka sama dia." jelas Raffa.

"Jangan dekat-dekat sama dia." jelas Raffa lagi.

Almyra hanya diam tak menyahut omongannya Raffa. Akhirnya Raffa pun meminta maaf kepada Almyra.

"Maafin aku." kata Raffa dengan memegang lengan Almyra seraya memohon kepada gadis itu.

Almyra hanya mengumam. "Hmmm."

Almyra pun membuka pintu kamarnya. Sebelum masuk, Raffa menegaskan kepada gadis itu, bahwa dirinya yang akan siap siaga antar-jemput.

"Pokoknya, mulai sekarang kamu aku antar jemput."

"Terserah." kata Almyra sambil menutup pintu kamarnya.

Almyra berdiri dibelakang pintu kamarnya. Ia merasa kesal atas perlakuan Raffa terhadap Rayhan. Ia merasa benar-benar tak enak kepada Rayhan.

"Arrgghhhh."




















Okay... update terus, mumpung ada ide
Gimana guys? Hmm...
Tolong berikan komentar dan vote ya;)
Kalo suka bilang, kalo gak suka bilang juga haha
Selamat membaca, semoga suka ya;)

My Love Almyra (END)Where stories live. Discover now