Lima Puluh Empat

3.2K 94 2
                                    

"Mama..." teriak Almyra.

Almyra berlari dan menghampiri Ibunya Raffa, ia mengangkatnya dan mereka duduk di pinggiran kasur.

"Cantik... tolong antar Mama ke rumah Papanya Raffa." pinta Ibunya Raffa.

Almyra sedikit kaget atas permintaan Ibunya Raffa.

"Tolong ya, Sayang." pinta Ibunya Raffa lagi.

Almyra mengangguk.

"Kamu bisa bawa mobil kan?" tanya Ibu Raffa.

"Bisa, Ma." jawab Almyra.

Mereka pun melaju kerumah Ayahnya Raffa dengan minicooper milik Ibunya Raffa.

Mereka pergi berdua. Raffa masih terlelap dalam tidurnya di sofa.

"Ini rumahnya." kata Ibu Raffa sambil menunjuk.

Almyra kemudian memarkirkan mobil dan keluar, membantu Ibunya Raffa juga untuk berjalan.

Saat sampai dirumahnya, Almyra pun mengetuk pintu.

Seorang wanita yang umurnya sekitar 10 tahun lebih tua dari Almyra.

"Siapa ya?" tanya wanita itu.

"Siapa sayang?" tanya pria tua yang ada di belakang punggung wanita itu.

"Loh... kamu?" kata Ayahnya Raffa saat melihat Almyra.

Almyra tersenyum, dan kemudian Ibunya Raffa pun memperlihatkan wajahnya dari balik punggung Almyra.

Entah bagaimana, Ayah Raffa langsung memukul Ibunya Raffa.

Melihat perlakuan itu, Almyra menjauhkan Ibunya Raffa dari pria tua itu.

Almyra melihat wanita yang berdiri di depan pintu menaikkan sudut bibirnya dan tersenyum picik.

"Pak!" tegas Almyra.

"Beliau ini istrimu, Pak!" pungkas Almyra dengan menunjuk Ibu Raffa.

Seperti orang kerasukan, setiap Ayah Raffa melihat istrinya, ia sangat ingin memukulnya.

"Ma.. tolong Mama menjauh." pinta Almyra.

Setelah Ibunya Raffa menjauh, Ayah Raffa pun dapat menahan emosinya. Entah apa, pria itu pun masuk ke dalam rumahnya.

Wanita yang berdiri sejak tadi di pintu, ia pun mendekati Almyra dan berbisik.

"Pria tua itu, sudah aku pelet dan aku cuci otaknya. Haha."

Lalu, wanita itu pun pergi meninggalkan Almyra yang diam mematung atas ucapannya.

Almyra pun pergi dari rumah Ayahnya Raffa dan membawa Ibunya Raffa pergi.

Almyra pun menceritakan ucapan wanita itu kepada Ibunya Raffa.

"Maksud kamu? Papanya Raffa setiap melihat Mama seperti orang ingin memukul?" tanya Ibunya Raffa yang tak percaya.

Almyra mengangguk.

"Mama ngga percaya." ucap Ibunya Raffa.

"Ah! Dasar wanita jalang. Wanita itu pelakor tingkat apa sih." gerutu Ibunya Raffa.

Almyra hanya diam, ia tak tahu harus bagaimana.

Almyra hanya sesekali melihat Ibunya Raffa. Dan Ia merasa menyesal telah menceritakan hal itu.

Sesampainya dirumah, Raffa telah menunggu di depan teras rumah.

"Darimana, Ma?"

"Dasar pelakor...." Ibunya Raffa masih saja menggerutu saat masuk ke dalam rumah, ia pun bahkan menghiraukan anaknya yang telah bertanya.

Raffa pun bertanya kepada gadisnya.

"Mama kenapa?" tanya Raffa heran.

Almyra menceritakan semuanya.

"Apa? Aku ngga percaya!" ujar Raffa.

"Aku juga, tapi kalau dilihat, begitu jadinya. Setiap Papa kamu melihat si Mama, ia selalu saja ingin menyakiti Mama." jelas Almyra.

"Wanita itu maunya apasih?" kata Raffa marah.

"Maaf ya." ucap Raffa.

"Untuk?"

"Ya kamu dibawa-bawa dalam masalah ini." ujar Raffa.

"Aku mau kasih pelajaran buat wanita pelakor itu." ujar Raffa lagi.

"Apa?"

Raffa kemudian membisikan sebuah rencana untuk membuat pelajaran kepada wanita pelakor yang telah merebut Ayahnya dan membuat keluarganya hancur.

"Hah? Kamu gila?" kata Almyra.

"Itu ngga gila."














Hmmm segitu dulu ya
Hahahhahaa
Pelakor mulai berkuasa
L

agi musim plakorrr hufffttt

My Love Almyra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang