Tiga Puluh

4.4K 135 1
                                    

Raffa mengantarkan Almyra pulang kerumahnya. Saat memarkirkan mobilnya dihalaman rumah Almyra, ada Ibu yang sedang menyapu lantai teras rumahnya. Ibu pun menoleh ke arah mobil Raffa.

Kemudian, Raffa keluar dari mobil dan berlari kecil ke pintu mobil seberang untuk membantu Almyra berjalan.

Almyra meraih tongkatnya dan kemudian berjalan pelan-pelan dan dibantu oleh Raffa.

"Lyra." kata Ibu yang kaget melihat kaki Almyra yang di gips dan menaruh sapunya disembarang tempat.

"Kenapa ini, Nak Raffa?" tanya Ibu.

"Cedera." jawab Raffa.

"Ngga apa-apa kok, Bu." ujar Almyra.

Lalu, Raffa membantu Almyra duduk di bangku teras depan rumah Almyra dan kemudian Ibu menghampirinya.

"Lyra, kamu hati-hati dong, Nak." kata Ibu cemas.

"Iya, Bu."

Kemudian, Raffa pun menjelaskan kejadian yang menimpa Almyra sampai kakinya bisa di gips.

"Kalau ngga bisa pakai heels, ngga usah gaya-gayaan." ledek Ibu.

Almyra kemudian cemberut kepada Ibunya. Lalu, Ibunya pun berbisik kepadanya. "Jangan cemberut, nanti Nak Raffa ngga jadi suka sama kamu."

Ibu Almyra pun terus meledek ke anaknya, Almyra juga hanya tertawa mendengar ledekan Ibunya. "Apa sih, Ibu."

Raffa melihat Ibu dan Anak yang sedang bercanda dihadapannya, ia pun tersenyum melihat itu.

Kemudian, Raffa pun pamit pulang kepada Ibu dan juga Almyra.

"Kalau gitu, Raffa pamit pulang ya Bu." ujarnya.

"Loh, kok buru-buru?" tanya Ibu.

"Iya, Bu. Sudah malam." jawab Raffa.

Kemudian Raffa juga memberikan isyarat mata kepada Almyra, yang membuat Almyra terkejut melihatnya.

"Besok aku jemput ya." ucap Raffa.

Belum sempat Almyra menjawab, Raffa sudah berlalu dan masuk ke dalam mobilnya, dan ia pun membunyikan klakson.

Ibu dan Almyra pun melambaikan tangan ke arah mobil Raffa. Lalu, berjalan masuk ke dalam rumah.

"Kamu sudah jadian ya sama Raffa?" ledek Ibu lagi sambil membuka pintu rumahnya.

"Apa sih, Ibu." ucap Almyra malu.

Ibu Almyra pun tertawa melihat anak gadisnya itu yang pipinya memerah. Ibu juga membantu Almyra yang agak susah berjalan dengan bantuan tongkat di lengannya. Lalu, menutup pintu rumahnya.

*

Almyra meraih ponselnya yang berdering di atas kasur, tepat berada di sampingnya. Dilihatnya layar ponsel itu dari Rayhan.

"Hallo, Kak?" sapa Almyra.
"Hallo, Almyra." balasnya.
"Ada apa, Kak?"
"Mmm.. cuma mau nanyain proposal aja. Hehehe."
"Oh. Iya. Almyra mau selesaikan malam ini,Kak."
"Oke. Besok dibawa ya."
"Siap."
"Almyra... kamu lagi ngapain?"
"Lagi mau ngerjain proposal."
"Oh iya. Hahaha." ucap Rayhan dan tertawa. "Ya sudah kalau gitu, maaf menganggu ya."
"Oh, iya Kak."
"Good night, Almyra. Have a nice dream." tutup Rayhan.

Kemudian Almyra menutup ponselnya. Ia tidak tahu dengan perasaannya. Tapi ia suka saat Rayhan mengatakan penutupan tadi ditelpon untuk dirinya.

Ah!

Almyra pun menutup mukanya malu dengan kedua tangannya. Ia tidak tahu harus bagaimana, ia juga sudah lama memendam perasaan terhadap Rayhan. Tapi, Almyra hanyalah seorang cewek yang hanya bisa menunggu.

Almyra pun bangkit dari tempat tidurnya, ia lupa jika kakinya di gips.

"Aw.." kata Almyra sambil merintih.

Ia jadi ingat dengan Raffa. Ia juga mempunyai sedikit perasaan terhadap laki-laki yang telah menabraknya itu. Meski baru sebentar, tapi Almyra punya perasaan lebih terhadap Raffa.

Terlalu cepat.

Memang terlalu cepat. Bahkan, Almyra juga tidak mengetahui kapan perasaan itu muncul. Mengingat Raffa, ia pun membayangkan kejadian di butik saat ia di peluk oleh Raffa.

Ah Raffa!

Almyra berteriak dalam hatinya, tersipu malu dan tersenyum mengingat hal itu.



















Hallo semuanyaa
Bagaimana dengan ceritanya?
Tolong tinggalkan komentar dan vote ya;)
Semoga kalian suka
Terima kasih
Selamat membaca yaa

My Love Almyra (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora