Dua Puluh Lima

4.3K 121 2
                                    

"RAFFA!!!" teriak Kia sambil berlari mencegah Raffa pergi.

Raffa tak mendengarkan teriakan Kia. Ia masih mengandeng tangan Almyra dan mempercepat gerakan kakinya. Membuat Almyra sedikit kesusahan untuk menyusul langkah Raffa, terlebih lagi kaki Almyra yang masih sakit akibat kecelakaan lalu.

Kia pun berhasil menghampiri Raffa dan Almyra sebelum pintu keluar. Ia pun tiba-tiba langsung menampar pipi Almyra.

Kencang dan sakit.

Itu yang dirasakan Almyra.

Melihat itu, Raffa langsung menjauhkan Almyra dengan Kia. Ia memunggungi Almyra dan menatap kesal Kia.

"Apa yang barusan kamu lakukan?" tanya Raffa.

Kia dengan kesal berkata. "Aku benci dia."

Almyra masih memegang pipinya yang memerah akibat tamparan Kia.

"Kamu keterlaluan Kia." ucap Raffa dengan lantang.

Kia membelalakan matanya seraya tak percaya akan omongan Raffa yang menganggap dirinya keterlaluan akan hal itu.

"Apanya yang keterlaluan?" ucap Kia kesal.

"Dia emang pantas mendapatkan itu." ucapnya lagi.

Raffa menganggkat tangannya seraya ingin memukul Kia. Tapi ia hentikan dengan cepat.

"Untungnya kamu cewek Kia. Kalau tidak....." Raffa tak meneruskan omongannya. Raffa pun sudah yakin bahwa omongan selanjutnya dapat di mengerti oleh Kia.

Kia hanya diam melihat aksi Raffa yang marah kepadanya.

"Aku sayang sama kamu, Kia." ucap Raffa yang belum selesai. "Dulu." lanjutnya.

"Kalau sekarang...." masih dengan omongan yang terputus-putus.

"Aku sangat membencimu." pungkasnya.

Mendengar itu, Kia benar-benar bergetar. Air matanya langsung keluar entah kapan. Ia pun meraih lengan Raffa seraya memohon maaf kepada Raffa.

"Raffa... Maafkan aku." ucapnya.

Raffa tak menggubris ucapan Kia. Ia memandang Kia kasihan, tapi di sisi lain, ia juga membenci Kia. Terlebih lagi, Kia telah menampar Almyra yang sebenarnya tidak salah apa-apa.

"Raffa.... Maafkan aku." ulangnya lagi.

Masih sama, Raffa hanya diam. Ia ingin mendengarkan kata-kata selanjutnya dari mulut Kia. Seperti meminta maaf kepada Almyra mungkin? Tapi salah. Kia malah berkata yang semestinya tidak harus ia lontarkan kepada Almyra.

"DASAR PELAKOR, PELACUR, CEWEK GAMPANGAN!!!" teriak Kia keras.

Semua orang yang berada diruangan itu pun menoleh ke arah mereka bertiga.

Mendengar itu, Almyra tak bisa diam kali ini. Ia menggeser bahu Raffa dan sekarang ia berdiri tepat dihadapan Kia.

Ia mengangkat tangannya seraya ingin menampar balik Kia.

Tapi, Hal itu kemudian tidak terjadi. Almyra mengurungkan untuk tidak menampar Kia. Kali ini, Kia diam melihat aksi Almyra.

Almyra pun mengeluarkan kata-kata yang sudah ia bendung di dalam hatinya saat Kia menyebutkan kata-kata tak pantas tadi untuk dirinya.

"Maaf, Mbaknya." ucap Almyra. "Saya bukan pelakor, pelacur, bahkan cewek gampangan." lanjut Almyra dengan nada yang sedikit tinggi.

"Asal, Mbaknya tahu saja. Meski pun saya dianggap seperti itu." katanya lagi sambil maju beberapa langkah untuk membuat Kia memundurkan langkah kakinya ke belakang.

Raffa melongo melihat aksi Almyra.

"Siapapun!" seru Almyra dengan semakin maju melangkahkan kakinya, dan membuat Kia semakin mundur ke belakang, sampai menyentuh punggung pintu.

"Orang yang berani menjelek-jelekan saya. Terserah!." lanjutnya dengan semakin meninggikan nadanya.

"Menampar saya, juga terserah!" lanjutnya lagi.

"Tapi! Saya bukan orang yang akan membalas orang itu dengan menjelek-jelekannya juga bahkan menamparnya balik." ucap Almyra lagi yang semakin berani.

"Karena tamparan, yang dibalas dengan tamparan lagi...." ucapnya terputus.

"Itu bukan saya orangnya!" pungkas Almyra dengan tegas sambil pergi meninggalkan Kia, ia membuka pintu yang tepatnya berada di sebelah Kia yang berdiri memunggunginya, Kia hanya diam seribu bahasa melihat aksi Almyra yang seperti itu. Seperti tak percaya, tapi itu terjadi pada dirinya.

Jantungnya berdegup tak karuan. Campur aduk. Nafasnya pun tak beraturan.

Di dalam hatinya ia sangat kesal atas perlakuan Almyra kepada dirinya. Tapi, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Apalagi, semua orang sedang melihat ke arahnya. Bahkan ia juga yakin, semua orang juga sudah mendengar semua perkataan Almyra terhadap dirinya dan membuat harga dirinya kali ini jatuh entah dimana.

Ia juga melihat ke arah Raffa yang masih melongo dan memasang ekspresi tak percaya akan aksi yang dibuat oleh Almyra terhadap Kia. Tapi, Raffa rasa itu pantas untuk Kia dapatkan.

Tak lama, Raffa pun menyusul kepergian Almyra dan meninggalkan pesta ulang tahun Kia yang hancur berantakan.


















Hai semuanya...
Almyra gimana menurut kalian?
Yuk, lanjut terus ceritanya
Selamat membaca, semoga kalian suka yaaa:)
Saya akan berusaha untuk selalu update...
Please!!! Tolong Vote and Comment juga yaa... Tinggalkan jejak kalian;)
Thank you..


My Love Almyra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang