Lima Puluh Tiga

3.3K 98 2
                                    

Tak lama mobil Kia menjauh dari rumah Raffa, tiba-tiba mobil sedan berwarna hitam terparkir di depan rumahnya.

Raffa pun menengok ke arahnya dan melihat seorang pria yang keluar dari mobil itu.

"Raffa." panggil pria itu.

Raffa kemudian berlari dan menarik pintu gerbang rumahnya kemudian mengunci pintu gerbang itu.

"Raffa..." panggil pria itu lagi.

Raffa langsung masuk ke dalam rumahnya dan menutup pintu serta menguncinya.

Almyra yang sedang duduk di sofa melihat ke arah Raffa dengan tatapan bingung. Ia pun menghampiri kekasihnya itu.

"Ada apa?" tanya Almyra.

Raffa tak menjawab. Lalu, Almyra melihat dari balik jendela. Ia melihat seorang pria paruh baya yang sepertinya ia pernah melihat pria itu.

Almyra mengingatnya dan benar, itu adalah pria yang berkelahi dengan Raffa malam itu.

"Papaku." ucap Raffa.

"Kenapa ngga dibukain? Kok malah dikunci?" tanya Almyra.

"Biarin." jawab Raffa sambil pergi berlalu dan duduk di sofa.

Almyra pun mengikuti kekasihnya tersebut dan duduk disampingnya.

"Aku benci dia." ujar Raffa sambil mengganti channel tv dengan remote.

"Dia itu papa kamu, Raffa. Siapa tau beliau mau meminta maaf." kata Almyra.

"Minta maaf? Haha." ucap Raffa yang tak percaya dengan omongan Almyra.

"Dia ngga bakal minta maaf." pungkas Raffa.

Almyra hanya diam, ia pun teringat akan Kia. Lalu ia pun bertanya. "Kemana Kia?"

"Dia pindah ke Amerika."

"Pindah?"

"Ya. Tadi dia kesini untuk pamit."

"Oh."

Tiba-tiba, suara diluar rumah Raffa semakin berisik dan membuat Almyra juga Raffa keluar.

"MAMA!!!" teriak Raffa.

Raffa pun berlari ke arah pintu gerbang rumahnya, membuka kunci dan menghampiri ibunya yang sudah tak sadarkan diri. Almyra pun menyusul kekasihnya tersebut.

Raffa melihat seorang pria yang sedang memegang balok kayu di tangannya. Tak salah lagi, balok itu pasti telah melukai ibunya.

"Bunuh aku, Pa!" tantang Raffa.

Pria itu pun kemudian menjatuhkan balok kayu itu dan menjatuhkan tubuhnya di jalanan.

"Maaf." kata pria itu.

Raffa pun menghampiri pria itu dan menarik kerah bajunya, ia langsung memukul rahang pria itu.

"Raffa!" teriak Almyra.

Raffa sudah tak bisa mengendalikan dirinya. Ia terus menghajar Ayahnya. Almyra pun tak bisa memisahkan mereka berdua, sehingga ia berteriak meminta bantuan.

"Tolong!" teriak Almyra.

Ada beberapa tetangga yang keluar dan berusaha memisahkan Raffa dan Ayahnya.

Almyra memanggku kepala Ibunya Raffa. Dan Ibunya pun tersadar.

"Raaff..." panggil Ibunya terbata-bata.

Raffa semakin emosi, ia mengepalkan tangannya dan berusaha maju untuk memukul pria tua yang sudah babak belur akibat ulahnya.

Untung saja banyak tetangga yang menahan Raffa. Sehingga, Raffa tak bisa melampiaskan emosinya itu.

Kemudian Almyra meminta bantuan kepada semua orang, untuk menganggkat Ibunya Raffa dan Raffa kedalam rumah.

Almyra belum masuk ke dalam rumah Raffa, melainkan menghampiri pria yang tak lain adalah Ayah kekasihnya itu.

"Maafkan Raffa ya, Pak." ucap Almyra meminta maaf.

Pria itu pun menatap Almyra dan tersenyum.

"Saya yang salah." ujar pria itu.

Almyra memegang tangan pria itu seperti menenanggkannya. Pria itu bergetar dan meneteskan air mata.

"Saya telah jahat terhadap keluarga saya. Saya telah menghancurkan keluarga saya." kata Ayah Raffa.

Almyra sangat yakin, bahwa Ayah Raffa telah menyesali perbuatannya. Meskipun ia tidak tahu permasalahan apa yang terjadi dalam keluarga Raffa.

"Tolong jaga, Raffa." pinta pria tua itu kepada Almyra.

Pria itu pun berlalu dan pergi mengendarai mobil sedannya. Sebelumnya Almyra telah meminta bantuan kepada tetangga sekitar untuk mengantarkan pria tua itu, tapi bantuan itu ditolak oleh Ayahnya Raffa.

Setelah mobil sedan itu melaju dan pergi menjauh dari rumah Raffa, Almyra pun masuk kedalam rumah dan melihat beberapa tetangga yang berpamitan pulang.

"Terima kasih ya, Pak." kata Almyra kepada beberapa tetangga yang telah menolong.

Almyra pun masuk dan menghampiri Raffa yang diam dan menatap ke depan dengan pandangan kosong.

Almyra memegang tangan kekasihnya

"Kenapa Papa melakukan itu?" ucap Raffa.

Almyra menoleh ke arah kekasihnya itu.

"Kenapa Papaku selalu menyakiti Mama?" ucap Raffa lagi.

Kali ini, Raffa tak bisa menahan air matanya. Ia menangis dan menundukkan kepalanya.

Melihat Raffa, Almyra kemudian memeluknya dan mengelus pundak kekasihnya itu.

Entah berapa lama, Raffa pun terlelap dalam pelukan Almyra. Ia pun menidurkan kekasihnya di sofa dan mengambil selimut. Merapihkan rambut Raffa yang berantakan dan memandangnya.

Tak lama, Almyra mendengar rintihan seorang wanita yang tak lain adalah Ibunya Raffa.

Almyra pun masuk ke kamar Ibunya Raffa dan melihat wanita itu yang jatuh dari kasur.

"Mama.." teriak Almyra.















Hmmmmm
Lanjut ga ya?

My Love Almyra (END)Where stories live. Discover now