Tujuh Puluh Delapan

3.3K 108 7
                                    

"Bagaimana, Dok?" tanya Raffa lagi.

Dokter menggeleng. "Saya minta maaf, karena pasien Kia telah meninggal dunia."

"Apa?" kata Raffa kaget. "Ngga, Dok. Pasti salahkan?"

"Maaf." kata dokter kemudian pergi berlalu dari Raffa dan Almyra.

"Arrrrrghhhhhhhh...."

Raffa pun menonjok dinding rumah sakit berkali-kali, hingga membuat tangannya berdarah. Almyra pun berlari kearah Raffa dan menghentikan perbuatan Raffa.

"Raffa...." kata Almyra sambil berusaha menahan tangan Raffa yang terus menerus menonjok dinding itu.

"Aarrrgggh..."

"Raffa... kamu jangan kayak gini!" teriak Almyra.

"Aku ngga ngerti Almyra, kenapa hati aku sangat sakit kehilangan dia?"

Raffa pun meneteskan air matanya, Almyra pun menatap Raffa dan menghapus air mata Raffa dengan tangannya.

"Karena kamu masih sayang sama dia." ucap Almyra.

Raffa pun diam dan menatap Almyra.

"Aku..."

"Ya Raffa. Kamu masih sayang sama dia, makanya kamu kayak gini." ucap Almyra lagi.

"Maaf."

Almyra mengangguk mengerti, ia pun memegang tangan Raffa dan kemudian menariknya dan duduk di kursi tunggu.

Ia pun mengambil sapu tangan di dalam tasnya dan membalutkannya ditangan Raffa.

"Maaf Almyra."

Kata itu yang selalu keluar dari mulut Raffa.

"Aku sudah bilang, kalau cinta itu ngga perlu kata maaf Raffa."

Raffa pun menatap gadisnya dan memegang pipi Almyra.

"Terima kasih Almyra, kamu selalu pengertian terhadap diriku."

Almyra hanya tersenyum, dan sampai akhirnya ada seorang suster yang menghampiri mereka, ia memberikan sebuah surat ke Raffa.

"Maaf menganggu, pasien Kia telah menitipkan ini sebelum operasi tadi."

Raffa pun mengambilnya dan suster itu pun pergi, ia menoleh kearah Almyra, dan gadisnya hanya tersenyum.

Raffa membuka isi surat itu.

Raffa,
Maafkan aku,

Satu hari berlalu,
Dua hari berlalu,
Dan hari-hari telah berlalu,
Tapi aku tidak ingat
Entah berapa banyak membuatmu kecewa,
Kenangan berharga dan waktu yang kau berikan padaku masa itu,
Terima kasih,

Sekarang,
Waktu telah berhenti,
Aku tidak dapat bergerak,
Aku bahkan tidak dapat menjangkaumu,
Dan aku akan pergi kali ini,
Aku berharap kau bahagia dengannya.

Tolong sampaikan padanya kata maaf dariku,
Tolong sampaikan pada semuanya maaf dariku.

Maaf,
Dan maaf,
Izinkan aku mengatakan i love you padamu Raffa,

I love you.

-KIA-

Raffa pun meremas kertas surat dari Kia itu dan menangis. Almyra yang melihat kekasihnya yang menangis pun kembali memeluknya dan mengelus punggungnya.

Kini, Raffa telah membasahi baju Almyra dengan air matanya, entah kenapa ia menjadi cengeng karena Kia. Yang jelas, Kia memang cinta pertamanya dari masih sekolah dulu, hanya saja, mereka baru menyatakan rasanya masing-masing setahun belakangan ini.

"Kia meminta maaf padamu." ucap Raffa dan melepaskan pelukkan kekasihnya itu.

Almyra pun hanya bisa tersenyum dan mengangguk.

"Aku sudah memaafkannya." jelas Almyra.

Raffa pun tersenyum.

Raffa dan Almyra pun mengurus kematian Kia, dan menunggu sampai Ibunda Kia tiba di Indonesia.

Mereka pun menghubungi beberapa teman, juga Glen. Glen pun langsung segera menyusul kerumah Kia bersama dengan Kesha dan Afika.

Sampai akhirnya, Ibunda Kia pun datang dan keluarga besarnya Kia datang, mereka pun pamit.

Kia akan dimakamkan di Amerika bersampingan dengan makam Ayahnya disana.

Raffa pun mengantarkan Almyra pulang dengan wajah yang masih shock dan berantakan. Hingga Almyra pun memberanikan dirinya untuk meraih wajah kekasihnya itu, dan menata rapi rambut Raffa dengan jemari tangannya.

"Aku harap, kamu ngga berlarut-larut dalam kesedihan." kata Almyra.

Raffa mengangguk. "Terima kasih, Sayang." ucap Raffa dan Almyra tersenyum padanya.

Almyra pun membuka mobil si "Jedi." dan Raffa pun menahannya.

"Sekali lagi maaf." kata Raffa kemudian.



















Ulalalaaaaaaa
Bagaimana ceritanya?
Lanjut ga?
Hmmm
Vote dan komen dulu dong
Hahahahhaa
Thank you,
Kira-kira, Almyra sama Raffa enaknya ngapain ya?


My Love Almyra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang