Tiga Puluh Lima

3.7K 134 0
                                    

Akhirnya, setelah sekian lama Almyra dapat menemukan Ayahnya yang sudah hampir beberapa tahun belakangan ini menghilang.

Semenjak kebangkrutan yang menimpa perusahaan Ayah Almyra, menjadikan keluarga Almyra yang harmonis menjadi merenggang.

Ayah Almyra sedikit mengalami gangguan kejiwaan yang membuat dirinya stres dan frustasi. Karena hal itu, Ayah Almyra pergi meninggalkan Almyra dan Ibu. Sehingga membuat mereka terpisah. Belum ada ikatan perceraian antara Ayah dan Ibu.

Setelahnya, Almyra dan Ibu pindah rumah dari yang dulu ke rumah sederhana yang sekarang mereka tempati. Karena itu, menjadikan keluarga mereka tak utuh. Sebab, Ayah Almyra tak tahu dimana kebaradaan istri dan putrinya tersebut.

Selama berpisah dari Ayahnya, Almyra selalu mencari kemana pun keberadaan Ayahnya, begitu juga dengan Ibu. Dan kini, keluarga mereka bisa bersatu kembali, Almyra sangat senang karena bisa bertemu dengan Ayahnya yang sangat ia rindukan.

Sesampainya dirumah Almyra, Ibu yang sedang melayani pembeli di warungnya langsung menghampiri, ia juga melihat Almyra yang sedang berjalan dengan tongkat dibantu oleh Raffa juga dibantu oleh seorang pria tua yang tak asing baginya.

Ibu Almyra terkejut dan diam ditempat saat mendapati siapa yang datang kerumahnya itu. Ternyata, pria itu adalah suaminya sendiri. Pria tua yang sangat kotor dan lusuh terhadap pakaiannya, seperti orang yang tak terurus.

"Ayah." ucapnya jelas.

Pria tua itu memandang wanita yang sebaya dengannya yang ada dihadapannya saat ini. Kemudian tanpa pikir panjang, pria itu pun menarik wanita itu yang kini juga sudah meneteskan air matanya.

"Ibu." peluk pria tua itu.

Ibu Almyra menangis sejadinya, Almyra dan Raffa memandang ke arah mereka berdua. Sesekali Raffa menoleh ke Almyra yang kini juga sudah menangis dan air matanya telah membanjiri pipinya.

"Maaf kan, Ayah. Bu." ucap pria tua itu lagi dengan melepaskan pelukannya sambil meminta maaf dan menatap istrinya.

"Ayah..." kata Ibu sambil menangis.

Raffa mengelus bahu Almyra dan kini Almyra telah larut dalam pelukan Raffa. Sama seperti kejadian tadi, baju Raffa sudah dibanjiri oleh air mata Almyra.

Kemudian, Ibu Almyra menyuruh suaminya masuk ke dalam rumah untuk membersihkan badannya, menyiapkan makanan dan memperlakukan Ayah Almyra seperti dulu. Menjadi seorang ibu rumah tangga yang sempurna.

Almyra dan Raffa menyusul Ibu dan Ayah yang masuk ke dalam rumah. Hari ini, Almyra memutuskan untuk tidak masuk kuliah. Sehingga ia bisa lebih leluasa untuk bersama Ayahnya.
Tapi, Raffa pamit kepada keluarga kecil itu, karena ia harus masuk kuliah dan ada ujian hari ini.

"Terima kasih ya, Raffa. Hati-hati." kata Almyra.

Raffa pun mengacak-acak rambut Almyra dan disusul dengan mengelus pipi gadis itu.

"Jangan nangis lagi ya." pintanya.

Almyra mengangguk mengerti. Kemudian, Raffa berlalu dari rumah Almyra.

Almyra masuk ke dalam rumah, dan mendapati orang tuanya yang kini sedang makan di meja makan.

Almyra berjalan dengan tongkat dan menghampiri mereka.

"Ayah." sapanya.

Almyra melihat Ayahnya yang sedang melahap makanan yang ada di depannya, juga melihat Ibu yang tersenyum memandang Ayahnya.

"Ya." jawab Ayah Almyra.

"Jangan pernah pergi lagi." pinta Almyra. Yang kemudian, membuat Ayah Almyra menghentikan makannya.

"Ya, Ayah janji. Maafkan Ayah." ucapnya kemudian.

Lalu, Pria tua itu meraih tangan Ibu Almyra dan meminta maaf lagi kepadanya.

"Maafkan, Ayah. Bu."

Ibu Almyra mengangguk sambil tersenyum senang. "Ya, Ayah. Sebelum Ayah meminta maaf pun, Ibu sudah memaafkan Ayah."

Almyra tersenyum melihat kedua orang tuanya saat ini. Dia sangat senang dan bersyukur karena keluarganya menjadi utuh kembali.

Ayah pun melirik ke anak gadisnya dan melihat ke kaki Almyra yang dibalut gips.

"Kaki kamu kenapa, Sayang?"

"Oh ini, Yah..." belum sempat dijawab oleh Almyra Ibu langsung menyamber seperti petir.

"Itu, Yah. Gaya-gayaan pakai heels padahal mah ngga bisa." ledek Ibu.

"Apa sih, Ibu." ujar Almyra kesal.

Ayah hanya tertawa mendengar itu, dan mereka pun mengobrol sambil bercanda bersama sampai tak tahu waktu. Almyra sangat senang, kini ia bisa melihat senyum yang lebar dari bibir Ibunya, serta dari Ayahnya juga. Dan kini, keluarga Almyra bisa seperti dulu lagi. Meskipun, keterbatasan ekonomi yang menjadi perbedaan akan hidupnya saat ini.



















Hallo semuanya
Bagaimana? Haha
Tolong vote dan komen ya;)
Terima kasih sebelumnya sudah mampir dan membaca
Semoga kalian suka ya;)

My Love Almyra (END)Where stories live. Discover now