Enam Puluh Delapan

3.2K 83 2
                                    

Keesokannya, Raffa telah mendapati diri dikamar miliknya. Ia membuka mata dan melihat seorang gadis yang ada dihadapannya saat ini. Gadis itu tak lain adalah Kia.

"Aku khawatir, kamu pingsan semalaman." kata Kia sambil memegang punggung tangan Raffa.

Raffa tersenyum ke gadis itu. Lalu, ia berusaha bangun dari tidurnya, dibantu oleh Kia, gadis itu pun memberikan segelas air mineral dan langsung di teguk oleh Raffa.

"Kia.." kata Raffa.

"Ya?"

"Menikahlah denganku." ajaknya.

Mendengar ajakan Raffa itu, membuat Kia membelalakan matanya. Ia sangat kaget akan perkataan laki-laki yang ada di hadapannya sekarang.

Belum pernah ia mendengar kata-kata itu dari mulut Raffa, sekalipun semasa ia berpacaran dulu.

Entah apa yang merasuki Raffa saat ini, yang terpenting ia harus menikahi Kia dan tak mau berurusan lagi dengan gadis bernama Almyra.

Ia tak mau menyakiti Almyra.

Maka dari itu, ia harus pergi dari kehidupan gadis itu.

"Kamu serius?" tanya Kia yang sedikit bingung.

Sebenarnya, Raffa ragu untuk itu. Tapi, perasaannya saat ini adalah memilih Kia untuk hidupnya dimasa depan.

Raffa mengangguk.

Kia pun memeluk Raffa dan tersenyum senang. Ia pun berbisik ke laki-laki itu.

"Tentu saja, aku siap menjadi pendamping hidupmu."

Raffa pun tersenyum karena Kia menerima ajakannya untuk menikah.

"Kalau gitu, kita harus tentukan tanggal, lalu kita urus semuanya." ucap Kia dan kemudian berlalu dari kamar Raffa.

Melihat Kia yang senang seperti itu membuat dirinya juga senang. Tapi, ada sedikit yang mengganjal.

Ia tak tahu itu apa.

Mungkin soal Almyra?

Raffa menggelengkan kepalanya dan membuang jauh-jauh pikiran itu. Ia tak mau membuat kesalahan atau apapun.

Sekarang, ia harus fokus mengurus pernikahannya bersama Kia, dan membuang jauh-jauh pikiran tentang Almyra.

Gadis yang jelas-jelas Raffa tak tau siapa dia, bahkan Raffa tak mengenalnya dan tak mencintainya.

Tunggu.

Mencintainya?

Raffa berpikir sejenak. Apa benar?

Kia pun masuk ke dalam kamar Raffa dan membawakan sarapan.

"Sarapan dulu ya, Sayang." manjanya.

***

"Almyra." panggil Kesha.

Almyra menoleh. Melihat Kesha yang sedang berlari ke arahnya.

"Gila, panas banget ya hari ini." kata Kesha sambil mengipas-kipaskan wajahnya dengan menggunakan jari-jarinya.

"Lo mau balik sama gue ngga?" ajak Kesha.

Almyra menggeleng. "Engga usah, gue bawa motor Kesh." tolak Almyra.

"Beneran nih?" ajak Almyra lagi.

Almyra kembali mengangguk.

"Ya sudah, gue duluan ya." kata Kesha sambil pergi meninggalkan sahabatnya itu.

Almyra pun pergi ke tempat parkir motornya. Saat Almyra memakai helm, ada seorang tangan yang memegang lengan Almyra.

"Almyra." katanya.

Almyra melihat ke arah tangan itu, kemudian beralih ke arah wajah orang yang telah memegangnya itu.

"Ka Rayhan."

Almyra melepaskan genggaman tangan Rayhan terhadap dirinya.

"Almyra, jangan takut. Aku ngga mau ngapa-ngapain." kata Rayhan.

"Lepas ka." pinta Almyra.

Rayhan pun melepaskan. "Ok. Maaf Almyra."

"Mau apa?" tanya Almyra.

"Aku..."

"Mau apa?" tanya Almyra lagi.

"Aku cuma mau kasih ini." jawab Rayhan dengan santai sambil memberikan sebuah proposal organisasi dari dalam tasnya.

Almyra mengambil proposal itu kemudian langsung naik ke motornya dengan cepat dan pergi meninggalkan Rayhan.

Melihat Almyra pergi dan berlalu membuat Rayhan tersenyum licik.

"Gue harus dapetin lo, Almyra. Tunggu aja."






















Part ini sedikit wkwkwkwk
Gak apa-apa lah ya
Bagaimana ceritanya?
Lanjut ga ya?
Cussss
H

appy reading

My Love Almyra (END)Where stories live. Discover now