Tujuh Puluh Satu

3.3K 94 0
                                    

"Pak, ke perumahan anggrek no. 37 ya." pinta Almyra kepada supir taxi.

Supir taxi itu pun mengangguk mengiyakan. "Baik, Mbak."

Almyra menghela nafasnya, ia tak sabar ingin bertemu dengan Raffa, mimpinya tadi sangat membuat dirinya rindu terhadap Raffa.

Kapan Raffa mengingat dirinya?

Entahlah.

Pertanyaan itu selalu muncul dipikiran Almyra. Tapi sekali lagi, ia harus bersabar. Sabar untuk Raffa.

Selama di perjalanan, Almyra memegang kalung pemberian Raffa, kalung yang menjadi bukti mereka.

Ia pun tersenyum.

Tak lama, ada beberapa mobil yang menghadang taxi Almyra, taxi itu pun berhenti.

Almyra kaget, di lihatnya banyak beberapa orang yang berbadan kekar keluar dari mobil itu.

"Keluar." pinta salah satu laki-laki berbadan besar terhadap sopir taxi.

Sopir taxi yang tak bisa apa-apa hanya menuruti kemauan laki-laki berbadan besar itu.

Di bukanya pintu Almyra, dan ia pun di tarik keluar oleh seseorang yang ia kenal.

Laki-laki itu pun menarik keras lengan Almyra, sampai Almyra merintih kesakitan.

"Lepas." pinta Almyra.

Tapi sayangnya, tenaga Almyra jauh kalah.

"Lepas." pinta Almyra lagi.

Laki-laki itu pun menghiraukannya.

"Tolong!!" teriak Almyra.

"Tolong! Tolong!" Almyra terus berteriak.

Sampai akhirnya, ada seorang laki-laki yang menyekap dirinya dengan sebuah sapu tangan berisi alkohol. Hingga Almyra pun tak sadar di buatnya.

Laki-laki yang menarik tangan Almyra tadi pun menompang tubuh gadis itu, kemudian ia membopongnya masuk ke dalam mobil dan pergi. Kemudian segerombolan orang-orang berbadan kekar itu pun mengikuti mobil yang membawa Almyra dan meninggalkan taxi dan supirnya itu.

Di perjalanan, Raffa dan Glen melihat seorang pria tua yang bergetar tubuhnya dan berdiri di sebuah mobil bertuliskan "taxi."

Mereka pun meminggirkan mobilnya, dan membantu pria itu.

"Bapak kenapa?" tanya Glen.

"Tadi... ada orang badannya... besar dan kekar." kata bapak itu dengan suara bergetar.

"Saya.. takut." lanjutnya.

Glen dan Raffa bingung dengan pembicaraan pria tua itu.

"Takut? Emangnya ada apa pak?" tanya Glen lagi.

"Ada seorang gadis.. ia di culik dari taxi saya." jawabnya.

Tiba-tiba, kaki Raffa menginjak sesuatu. Ia melihat ke arah kakinya itu dan menemukan sebuah kalung berbentuk matahari berwarna biru. Raffa mengambilnya, dan seketika kepala Raffa pun sakit. Ia memegang kepalanya dan hampir jatuh.

Glen melihat sahabatnya itu pun beralih ke Raffa.

"Lo kenapa, Bro?" tanyanya.

"Kalung ini." kata Raffa sambil memejamkan matanya untuk mengingat.

Mengingat sebuah kalung yang ia pegang saat ini. Kalung ini sangat tak asing baginya.

Glen yang sepertinya mengerti, ia pun langsung menebak kalau kalung itu milik Almyra, kekasih Raffa.

"Itu punya Almyra?" tanya Glen ke Raffa.

Raffa pun menggeleng."Gue engga tau, tapi... kalung ini ngga asing buat gue."

Glen semakin yakin, kalau kalung itu milik Almyra. Glen pun menghampiri supir taxi dan bertanya ciri-ciri gadis yang telah di culik itu.

Ternyata benar, itu adalah Almyra, ciri-ciri yang diberikan supir taxi sama persis dengan ciri-ciri yang diberikan oleh Ibunda Almyra tadi sebelum mereka pamit pulang.

Glen langsung menghampiri Raffa lagi dan berteriak.

"Almyra di culik, Raf!"

Mendengar Glen berteriak seperti itu, membuat Raffa membelalakan matanya dan tak percaya, ia pun langsung pergi masuk ke dalam mobil.

Glen pun bertanya sekali lagi kepada supir taxi itu.

"Ke arah mana mereka perginya, Pak?"

Bapak itu pun menunjuk.

"Sepertinya, mereka belum jauh." kata bapak itu.

Glen pun berlari pergi ke mobilnya sambil berteriak. "Terima kasih, Pak."

Bapak itu pun berteriak juga, "Hati-hati, Nak."

Entah didengar atau tidak, yang jelas Glen telah menginjak pedal gas dengan sangat kencang. Kecepatan yang ia pergunakan saat ini sampai melebihi maksimumnya.

Ia tak peduli, yang penting, kekasih sahabatnya itu harus di tolong.

"Cepet dong, Glen." pinta Raffa.

"Iya, ini juga cepet."

Mereka tak melihat satu pun mobil, karena dijalanan saat ini sepi. Hanya ada beberapa motor saja yang lewat.

"Coba, cek lokasi Almyra."

Raffa mengeluarkan ponselnya kemudian mengecek lokasi Almyra dari ponselnya.

"Dapet ngga?" tanya Glen yang sambil mengemudi.

"Ah! Sinyalnya anjing!" kata Raffa kesal.

Glen tetap mengemudi dengan melaju sangat kencang. Sampai pada akhirnya, Glen menginjakkan rem mobilnya dengan mendadak, hingga membuat Raffa kaget dan menahan tubuhnya dengan kedua tangan yang berada di atas dashboard.

"Ada apa sih, Glen." kata Raffa yang kesal.

"Itu." unjuk Raffa.

Mereka melihat segerombolan orang yang sedang masuk ke dalam sebuah hotel besar.

Raffa melihat seorang laki-laki yang sangat tak asing wajahnya. Ia sangat mengenal laki-laki itu.

Raffa sejenak memejamkan matanya, dan kemudian mengingat.

Benar.

Ia pernah bertemu dengan laki-laki itu.
Tapi, siapa dia?

Raffa memejamkan terus matanya dan berusaha mengingat.

Glen pun menepuk bahu sahabatnya itu.

"Rayhan."




















Hmmmmm
Bagaimana ceritanya?
Lanjut ga?
Vote dan komen ya
Happy Reading

My Love Almyra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang