Enam Belas

5.3K 178 1
                                    

Raffa masuk ke dalam kamar yang tadi ditunjuk Almyra saat dirinya di meja makan.

Ia melihat sekeliling isi kamar itu. Kecil tapi nyaman. Tidak terlalu banyak barang.

Ia juga melihat sebuah meja belajar. Ia menghampirinya dan melihat beberapa foto yang sepertinya itu adalah Almyra.

Benar.

Itu adalah foto-foto Almyra.

Almyra selalu tersenyum dan tertawa lepas di foto. Melihat foto-foto itu, dengan tak sadar telah membuat Raffa pun tersenyum melihatnya.

Ada satu foto yang Raffa memandangnya lama. Yaitu, foto Almyra bersama Ibunya dan seorang pria setengah baya. Raffa yakin pria itu pasti Ayah Almyra. Foto mereka bertiga sangat bahagia. Raffa pun yakin jika keluarga Almyra adalah keluarga yang harmonis.

Ada satu foto yang membuat Raffa sangat kagum akan kecantikan Almyra. Ia pun mengeluarkan ponselnya dan mengambil gambar foto tersebut di hp nya.

"Gue jatuh cinta sama Lo, Almyra. Entah kapan? Gue juga ngga tahu." ucapnya dalam hati seraya tersenyum terhadap gambar yang telah ia ambil dari foto Almyra.

Raffa pun merebahkan badannya ke kasur. Kasurnya memang tak besar, hanya kasur single bed. Tapi, sangat nyaman.

Ponsel Raffa pun bergetar, ia melihatnya dan tak lain adalah Kia yang selalu mencoba menelponnya terus-menerus.

Raffa mengabaikannya dan ia pun menutup matanya untuk pergi tidur.

Keesokannya, Raffa terbangun dari tidurnya. Ia meraih ponselnya yang tak jauh dari tempat ia tidur. Melihat waktu yang ada dilayar ponselnya. Kini, waktu menunjukkan pukul tujuh pagi.

Raffa bangkit dari kasur milik Almyra dan berjalan keluar dari kamar tersebut.

Raffa melihat Ibu yang sedang duduk sarapan di meja makan.

Raffa menyapa Ibu. "Selamat pagi, Bu."

Ibu menoleh ke arah Raffa. "Eh, Nak Raffa. Selamat pagi."

Raffa pun menarik kursi dan duduk disamping Ibu.

"Ayo, Nak. Sarapan dulu." kata Ibu.

"Bagaimana tidurnya? Sepertinya puas sekali." lanjut Ibu sambil tertawa kecil.

Raffa mengangguk dan tersenyum. Sambil melihat sekeliling ruangan dan mencari keberadaan Almyra di dalam rumah.

"Mau banyak, atau sedikit?" tanya Ibu yang sedang mengambilkan nasi goreng ke dalam piring untuk Raffa.

"Sedang aja, Bu." ucap Raffa.

"Banyak aja ya." kata Ibu.

"Hehehe."

Raffa masih memutarkan matanya ke sekeliling ruangan dalam rumah Almyra.

"Kamu pasti nyari, Lyra ya?" kata Ibu yang mengerti atas tingkah laku Raffa.

Raffa mengangguk.

"Lyra sudah berangkat ke kampus. Tadi di jemput sama Kesha." kata Ibu menjelaskan.

"Oh."

"Katanya ada kelas pagi." lanjut Ibu.

Raffa mengangguk mengerti.

Ibu memberikan piring yang berisikan nasi goreng kepada Raffa.

"Kamu, pacarnya Lyra ya?"

Raffa menggeleng. "Bukan, Bu. Tapi, segera."

"Oh. Hehehe. Kirain Ibu, sudah pacaran."

"Hehehe."

"Pantas saja, kalian masih malu-malu." kata Ibu sambil menyondongkan badannya ke Raffa seraya ingin berbisik kepadanya. "Tapi.... mau. Hehehe."

"Raffa mah mau, Bu. Tapi, ngga tahu Almyranya. Hehehe."

"Bu?" tanya Raffa lagi.

"Berarti, Almyra ngga punya temen dekat ya, Bu?"

Ibu mengangguk. "Punya. Namanya Kesha dan Afika."

"Cowok maksudnya, Bu?!" tanya Raffa jelas.

"Engga kayanya." jawab Ibu.

Raffa hanya tertawa kecil. "Berarti, belum punya pacar ya, Bu?"

Raffa bertanya terus menerus untuk membuktikan bahwa Almyra memang belum ada yang punya. Agar dirinya bisa leluasa mengejar cintanya Almyra.

Ibu berpikir sejenak dan kemudian mengangguk. "Belum kayanya. Makanya, Ibu mengira kamu pacarnya."

"Hehehe."

Raffa pun senang sekali mendengar kalau Almyra memang belum punya pacar.

"Soalnya, Lyra ngga pernah membawa teman laki-laki kerumah. Makanya, Ibu kaget saat kamu datang." kata Ibu menjelaskan.

"Kaget?"

Ibu mengangguk lagi. "Iya. Karena baru kamu, teman laki-laki pertama Lyra yang datang kerumah."

Raffa tersenyum senang.

"Tapi... selama masa kuliah ya. Kalo pas jaman SMA mah sering. Hehehe." lanjut Ibu.

"Oh.... Kalo, Raffa deketin Almyra. Boleh Bu?" tanya Raffa.

"Ibu mah boleh-boleh saja. Terserah Lyranya." jawab Ibu.

"Oke, Bu. Soalnya anak Ibu cantik banget, Bu. Raffa sampe jatuh cinta saat pandangan pertama sama anak Ibu. Hehehe." 

"Oh ya? Pandangan pertama? Masa sih?"

"Iya. Bu. Hehehe."

"Yang penting, kamu jangan sakitin, Lyra ya Raffa."

"Iya, Bu. Berarti...... Ibu merestui hubungan Raffa sama Almyra?"

"Itu terserah Lyranya. Apapun pilihan Lyra pasti Ibu restui."

"Oke. Bu." kata Raffa. Kemudian, ia melanjutkannya kembali. "Boleh Raffa minta nomer ponselnya Almyra, Bu?"

"Emangnya belum punya?" tanya Ibu heran.

"Belum. Almyra ngga mau ngasih tau nomernya, Bu." kata Raffa berbohong.

Ibu pun memberikan nomer ponsel milik Almyra ke Raffa.

Raffa sangat senang, ternyata idenya untuk menginap di rumah Almyra berjalan mulus. Terlebih lagi, ia bisa dekat dengan Ibu Almyra yang orangnya asyik dan memberikan semua informasi tentang Almyra, bahkan sampai ke nomer ponselnya Almyra.















Hmmm, penasaran gak sama cerita selanjutnyaa???
Yahhh, tolong dong guys kasih jejak kalian:)
Please!!! Vote and Comment.
Thank you..
Selamat membaca.

My Love Almyra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang